Langsung ke konten utama

僮 ZHUANG/JANG DALAM SEBUAH IDENTITAS

Pernahkah anda mendengar penyebutan kata Bujang ???, yang jelas kata tersebut bukan berasal dari bahasa India,  beberapa etnik di Indonesia/nusantara menggunakan kata tersebut dalam penyebutan panggilan tetapi tidak mengetahui arti dan maknanya serta asal usul kata-kata tersebut. Sebenarnya kata-kata tersebut adalah penanda entitas sebuah etnik/suku kuno ditiongkok yang kemudian dibawa oleh keturunannya saat melakukan migrasi kepenjuru tempat termasuk di nusantara/Indonesia.


Tetapi kebijakan penghapusan identitas masyarakat Nusantara oleh para penjajah kolonial mengakibatkan banyak suku-suku di Indonesia terputus dari suku asalnya di tiongkok atau istilahnya "kepaten obor"(kehilangan jejak leluhur).

Salah satu hal atau cara untuk mengetahui asal usul suku di nusantara adalah dengan mengidentifikasi penyebutan identitas diri dalam bahasa dari suku yang bersangkutan, untuk itu pada postingan kali ini akan dijelaskan asal kata ZHUANG atau ZANG atau JANG yang menjadi asal kata Bujang, berikut penjelasannya...


ZHUANG atau ZANG atau JANG

僮 ZHUANG atau TONG dialek lain CHUANG, JUANG, ZONG, JONG, CHANG, ZANG, JANG, TSANG, CHONG, TSONG, TSAN, SAN atau TONG, TUNG, DONG, DUNG artinya KELOMPOK SUKU ORANG ZHUANG ( 壮族 ZHUANG ZU : AUKU ZHUANG)


Penulisan karakter 壯 dan 僮 sama yang mengartikan untuk KELOMPOK ETNIS/SUKU ZHUANG

僮 karekter awal di tuliskan dengan karakter 獞 : 犭 (karakter radikal anjing) + 童 (TONG : Anak) yang kemudian karakter diperhalus dengan penulisan 僮 : 亻(REN : Orang) + 童 (TONG : Anak)

Penulisan untuk SUKU ZHUANG kadang juga ditulis dengan karakter 壯 artinya KUAT, MEMPERKUAT.


Orang SUKU ZHUANG kadang menyebutkan dirinya sebagai 佈僮 BU ZHUANG... yang kata 佈 BU atau PU artinya MENYATAKAN, MEMBERITAHUKAN, MENGUMUMKAN, MENYEBARKAN

Kelompok Etnis/Suku ZHUANG sebagian besar bertempat tinggal di wilayah otonomi GUANG XI, selain itu juga menempati di wilayah : GUANG DONG, GUI ZHOU, YUN NAN dan HU NAN yang kemudian menyebar di wilayah VIETNAM, KAMBOJA, THAILAND, LAOS hingga NUSANTARA.


SUKU ZHUANG merupakan sub kelompok dari Suku YUE kadang juga disebut juga sebagai Suku YI/I.

Guang Xi (Guang Barat) dan Guang Dong (Guang Timur) merupakan wilayah yang dihuni oleh orang suku ZHUANG.

Nama wilayah Guang Xi dan Guang Dong disebut sebagai 兩廣 LIANG GUANG atau dalam dialek lokal (KANTON, GUANGXI dan GUANG DONG) diucapkan LEUHNG GWONG atau LEUNG GUNG.


GALUNGGUNG & GARUT


Kata LEUNG GUNG menjadi nama Gunung GA LEUNG GUNG di wilayah Sun Da, tepatnya di wilayah GARUT dan TASIKMALAYA.

Kata GA pada kata GA LUENG GUNG, 家 JIA dialek lain GA (dialek KANTON) artinya RUMAH, TEMPAT TINGGAL, WARGA, KELOMPOK atau KELUARGA

Kata GA juga digunakan pada nama wilayah GA-ER(R) UT(JYUT/YUT), kata UT atau JYUT/YUT atau 粵 YUE artinya Orang Suku YUE atau Nama lain wilayah LIANG GUANG yang merujuk ke wilayah GUANG XI dan GUANG DONG yang ditempati oleh orang suku YUE/YI.


