Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Wang Jing Hong 王景弘 Dalam Sejarah Kota Semarang

Bagi masyarakat Semarang nama Sampokong tidaklah asing, klenteng Sampokong berada di Simongan Semarang yang dikenal dengan gedong batu. Di klenteng Sampokong ada makam seorang tokoh tionghoa muslim yang menyebarkan agama islam diwilayah semarang dan sekitarnya sebelum era walisongo, siapakah beliau??? Beliau adalah Jendral Wang Jing Hong wakil kepala(wakil laksamana Cheng Ho) armada barat dinasti ming raya dengan pangkat Laksamana Muda dan beliau juga menjadi pemimpim utama armada barat dimasti ming setelah Cheng Ho. Masyarakat jawa dan tionghoa khususnya masyarakat semarang sangat menghormati Wang Jing Hong sebagai leluhur yang dikenal dengan nama Kyai Juru Mudi Dangpu Awang. Nama beliau diabadikan menjadi nama tempat dikota Semarang dengan nama Simongan, berikut akan dijelaskan secara singkat dan komprehensif.. SIMONGAN - SEMARANG 王景弘 Wang Jing Hong merupakan pemuda yang berasal dari desa 赤水 Chi Shui, Kecamatan 新橋 Xin Qiao, Kota Madya 漳平 Zhang Ping, Propinsi 福建 Fu Jian (Hok Kien). Ke

Hongitochten Implementasi Dari Perjanjian Rahasia Hongi Dalam Tinjauan Kritis

Saat Nusantara di jajah oleh VOC Belanda,  tiongkok juga dijajah oleh bangsa Mancuria yang datang dari utara dimana wilayah tiongkok(bekas dinasti Ming) dibagi-bagi pada sekutu-sekutunya (negara barat) yang menyokongnya. Yang jadi pertanyaan adalah apakah bangsa mancuria ada hubungannya dengan VOC Belanda??? Meski tidak ada bukti manuskrip yang sahih politik VOC Belanda mendukung bangsa Mancuria dalam menghancurkan dinasti Ming cukup logis, seperti yang tercatat dalam sejarah bahwa VOC Belanda kalah dalam berbagai pertempuran dengan dinasti Ming tiongkok, Belanda sangat menyadari bahwa dinasti Ming mempunyai pengaruh yang sangat besar di nusantara yang banyak mengontrol jalur laut perdagangan dan koordinator di nusantara, selain itu perlawanan kerajaan-kerajaan di nusantara juga secara tidak langsung perintah dinasti Ming untuk mengusir bangsa penjajah dari nusantara, seperti perang di batavia antara kesultanan mataram dan voc belanda pada tahun 1628-1629 M. Dinasti Ming adalah penghal

Wayang Kulit Dalam Tinjauan Kesejarahan

Dalam kebudayaan jawa, ada sebuah pertunjukan seni yang sering dimainkan dijawa yaitu wayang kulit, menurut cerita tutur dijawa disebutkan bahwa wayang kulit diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga sebagai media dakwah, tetapi apakah wayang kulit sebelum era sunan kalijaga sudah ada?,secara bukti manuskrip sulit untuk dibuktikan eksistensi wayang kulit sebelum era sunan kalijaga. Sebenarnya wayang kulit sudah ada dimasa tiongkok kuno sebelum dinasti Tang, dan pada masa dinasti Tang dan Song kesenian wayang kulit sangat populer dan digemari masyarakat tiongkok. Leluhur nusantara(bagian masyarakat riongkok) khususnya jawa berasal dari tiongkok dan membawa kebudayaan wayang kulit ke jawa yang aransemen dan redakturnya sesuai kebudayaan leluhur jawa(bangsa yue/austronesia) Kapan kesenian wayang kulit dibawa ke jawa?, Jawaban yang pasti adalah saat leluhur jawa yang berasal dari tiongkok pindah ke jawa pada masa dinasti Tang sesuai catatan Ma Huan yang menyebut leluhur jawa dengan kata Tang-Ren.

