Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

SERANGAN TIBET KE INDOCHINA DAN TONKIN (INDOCHINA)

Dalam prasasti Sdok Kak Thom dan prasasti Vat Samrong yang ditemukan di Kamboja dan Vietnam menjelaskan bahwa selama berabad-abad, daerah delta di sepanjang sungai Mekong dan Kamboja Tengah (Indochina) berada dalam kekuasaan TU BO atau CHE PO. Hal itu juga berkaitan dengan penyerangan pelabuhan TONG-KING atau TON-KIN pada tahun 767 M yang dilakukan oleh TU BO atau TU BAN atau TU PAN atau CHEN-PO atau SHEN-PO atau CHE-PO untuk menduduki wilayah TANG di selatan. Kata CHE-PO di representasikan atau diintepretasikan oleh sejarahwan barat G. COEDES sebagai JAWA tetapi yang menarik tidak terlepas untuk penyebutan KUN-LUN, perlu diketahui bahwa TIBET merupakan wilayahnya di Gunung KUN-LUN. Jadi KUN-LUN dalam penyebutan sejarah atau catatan Tiongkok merujuk kepada wilayah TU BO atau TU PO atau TU BAN atau TU PAN atau TIBET. Tibet telah menjadi salah satu kerajaan terbesar di Asia dan tidak hanya mencakup wilayah yang sekarang dikenal sebagai Daerah Otonom Xizang (Tibet), tetapi juga bagian Xin

PRAJNA PARAMITA ATAU PADNYA PARAMITA DAN BORO BUDUR

Dalam sejarah candi borobudur dianggap sebagai candi Budha terbesar di dunia, candi borobudur terletak di Magelang Jawa Tengah. Ada sebuah teka-teki tentang nama candi tersebut sehingga banyak bermunculan teori-teori dan pendapat-pendapat dari para ahli/sejarahwan tentang penamaan candi tersebut dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan. Terlepas dari itu semua, penamaan candi Borobudur bisa ditelusuri dari namanya dengan menggunakan jejak manuskrip penamaannya yang tentu lebih dapat dipertanggung jawabkan jika dibandingkan hanya menggunakan hipotesa semata, untuk itulah pada postingan kali ini akan dibahas asal usul nama Borobudur dari catatan kunonya, berikut penjelasannya... AR-CA (PATUNG) PRAJNA PARAMITA ATAU PRADNYA PARAMITA yang ditemukan di candi Malang (shingo Sari) lebih tepatnya merujuk perwujudan Dewi Kili Suci seorang putri Raja ER-LANG-GA yang di candikan di candi MA-LANG (baca postingan Legenda MA-LANG FU), yang juga kadang dianggap sebagai putri Ken Dedes oleh ma

Tafsir Kata SANSEKERTA (sáṃskṛta) Ahli Barat Sebagai Bukti Otentik Pengaburan Sejarah

  Pada postingan sebelumnya penulis telah menjelaskan perbedaan yang mendasar antara bahasa Hindi dan Sansekerta, juga sudah dijelaskan pula sejarah bahasa Sansekerta yang dibawa oleh suku-suku Yue/Yi dari Tiongkok ke India berdasarkan bukti manuskrip sejarahnya. Pada postingan kali ini, penulis akan memfokuskan arti dari kata SANSEKERTA ( sáṃskṛta) yang ditafsirkan oleh ahli barat dengan metode COCOKOLOGY MODERN, berikut petikan/cuplikan pendapat dari ahli barat dari Wikipedi... --------------------- Dalam bahasa Sanskerta  ajektiva verbal   sáṃskṛta-  adalah kata majemuk yang tersusun dari  sam  (berbudaya, bagus, baik, sempurna) dan  krta-  (tersusun). [37] [38]  Maksudnya adalah suatu bahasa yang "tersusun dengan baik, murni, sempurna, suci, dan berbudaya". [39] [40] [41]  Menurut Biderman, kesempurnaan yang dimaksud dari etimologi tersebut cenderung memiliki kualitas tonal bukannya semantik. Tradisi lisan dianggap berharga di India Kuno, dan resi-resinya menyusun alf

