Langsung ke konten utama

SERANGAN TIBET KE INDOCHINA DAN TONKIN (INDOCHINA)

Dalam prasasti Sdok Kak Thom dan prasasti Vat Samrong yang ditemukan di Kamboja dan Vietnam menjelaskan bahwa selama berabad-abad, daerah delta di sepanjang sungai Mekong dan Kamboja Tengah (Indochina) berada dalam kekuasaan TU BO atau CHE PO.


Hal itu juga berkaitan dengan penyerangan pelabuhan TONG-KING atau TON-KIN pada tahun 767 M yang dilakukan oleh TU BO atau TU BAN atau TU PAN atau CHEN-PO atau SHEN-PO atau CHE-PO untuk menduduki wilayah TANG di selatan.


Kata CHE-PO di representasikan atau diintepretasikan oleh sejarahwan barat G. COEDES sebagai JAWA tetapi yang menarik tidak terlepas untuk penyebutan KUN-LUN, perlu diketahui bahwa TIBET merupakan wilayahnya di Gunung KUN-LUN.

Jadi KUN-LUN dalam penyebutan sejarah atau catatan Tiongkok merujuk kepada wilayah TU BO atau TU PO atau TU BAN atau TU PAN atau TIBET.


Tibet telah menjadi salah satu kerajaan terbesar di Asia dan tidak hanya mencakup wilayah yang sekarang dikenal sebagai Daerah Otonom Xizang (Tibet), tetapi juga bagian Xinjiang, Qinghai, Sichuan, dan Yunnan (diperkirakan menyerbu Tong-King)

Di tahun 763 M pasukan Tibet bahkan memecat/menduduki ibukota Tang, Chang'an 長安 (Xi'an modern 西安, Shaanxi). 


Tekanan Tibet pada kerajaan/dinasti Tang hanya berkurang dari 789 ketika Tang mampu membangun aliansi dengan khanat Uyghurian, dan raja Nanzhao sekali lagi menyatakan statusnya sebagai bawahan Tang. Politik konflik setelah itu digantikan oleh upaya-upaya realliance.


Oleh.

真 皓腦內

Jan Honone/Zhen Haonuonei.


Editor.

Koh Tzu


Referensi:

http://www.chinaknowledge.de/History/Altera/tibet.html


https://en.m.wikipedia.org/wiki/Tibet_and_the_Tang_and_Song_dynasties


https://en.m.wikipedia.org/wiki/Tibetan_Empire


https://en.m.wikipedia.org/wiki/Tang%E2%80%93Tibet_relations


https://en.m.wikipedia.org/wiki/Tang%E2%80%93Tibet_relations

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Tibetan_attack_on_Songzhou#:~:text=In%20the%20early%207th%20century,%E5%B7%9E%2C%20in%20modern%20Sichuan).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber

Prasasti Kudadu Gunung Butak

Prasasti Kudadu ditemukan di lereng Gunung Butak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Putri Tidur. Gunung Butak berada dalam wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Prasasti Kudadu bertarikh 1216 Çaka atau bertepatan dengan 11 September 1294 M, dengan menggunakan aksara Kawi Majapahit. Prasasti ini dipahatkan pada lempeng tembaga (tamra praśasti) yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardha Anantawikramottunggadewa. Prasasti Kudadu atau yang dikenal juga dengan Prasasti (Gunung) Butak – sesuai dengan lokasi ditemukan prasasti – menyebutkan tentang pemberian anugerah raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sīma untuk dinikmati oleh pejabat Desa Kudadu dan keturunan-keturunannya sampai akhir zaman. Para pejabat Desa Kudadu itu mendapat anugerah demikian karena telah berjasa kepada raja sebelum dinobatkan menjadi raja dan masih bernama Narārya Saṃgrāmawijaya. Pada waktu itu, Sa

Prasasti Pedang Goujian (Raja Yue/Yi)

Pedang Goujian (simplified Chinese: 越王勾践剑; traditional Chinese: 越王勾踐劍) adalah artefak manuskrip arkeologis dari periode Musim Semi dan Musim Gugur (771-403 SM) yang ditemukan pada tahun 1965 di Hubei, Cina. Dibuat dari perunggu, terkenal karena ketajaman dan ketahanannya terhadap noda yang jarang terlihat pada artefak yang sudah sangat tua. Artefak manuskrip bersejarah Tiongkok kuno ini saat ini dimiliki dan disimpan oleh Museum Provinsi Hubei. Pada tahun 1965, ketika penelitian arkeologi dilakukan di sepanjang saluran air utama kedua Waduk Sungai Zhang di Jingzhou, Hubei, serangkaian makam kuno ditemukan di Kabupaten Jiangling. Penggalian dimulai pada pertengahan Oktober 1965, berakhir pada Januari 1966, akhirnya mengungkapkan lebih dari lima puluh makam kuno Negara Chu. Lebih dari 2.000 artefak ditemukan di situs tersebut, termasuk pedang perunggu berhias prasasti, yang ditemukan di dalam peti mati bersama dengan kerangka manusia. Peti mati itu ditemukan pada bulan Desember 1965, d