Langsung ke konten utama

Dayak Dalam Sebuah Telisik Histori dan Filologi


Suku Dayak merupakan suku asli di pulau kalimantan dan banyak menghuni/menempati dipedalaman kalimantan.

Seperti halnya wong kito galo dan wong jowo, nenek moyang(leluhur) suku dayak juga berasal dari tiongkok sesuai dengan kisah-kisah masyarakat dayak yang banyak menceritakan asal usul leluhurnya, hal ini tentu harus di crosscek silang dengan bukti atau catatan tiongkok tentang asal usul suku dayak tersebut agar kisah/cerita leluhur dayak tersebut tidak sekedar mitos atau legenda belaka.


Secara ekaplisit, budaya suku dayak sangat mirip dengan suku yue/yi kuno di tiongkok, dimasa kunonya suku yue/yi menempati wilayah diselatan dan timur sungai yangtse.

Berdasarkan bukti DNA genetika suku dayak mempunyai kode genetik yang sama dengan suku yue/yi yang merupakan bagian dari masyarakat tiongkok sehingga dapat dipastikan bahwa suku dayak merupakan keturunan suku yue/yi kuno ditiongkok sehingga kisah/cerita asal usul leluhur dayak berasal dari tiongkok terbukti kebenarannya, terus bagaimana keturunan suku yue/yi di kalimantan disebut suku dayak atau menjadi suku dayak???, Berikut akan dijelaskan secara filologi dan bahasa awal mula penamaan "Dayak" pada keturunan suku yue/yi di pulau kalimantan tersebut...


DAI-IAK atau DAI-AK


Kata DAI dari kata 夷 YI (pinyin ; YI, baca ; I) artinya SUKU / ORANG YI(I)/YUE YANG ASAL (AWAL) DI TIMUR TIONGKOK

Kanton dialek ; JI, YIH

Hakka dialek ; I, JI

Min Dong (Fu-Zhou) dialek ; I

Min Nan (Hokkien) dialek ; THAI/TAI/DAI, I, ZI/SI

Teochew dialek ; I

Wu (Shanghainese) ; HI, JI


Sedangkan kata IAK atau AK dari kata 㧖 E (pinyin ; E, baca ; O) artinya MEMEGANG, MEMPERTAHANKAN

Kanton dialek ; AK, AAK

Hakka dialek ; AK

Min Dong (Fu-Zhou) dialek ; AI

Min Nan (Hokkien) dialek ; IAK, EK, IK

Teochew dialek ; EH

Wu (Shanghainese) ; NGE, A


Jadi kata 夷 㧖 DAI-IAK atau DAI-AK artinya MEMPERTAHANKAN TRADISI SUKU YI (I) ATAU DAI/TAI YANG AWAL DI TIMUR TIONGKOK.

Kata DAI-IAK atau DAI-AK merupakan dialek Hokkien.

Oleh.
真 皓腦內
Jan Honone/Zhen Haonuonei.

Editor.
Koh Tzu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Kedukan Bukit - Palembang

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146. --->>>Teks Prasasti Alih Aksara     svasti śrī śakavaŕşātīta 605 (604 ?) ekādaśī śu     klapakşa vulan vaiśākha dapunta hiya<m> nāyik di     sāmvau mangalap siddhayātra di saptamī śuklapakşa     vulan jyeşţha dapunta hiya<m> maŕlapas dari minānga     tāmvan mamāva yamvala dualakşa dangan ko-(sa)     duaratus cāra di sāmvau dangan jālan sarivu     tlurātus sapulu dua vañakña dātamdi mata jap     sukhacitta di pañcamī śuklapakşa vula...

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber...

Prasasti Yupa / Mulawarman dari Kutai

Prasasti Yupa atau Prasasti Mulawarman, atau disebut juga Prasasti Kutai, adalah sebuah prasasti yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai. Terdapat tujuh buah yupa/Tugu (sementara yang ditemukan) yang memuat prasasti, namun baru 4 yang berhasil dibaca dan diterjemahkan. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa (Pa-Lao-Wa /Lao-Lang) dan dalam bahasa campuran sansekerta dan Yi (Hok-Lo / Ge-Lao) Kuno, yang diperkirakan dari bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar 200 Masehi sesuai catatan kanung retawu terawal yg berkisar abad ke-2/3 M, meskipun sebagain sejarahwan menduga sekitar pd tahun 400 M. Prasasti ini ditulis dalam bentuk puisi anustub.[1] Isi prasasti yupa/mulawarman menceritakan Raja Mulawarman yang memberikan sumbangan kepada para kaum Brahmana berupa sapi yang banyak. Mulawarman disebutkan sebagai cucu dari Kudungga, dan anak dari Aswawarman. Prasasti ini merupakan bukti peninggalan tertua dari kerajaan yang beragama Dharma (Hindu?) di Indonesia. Nama Kutai umumnya digu...