WETAN DALAM SEBUAH TETENGER(PETUNJUK)

Dalam pemahaman arah di jawa ada empat posisi arah atau keblat papat yang mempunyai makna mendalam dan rahasia yang dikodekan oleh leluhur Jawa, salah satunya posisi arah timur dengan kata WETAN. Kata WETAN digunakan di Jawa dalam bahasa Ngo-Ko, apa makna kata WETAN dan asal usulnya??? Kata WETAN berasal dari bahasa leluhur jawa yaitu bahasa Austronesia kuno yang asalnya dari wilayah Tiongkok timur sebagai tanah asal leluhur Austronesia, bahasa Austronesia kuno atau proto Austronesia adalah bahasa kuno Tiongkok timur di teluk Liangzhu. Kata WETAN sebagai kata penanda Kata 位東 WEI-DONG atau HUE/WE-TAN yang merupakan dialek Min Nan dan Wu, kata WETAN dalam bahasa Jawa artinya timur. 位 WEI atau WE artinya berdiri, posisi Dialek lain: Cantonese: wai,wai Taishanese: vei,vei Hakka: pfs vi Min Dong: ôi, oe Min Nan: ūi, wi Wu: hhue, hwe, we Viet: vị, vì 東 Dōng artinya timur Dialek tiongkok kuno: tuwng Dialek lain: Mandarin: dōng Cantonese: dung Hakka: tûng Min Nan: tan, tang, tong Wu: taon, ton

ASAL USUL KATA NAGA SEBAGAI MANIFESTASI DARI KATA LONG (LUNG) ATAU LIONG

Kata NAGA merupakan dari representasi dari ajaran Tiongkok Kuno yang mengacu kepada 龍王 LONG WANG (LUNG WANG) artinya RAJA NAGA. Kata NAGA berasal dari kata : 南 NA (pinyin ; NAN) artinya SELATAN 敖 GA/GO/NGO (pinyin ; AO) artinya NAGA SAMA DENGAN 龍 LONG 敖 pinyin ; AO, baca ; AO/OU Kanton dialek ; NGOU Min Nan (Hokkien) dialek ; GO/GA, NGO KATA AO DALAM DIALEK SELATAN DAN KANTON DIUCAPKAN GO/GA/NGO Kata AO pertama kali disebutkan dalan karakter 鰲 AO atau GO/GA/NGO yang artinya KURA-KURA RAKSASA yang tinggal di LAUT TIONGKOK SELATAN dalam penggambaran sebagai Kura-Kura Raksasa (sebagai DEWA AIR dalam Tiongkok Kuno) dalam SHAN HAI JING bersama 女媧 NU WA mencoba mengatasi langit yang runtuh akibat GONG-GONG (kadang disebut juga 相栁 XIANG LIU atau 相繇 XIANG YOU yang digambarkan sebagai ULAR BERKEPALA 9) membenturkan kepalanya ke Gunung BUZHOU (不周 山 BUZHOU SHAN) yang merupakan salah satu dari lima Pegunungan Suci Tiongkok dikarenakan GONG-GONG kecewa atas kekalahan dalam pertempuran dengan ZHUANX