Tunggul Wulung Dalam Lintasan Sejarah Jawa

Dalam perspektif kesejarahan spiritual dijawa, kata Tunggul Wulung sering digunakan yang mempunyai makna spiritual, tetapi banyak yang pelaku sejarah tidak mahami arti yang sebenarnya dari kata "Tunggul-Wulung" yang dilambangkan dengan Kura-kura dan Naga berwarna hitam legam, untuk mengetahui makna dari kata Tunggul-Wulung seharusnya dicari awal mula penggunaan nama tersebut yaitu di klenteng Welahan - Jepara, dimana nama Kyai Tunggul-Wulung disematkan pada sebuah arca yang berbentuk Kura-kura dan Naga Hitam, lalu bagaimana kaitan antara nam Tunggul-Wulung dengan arca tersebut?, berikut akan dijelaskan secara singkat dan komprehensif... 䶱古老 烏龍 TUNGGUL WULUNG XUAN WU Xuanwu (玄武 "Shuanwoo") atau Xuandi (玄帝 "Kaisar Misterius (Gaib)"), juga dikenal sebagai Zhenwu (真武) atau Zhenwudadi (真 武大帝 "Kaisar Zhenwu"), adalah dewa dalam tradisi kepercayaan Tiongkok , merupakan salah satu dari dewa peringkat tinggi dalam Taoisme. Dia dihormati sebagai dewa yang

Perang antara VOC Belanda dengan Kaisar MING

Dalam catatan sejarah, kolonial Belanda menjajah Nusantara/Indonesia sekitar 350 tahun, jauh sebelum kolonial-kolonial barat (inggris, prancis,belanda, spanyol, portugis dll) datang ke nusantara, jalur perdagangan di kontrol oleh dinasti-dinasti di tiongkok. Saat negara-negara barat datang ke tiongkok untuk berdagang ternyata negara-negara barat mempunyai niat yang busuk yaitu ingin menguasai kerajaan-kerajaan di jalur perdagangan termasuk nusantara/indonesia, saat negara-negara barat memulai aksinya untuk menguasai dan menjajah kerajaan-kerajaan/negri-negri di jalur perdagangan termasuk nusantara, kaisar tiongkok mengambil sikap untuk mengusir dan memerangi orang-orang barat (inggris, prancis, belanda, spanyol, protugis dll) yang dianggap telah lancang dan tidak bermoral, salah satunya adalah Belanda yang suka menindas wilayah yang dikuasainya bahkan tidak segan-segan membunuh masyarakat yang dijajahnya, karen itulah dinasti Ming (tiongkok) mengambil sikap untuk mengusir penjajah bela

Sembahyang dan Sesaji Leluhur Nusantara dalam Perspektif Flologi dan Kesejarahan

Dalam pendidikan dan diskusi sejarah, sering sekali kepercayaan(agama) leluhur nusantara pra-sejarah dilabeli dengan nama Animisme dan Dinamisme, teori dan pandangan tersebut berasal dari ahli-ahli kolonial barat yg secara sengaja atau tidak sengaja merupakan bentuk merendahkan nenek moyang(leluhur) nusantara, dan paling parahnya lagi pendidikan sejarah di Indonesia mengadopsi pemahaman kolonial tersebut. Animisme dan Dinamisme (tidak bertuhan dan menyembah benda2) yg dilabelkan pada keyakinan/kepercayaan leluhur nusantara jelas sebuah bentuk propoganda ahli-ahli barat untuk membentuk image/citra bahwa leluhur nusantara"Tidak Berbudaya" atau "Tidak Memiliki Budaya" atau istilah kerennya "Terbelakang bin Bodoh". Perlu diketahui bahwa narasi/teori para ahli kolonial barat itu sangat tendesius, dan menganggap leluhur mereka(eropa) lebih tinggi dan lebih maju peradabannya dibandingkan leluhur bangsa timur (asia)  termasuk indonesia. Atas pendapat bahwa keperca

Dayak Dalam Sebuah Telisik Histori dan Filologi

Suku Dayak merupakan suku asli di pulau kalimantan dan banyak menghuni/menempati dipedalaman kalimantan. Seperti halnya wong kito galo dan wong jowo, nenek moyang(leluhur) suku dayak juga berasal dari tiongkok sesuai dengan kisah-kisah masyarakat dayak yang banyak menceritakan asal usul leluhurnya, hal ini tentu harus di crosscek silang dengan bukti atau catatan tiongkok tentang asal usul suku dayak tersebut agar kisah/cerita leluhur dayak tersebut tidak sekedar mitos atau legenda belaka. Secara ekaplisit, budaya suku dayak sangat mirip dengan suku yue/yi kuno di tiongkok, dimasa kunonya suku yue/yi menempati wilayah diselatan dan timur sungai yangtse. Berdasarkan bukti DNA genetika suku dayak mempunyai kode genetik yang sama dengan suku yue/yi yang merupakan bagian dari masyarakat tiongkok sehingga dapat dipastikan bahwa suku dayak merupakan keturunan suku yue/yi kuno ditiongkok sehingga kisah/cerita asal usul leluhur dayak berasal dari tiongkok terbukti kebenarannya, terus bagaimana

