Langsung ke konten utama

SANG MERAH-PUTIH DALAM MAKNA LIMA ELEMEN KUNO

Dalam pelajaran-pelajaran di sekolah, kita sering mendengar arti dari bendera merah putih, dimana warna merah dimaknai dengan keberanian dan putih dimaknai dengan suci, tetapi asal usul penggunaan bendera Indonesia dengan pemilihan warna merah dan putih tidak begitu jelas.

Dalam tradisi jawa penggunaan merah putih digunakan dalam sesaji bubur abang(merah) bubur putih, juga penggunaan simbol gulo-klopo melambangkan merah-putih, mungkin generasi sekarang sudah tidak tahu lagi makna/arti merah-putih yang sudah digunakan dalam tradisi dijawa berabad-abad bahkan bahkan sebelum era majapahit, untuk itu pada postingan kali ini akan menelusuri dan membuka kembali ingatan masa lampau yang sudah terkubur agar generasi sekarang melek sejarah yang sebenarnya, berikut penjelasan secara komprehensif...


Bendara Merah-Putih merupakan simbol warna yang digunakan menjadi Bendera Indonesia, simbol warna tersebut diambil dari teori Lima Warna atau disebut 五色 Wu-Se atau 五運 Wu-Yun (Lima Gerakan/Perputaran) atau 五行 Wu-Xing (Lima Unsur/elemen) yang merupakan filsafat tradisi Tiongkok.


Dalam teori Lima Elemen/Unsur atau 五行 Wu-Xing yang terkait dengan Dualitas atau 陰陽 Yin -Yang disebutkan :

- Utara (北 Bei/Pei) dengan warna Hitam (黑 Hei atau 烏 Wu) dan musim Dingin (冬 Dong/Tung) sebagai elemen/unsur Air (水 Shui) juga membawa unsur 陰 YIN sebagai Feminim/Wanita.

- Timur (東 Dong/Tung) dengan warna Hijau ( 綠 Lu) dan musim Semi ( 春 Chun) sebagai elemen/unsur Kayu/Pohon (木 Mu) juga membawa unsur 陽 YANG sebagai Maskulin/Pria

- Selatan atau 南 Nan dengan warna Merah ( 紅 Hong) dan musim Panas (夏 Xia/Hsia) sebagai elemen/unsur Api (火 Huo) membawa unsur 陽 YANG sebagai Maskulin/Pria

- Barat (西 Xi/Si) dengan warna Putih (白 Bai/Pai/Bo/Po/Pu) dan musim Gugur (秋 Qiu/Chiu) sebagai elemen/unsur Logam (金 Jin) membawa unsur 陰 YIN sebagai Feminim/Wanita.

- Tengah/Pusat (中 Zhong) dengan warna Kuning (黃 Huang) sebagai elemen/unsur Bumi/Tanah (土 Tu) yang membawa unsur lengkap 陰陽 YIN - YANG


Merah


美 Mei atau Mei (Kanton), Bi/Me (Hokkien), Me (Dong Wu, Shanghai) artinya : Cantik, Indah, Baik, Kebahagiaan

而 Er atau R artinya : Ke (merujuk suatu keseluruhan), Kemudian, dan

夏 Xia atau Ha/Ah (dialek Kanton dan Hokkien) artinya : Musim Panas, sebagai merepresentasikan Panas, unsur/elemen Api atau 火 Huo, warna Merah atau 紅 Hong (Hung dialek Kanton dan Ang dialek Hokkien) dan arah Selatan, Agung, Bagus/Baik, Indah

Jadi Kata 美而夏 Me-R Ah(Merah) atau Mei-Er Xia artinya : Simbol Panas atau Api atau Merah merupakan sebagai Kebaikan/Kebahagiaan yang Agung.

Dalam teori Lima warna (五色 Wu-Se) atau Lima Elemen/unsur (五行 Wu-Xing) disebutkan bahwa 夏 Xia yang artinya Musim Panas yang membawa unsur/elemen Api atau 火 Huo sebagai warna Merah atau 紅 Hong (Hung dialek Kanton dan Ang dialek Hokkien) dan merupakan sebagai arah selatan atau 南 Nan yang membawa unsur 陽 YANG sebagai Maskulin/Pria.

Dalam tradisi Tiongkok warna Merah merupakan simbol sebagai Keberuntungan, Kebahagiaan dan Keindahan, yang hingga kini dapat ditemukan ketika hari perayaan besar warga Tiongkok menggunakan warna Merah.