SANG MERAH-PUTIH DALAM MAKNA LIMA ELEMEN KUNO

Dalam pelajaran-pelajaran di sekolah, kita sering mendengar arti dari bendera merah putih, dimana warna merah dimaknai dengan keberanian dan putih dimaknai dengan suci, tetapi asal usul penggunaan bendera Indonesia dengan pemilihan warna merah dan putih tidak begitu jelas. Dalam tradisi jawa penggunaan merah putih digunakan dalam sesaji bubur abang(merah) bubur putih, juga penggunaan simbol gulo-klopo melambangkan merah-putih, mungkin generasi sekarang sudah tidak tahu lagi makna/arti merah-putih yang sudah digunakan dalam tradisi dijawa berabad-abad bahkan bahkan sebelum era majapahit, untuk itu pada postingan kali ini akan menelusuri dan membuka kembali ingatan masa lampau yang sudah terkubur agar generasi sekarang melek sejarah yang sebenarnya, berikut penjelasan secara komprehensif... Bendara Merah-Putih merupakan simbol warna yang digunakan menjadi Bendera Indonesia, simbol warna tersebut diambil dari teori Lima Warna atau disebut 五色 Wu-Se atau 五運 Wu-Yun (Lima Gerakan/Perputaran)

BHINNEKA TUNGGAL IKA DALAM TINJAUAN BAHASA AUSTRONESIA KUNO

Kata "BHINNEKA TUNGGAL IKA" disepakati bersama oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan makna "BERBEDA-BEDA TETAPI TETAP SATU". Apakah arti tersebut salah? Tentu Tidak! sebab itu kesepakatan bersama seluruh rakyat Indonesia, terlepas dari hal tersebut tentu kita bisa menelusuri arti kata tersebut yang sudah ada jauh sebelum masehi, kata BHINNEKA TUNGGAL IKA menjadi begitu terkenal setelah didokumentasikan dalam kitab kuno Sutasoma yang digubah oleh Empu Tan Tular/Taolaoer dengan menggunakan bahasa dan aksara Kawi pada era majapahit. Beberapa hari yang lalu penulis pernah berdiskusi dengan seorang teman yang konon memahami bahasa Jawa Kuno, saat berdiskusi tentang arti kata BHINNEKA TUNGGAL IKA, teman tersebut memberikan penjelasan bahwa kata BHINNEKA TUNGGAL IKA berasal dari kata BHINNA+IKA TUNGGAL IKA yang diartikan sebagai berikut: BHINNA    = Berbeda-beda IKA.            = Itu TUNGGAL = Satu IKA.            = Itu Pendapat dan tafsiran tersebut jelas sekali bersum

Intervensi Kepentingan Belanda dalam Manipulasi Sejarah Nusantara

Dalam banyak pembahasan sejarah di Indonesia, para ahli sejarah ataupun pecinta sejarah Indonesia banyak mengabaikan campur-tangan pihak kolonial dalam memanipulasi sejarah, setidak-tidaknya pihak kolonial berhasil memanipulasi sejarah nusantara dengan berbagai upayanya termasuk menciptakan kitab-kitab sejarah yang telah dimanipulasi, karena itulah sebagai generasi muda yang kritis hendaklah kita tidak menelan mentah-mentah pendapat ahli-ahli kolonial  yang penuh tendensius tidak lupa juga untuk menganalisa secara hati-hati dan komprehensif atas studi-studi para ahli kolonial barat termasuk kitab-kitab karya mereka selama penjajahan di nusantara yang mengandung unsur-unsur devide et emperanya. Berikut kronologi yang dapat menjelaskan hal tersebut... Hindia-Belanda pada abad ke-17 dan 18 tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberik

ASAL KATA OR-ANG, UWONG, UR-ANG DAN TIANG

  Dalam percakapan sehari-hari khususnya dijawa tentu kita sering mendengar kata-kata ORANG, UWONG/WONG, URANG dan TIANG, tetapi apakah kita tahu asal muasal penyebutan kata-kata tersebut?, Kata-kata tersebut sudah dipakai oleh leluhur nusantara dari tanah asalnya di tiongkok, hingga sekarang kata-kata tersebut masih dipakai di daratan tiongkok selatan dan indochina, berikut penjelasannya... Kata OR-ANG di sebut dalam Bahasa Indonesia, sedangkan dalam Bahasa Jawa disebut UWONG/WONG/TIANG dan dalam bahasa Sunda disebut UR-ANG Semua yang disebutkan seperti OR-ANG, UWONG/WONG dan UR-ANG berasal dari kata 黃 HUANG HUANG 黃 artinya KUNING EMAS, KUNING, SIMBOL BUMI, SIMBOL DARI PUSAT, SIMBOL DARI LELUHUR TIONGKOK (HUANG DI/HUANG TI), KIASAN UNTUK EMAS, KIASAN/SIMBOL YANG BERHARGA, SIMBOL KEMEGAHAN 黃 pinyin ; HUANG, baca ; HUANG/HWANG Kanton dialek ; WONG Hakka dialek ; VONG, HUIN, OI, OE Min Dong (Fu-zhou/Fu-chow/Hok-Chow) dialek ; UONG(UWONG) Min Nan (Hokkien) dialek ; NG, UIN, HONG, ONG, BON

SIR-RO ING-SUN REPRESENTASI FILSAFAT PO (BO/BU) DAN HUN ATAU HUN DAN PO

Dalam filsafat Jawa terdapat istilah SIR-RO dan ING-SUN sebagai yang merepresentasikan Dualitas Diri seperti disebutkan dalam tradisi kepercayaan Tiongkok sebagai HUN-PO (BU-HUN) Kata SIR-RO (SIR-RA) dan ING-SUN bermakna ; SIR-RO (SIR-RA) 自 SIR (pinyin ; ZI, baca ; TZU/TZS/TZE) artinya DIRI, PRIBADI, DIRI PRIBADI, TENTU, SEJAK, DARI Kanton dialek ; ZI/SI, JI Hakka dialek ; CH/TZ/TS Min Dong (Fu-Zhou) dialek ; CE/TSE Min Nan (Hokkien) dialek ; CHU/TZU, CHIR/SIR Teochew dialek ; ZE/TS Wu (Shanghainese) dialek ; ZZ, SS/S 佬 RO/RA/RAO (pinyin ; LAO, baca ; LAO) artinya ORANG, MANUSIA, ANDA (HORMAT/ KESOPANAN) Dialek Tiongkok kuno ; RU, RAU, RAO Dialek suku YI/I (ZHUANG, RAU, LOLO, MIAO) ; RAO, RAW, RAU, RU Kanton dialek ; LOU, LO, LIU Hakka dialek ; LAU Min Nan (Hokkien) dialek ; LAO Wu (Shanghainese) dialek ; LO Kata 自惡 SIR-RO artinya DIRI MANUSIA (JASMANI/FISIK/BADAN KASAR) atau dapat diartikan DIRI ANDA (KAMU) Kata 自惡 SIR-RO merupakan pengejawantahan (manifestasi) dari PO (BUMI) sebagai

僮 ZHUANG/JANG DALAM SEBUAH IDENTITAS

Pernahkah anda mendengar penyebutan kata Bujang ???, yang jelas kata tersebut bukan berasal dari bahasa India,  beberapa etnik di Indonesia/nusantara menggunakan kata tersebut dalam penyebutan panggilan tetapi tidak mengetahui arti dan maknanya serta asal usul kata-kata tersebut. Sebenarnya kata-kata tersebut adalah penanda entitas sebuah etnik/suku kuno ditiongkok yang kemudian dibawa oleh keturunannya saat melakukan migrasi kepenjuru tempat termasuk di nusantara/Indonesia. Tetapi kebijakan penghapusan identitas masyarakat Nusantara oleh para penjajah kolonial mengakibatkan banyak suku-suku di Indonesia terputus dari suku asalnya di tiongkok atau istilahnya "kepaten obor"(kehilangan jejak leluhur). Salah satu hal atau cara untuk mengetahui asal usul suku di nusantara adalah dengan mengidentifikasi penyebutan identitas diri dalam bahasa dari suku yang bersangkutan, untuk itu pada postingan kali ini akan dijelaskan asal kata ZHUANG atau ZANG atau JANG yang menjadi asal kata Bu