BATIN 寶田 Dalam Spiritualitas Leluhur Kuno Jawa

Dalam bahasa indonesia khususnya bahasa jawa, sering kita mendengar kata "Batin" yang diasosiasikan/diartikan(disamakan) sebagai ati/hati, tetapi sebenarnya makna kata batin dan hati/ati itu berbeda, makna kata batin itu jauh lebih dalam yang berkaitan dengan spiritualitas tentang diri sejati manusia, yang sering dikenal dengan ajaran "Ka-Batin-An", kata batin berasal dari pemahaman tiongkok kuno yang dibawa oleh leluhur nusantara dari tanah leluhurnya(tiongkok) ke nusantara(migrasi), untuk lebih jelasnya akan dijelaskan secara filologi dan historisnya sebagai berikut ini: 寶田 BAO-TIAN ATAU BA-TIN Kata Ba-Tin dari kata Bao dan Tian yang maknanya adalah : 寶 Bao artinya BARANG YANG BERHARGA, HARTA YANG BERHARGA, HARTA BERHARGA YANG TIDAK TERLIHAT, HARTA YANG TERPENDAM, BENDA YANG BERHARGA. 寶 Bao (Pao) dalam dialek lain : Kanton : Bou, Pou Hakka (Khek) : Po, Bo, Bau, Pau Min Dong (Fu Zhou) : Bo, Po Min Nan (Hokkien) : Po Teochew : Bo, Po Wu (Shanghai) :Pau, Po Vietnam :

Candi Cetho Pusat Pendidikan Tao di Jawa

Tidak seperti candi-candi lain di jawa yang dihiasi ornamen unsur Hindu dan Budha, candi cetho dan candi suku sangat berbeda dan tidak mengandung unsur hindu maupun Budha. Banyak sejarahwan indonesia mengidentifikasi kedua candi tersebut sebagai candi hindu meskipun tidak ada ornamen unsur hindu(dewa-dewa hindu), sayangnya identifikasi dan terkaan para sejarahwan itu salah dan kurang proporsional atau tepatnya lebih memaksakan pendapat atau pandangan karena ketidak tahuan tentang kepercayaan kuno leluhur nusantara tersebut, karena itulah menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai generasi penerus untuk meluruskan pandangan dan pendapat yang salah tersebut agar sejarah leluhur tidak menjadi kabur ataupun dikaburkan. Bagi seseorang yang mendapami falsafah Tao dan sejarahnya tentulah bisa melihat kalau candi cetho dan candi sukuh itu adalah candi-candi tao, secara arsitektur dan unsur-unsur reliefnya jelas sekali terlihat unsur ajaran tao jadi tidak mengherankan bahwa kedua candi itu ada

Devide Et Empera Upaya Belanda Dalam Memecah Belah Bangsa

Dalam sejarah indonesia khususnya dijawa ada istilah "wong jowo lan wong cino" dimana istilah ini baru muncul selama penjajahan belanda. Dimasa lampau(sebelum penjajahan belanda) penduduk/masyarakat/suku jawa selalu menyatakan/mengatakan sebagai masyarakat keturunan tiongkok dan bangga karenanya, hal tersebut dapat dilihat dalam catatan-catatan awal para penulis portugis berdasarkan pernyataan masyarakat jawa itu sendiri, selain itu catatan Ma Huan dalam Ying Yai Sheng Lang juga menjelaskan secara jelas bahwa leluhur penduduk jawa itu leluhurnya berasal dari tiongkok dimasa dinasti Tang dengan menulisnya dengan Tang-Ren(orang tiongkok dimasa dinasti Tang). Hal tersebut tentulah bukan isapan jempol semata, fakta yang bisa dibuktikan adalah nasab silsilah keluarga Gus Dur, dimana leluhurnya (kakek buyut) berasal dari tiongkok asli yang diakui secara resmi oleh pemerintah tiongkok setelah melakukan serangkaian riset dan pengecekan catatan kuno di tiongkok, jadi secara fakta sils

Fosil Manusia Austronesia tertua di Jawa Berusia 2.650 Tahun(500 SM)