Putih


白 Bai, Bo atau Pai, Pek atau Po/Pu artinya : Putih, Cerah, Murni/Suci.

地 Di, De atau Ti, Thi(Tih), Te artinya : Posisi, Letak, Bagian

Jadi kata 白地 Po-Tih atau Pu-Tih atau Po-Teh atau Bo(Bai)-Di artinya Bagian Putih.

Dalam teori Lima warna (五色 Wu-Se) atau Lima Elemen/unsur (五行 Wu-Xing) disebutkan bahwa Barat (西 Xi/Si) dengan warna Putih (白 Bai/Pai/Bo/Po/Pu) dan musim Gugur (秋 Qiu/Chiu) sebagai elemen/unsur Logam (金 Jin) membawa unsur 陰 YIN sebagai Feminim/Wanita.

Dalam tradisi Tiongkok warna Putih melambangkan penyelesian/pemenuhan, kemurnian/kesucian dan kecerahan sebagai yang membawa unsur Logam.

Dalam tradisi Tiongkok warna Putih digunakan dalam acara/upacara kematian (kedukaan) oleh pihak keluarga sebagai mana seseorang telah menyelesaikan perjalanannya di Dunia.


Merah-Putih dalam korelasi dengan Dualitas tertinggi atau Yin-Yang adalah :

美而夏 Me-R Ah(Merah) atau Mei-Er Xia artinya Simbol Panas atau Api atau Merah merupakan sebagai Kebaikan/Kebahagiaan yang Agung sebagai yang membawa unsur 陽 YANG (Maskulin).

白地 Po-Tih atau Pu-Tih atau Po-Teh atau Bo(Bai)-Di artinya Bagian Putih dengan Kemurnian/Kesucian sebagai yang membawa unsur 陰 YIN (Feminim).


Jadi secara garis besar warna MERAH melambangkan unsur 陽 YANG dan PUTIH melambangkan unsur 陰 YIN.


Oleh.

真 皓腦內

Jan Honone/Zhen Haonuonei.


Editor.

Koh Tzu


Referensi:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bendera_Indonesia

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Color_in_Chinese_culture

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber

Prasasti Kudadu Gunung Butak

Prasasti Kudadu ditemukan di lereng Gunung Butak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Putri Tidur. Gunung Butak berada dalam wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Prasasti Kudadu bertarikh 1216 Çaka atau bertepatan dengan 11 September 1294 M, dengan menggunakan aksara Kawi Majapahit. Prasasti ini dipahatkan pada lempeng tembaga (tamra praśasti) yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardha Anantawikramottunggadewa. Prasasti Kudadu atau yang dikenal juga dengan Prasasti (Gunung) Butak – sesuai dengan lokasi ditemukan prasasti – menyebutkan tentang pemberian anugerah raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sīma untuk dinikmati oleh pejabat Desa Kudadu dan keturunan-keturunannya sampai akhir zaman. Para pejabat Desa Kudadu itu mendapat anugerah demikian karena telah berjasa kepada raja sebelum dinobatkan menjadi raja dan masih bernama Narārya Saṃgrāmawijaya. Pada waktu itu, Sa

Prasasti Pedang Goujian (Raja Yue/Yi)

Pedang Goujian (simplified Chinese: 越王勾践剑; traditional Chinese: 越王勾踐劍) adalah artefak manuskrip arkeologis dari periode Musim Semi dan Musim Gugur (771-403 SM) yang ditemukan pada tahun 1965 di Hubei, Cina. Dibuat dari perunggu, terkenal karena ketajaman dan ketahanannya terhadap noda yang jarang terlihat pada artefak yang sudah sangat tua. Artefak manuskrip bersejarah Tiongkok kuno ini saat ini dimiliki dan disimpan oleh Museum Provinsi Hubei. Pada tahun 1965, ketika penelitian arkeologi dilakukan di sepanjang saluran air utama kedua Waduk Sungai Zhang di Jingzhou, Hubei, serangkaian makam kuno ditemukan di Kabupaten Jiangling. Penggalian dimulai pada pertengahan Oktober 1965, berakhir pada Januari 1966, akhirnya mengungkapkan lebih dari lima puluh makam kuno Negara Chu. Lebih dari 2.000 artefak ditemukan di situs tersebut, termasuk pedang perunggu berhias prasasti, yang ditemukan di dalam peti mati bersama dengan kerangka manusia. Peti mati itu ditemukan pada bulan Desember 1965, d