Dalam diskusi sejarah, bukti otentik tentang  penyebaran suatu kelompok manusia adalah fosil dari manusia kelompok tersebut yang kemudian diperkuat dengan bukti perkakas/peralatannya secara arkeologis. Seperti yang diketahui, bahwa masyarakat Indonesia khususnya jawa sekarang ini adalah keturunan dari ras/kelompok Austronesia berdasarkan bukti genetika dan bahasanya, tetapi yang jadi pertanyaan adalah kapan leluhur nusantara (bangsa austronesia) masuk ke pulau jawa pertama kali?, dan dimana tempat pendaratannya?, Untuk menjawab teka-teki tersebut kita simak penjelasan berikut... Kerangka manusia pra-sejarah yang ditemukan di Rembang, Jawa Tengah, ternyata berusia 2.650 tahun (kurang lebih 500 SM). Manusia pra-sejarah itu berasal dari ras Austronesia. Kesimpulan itu merupakan hasil penelitian karbon tim Balai Arkeologi Yogyakarta bersama Laboratorium Direktorat Geologi Bandung. “Dari sampel yang kami kirim, Direktorat Geologi Bandung memastikan usia situs itu mencapai 2.650 tahun,” kata

Asal Usul Melayu Menurut Pandangan Ahli Senior Tiongkok

Dalam pelajaran sejarah di Indonesia, sering dibahas teori asal muasal bangsa melayu/nusantara, ada yang berpendapat dari yunan, ada yang berpendapat dari taiwan dan ada pendapat selain keduanya, tetapi baik teori yunan maupun taiwan pada prinsipnya sama yaitu dari tiongkok juga, terus bagaimana pandangan dari ahli senior tiongkok yang menjadi pegangan para sejarahwan tiongkok dalam memandang asal usul leluhur bangsa melayu/nusantara?, Para ahli senior tiongkok sepakat bangsa melayu adalah bagian dari masyarakat tiongkok dari suku baiyue/yue yang merupakan penduduk asli tiongkok kuno, berikut penjelasan singkatnya... Dalam bukunya yang berjudul :"zhongguo he malaixiya jiaoliu shi"(sejarah hubungan tiongkok dan malaysia) , profesor sastra Zhou Weiming dari Hainan university, mengemukakan menurut parah ahli barat maupun timur bahwa ada teory yakni:  1. orang melayu berasal dari Yunnan . (pakar mengemukannya teory ini adalah DR. R.V. heine gelden ( jerman), A meisier ( prancis),

西域 XIYU, WILAYAH BARAT DIBAWAH KONTROL KEKAISARAN TIONGKOK

Dalam banyak diskusi sejarah, sering kali diuangkapkan bahwa wilayah dinasty kuno tiongkok hanya sebatas xinjiang saja, sayangnya hal tersebut tidaklah benar, wilayah dinasti tiongkok sampai jauh ke wilayah iran sekarang ini, termasuk india yang juga masuk wilayah tiongkok pada masa kunonya, berikut akan dijelaskan secara singkat dan komprehensif: 西域 XIYU, WILAYAH BARAT DIBAWAH KONTROL KEKAISARAN TIONGKOK Wilayah Barat (XIYU 西域) secara kasar berhubungan dengan wilayah Daerah Otonomi Xinjiang sekarang ini. Nama itu muncul ketika Kekaisaran Han 漢 (206 SM-220 M) membawahi negara-negara kota di sepanjang Jalan Sutra . Nama itu masih digunakan selama periode awal Qing 清 (1644-1911 M) meskipun dalam arti sempit itu hanya merujuk ke wilayah itu selama periode Han. Selama periode Kekaisaran Tang 唐 (618-907 M) Wilayah Barat disebut sebagai "MENGAMANKAN BARAT" (ANXI 安西), yang sekarang ini disebut menjadi "PERBATASAN BARU" (XIN JIANG 新疆) wilayah itu ditaklukkan oleh pasukan te

Austronesia Dalam Pemahaman Sejarah Yang Sebenarnya

Dalam kajian ilmu linguistik, masyarakat nusantara atau asia tenggara di golongkan sebagai bahasa "Austronesia", yang kemudian bangsa penuturnya juga disebut bangsa Austronesia. Dalam diskusi sejarah di Indonesia sering dikatakan bahwa bangsa austronesia itu berbeda atau bukan bagian dari bangsa tiongkok, pemahaman tersebut tentu perlu dipertanyakan kebenarannya. Dalam catatan sejarahnya bangsa austronesia merupakan bagian dari bangsa tiongkok itu sendiri, banyak catatan/manuskrip kuno tiongkok menyebut bangsa austronesia dengan bangsa Yue yang merupakan bagian penduduk asli tiongkok. Banyak para ahli yang menyebutkan dan berargumen secara tendensius bahwa Indonesia merupakan Ras Austronesia yang berbeda dari bangsa Tiongkok, pernyataan ini merupakan salah besar bagi teori/pendapat tersebut. Kata Austronesia penyebutannya timbul pertama kali oleh Wilhelm Schmidt kelahiran Horde, Jerman yang hidup pada tahun 1868 - 10 Februari 1954. Wilhelm Schmidt seorang missioner Katolik da