BUJANGGA MANIK


Kata BU ZHUANG atau BU ZANG(JANG) digunakan pada kata BUJANGGA MAN-IK dalam naskah Sun Da yang menceritakan seorang tokoh BUJANGGA MANIK yang mengelilingi pulau JAWA dan BALI.


Makna kata BUJANG merupaan penyebutan indetitas dari orang Suku ZHUANG dan kata GA artinya WARGA atau KELUARGA/KELOMPOK, jadi kata BUJANG GA artinya KELUARGA/KELOMPOK ORANG SUKU ZHUANG.


Sedangkan kata 蠻 MAN artinya wilayah MAN atau penyebutan lain untuk wilayah SELATAN TIONGKOK (NAN MAN) yang menjadi wilayah orang barbar di selatan, dan kata IK (dialek KANTON) sama maknanya dengan kata 易 YI artinya MENGUBAH, MERUBAH


Jadi kata 佈僮 家 BUZHANG GA 蠻易 MAN-IK artinya ORANG SUKU KELUARGA ZHUANG YANG MERUBAH ORANG MAN DI SELATAN.


Tradisi Sunda biasanya untuk memanggil seorang anak diucapkan sebagai JANG (ZHANG dialek lain ZHUANG) atau TONG (En-Tong), penyebutan ini sejalan dengan makna 僮 ZHUANG atau TONG yang bermakna ANAK.


Kata ZHUANG atau ZHANG/ZANG/JANG menjadi nama kerajaan di Jawa yang bernama JANG GA LU atau JANG GO LO, yang kata 陸 LU atau LO atinya TANAH, DARATAN.

Jadi Makna 僮家陸 JANG GA LU atau JANG GA LO artinya TANAH KELUARGA/KELOMPOK SUKU ZHUANG.


Oleh.

真 皓腦內

Jan Honone/Zhen Haonuonei.


Editor.

Koh Tzu


Dalam sebuah diskusi santuy di group 覓 探以 MI TAN-I 道佑...


Referensi:

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Zhuang_people

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Liangguang

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Janggala

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber

Prasasti Kudadu Gunung Butak

Prasasti Kudadu ditemukan di lereng Gunung Butak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Putri Tidur. Gunung Butak berada dalam wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Prasasti Kudadu bertarikh 1216 Çaka atau bertepatan dengan 11 September 1294 M, dengan menggunakan aksara Kawi Majapahit. Prasasti ini dipahatkan pada lempeng tembaga (tamra praśasti) yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardha Anantawikramottunggadewa. Prasasti Kudadu atau yang dikenal juga dengan Prasasti (Gunung) Butak – sesuai dengan lokasi ditemukan prasasti – menyebutkan tentang pemberian anugerah raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sīma untuk dinikmati oleh pejabat Desa Kudadu dan keturunan-keturunannya sampai akhir zaman. Para pejabat Desa Kudadu itu mendapat anugerah demikian karena telah berjasa kepada raja sebelum dinobatkan menjadi raja dan masih bernama Narārya Saṃgrāmawijaya. Pada waktu itu, Sa

Prasasti Pedang Goujian (Raja Yue/Yi)

Pedang Goujian (simplified Chinese: 越王勾践剑; traditional Chinese: 越王勾踐劍) adalah artefak manuskrip arkeologis dari periode Musim Semi dan Musim Gugur (771-403 SM) yang ditemukan pada tahun 1965 di Hubei, Cina. Dibuat dari perunggu, terkenal karena ketajaman dan ketahanannya terhadap noda yang jarang terlihat pada artefak yang sudah sangat tua. Artefak manuskrip bersejarah Tiongkok kuno ini saat ini dimiliki dan disimpan oleh Museum Provinsi Hubei. Pada tahun 1965, ketika penelitian arkeologi dilakukan di sepanjang saluran air utama kedua Waduk Sungai Zhang di Jingzhou, Hubei, serangkaian makam kuno ditemukan di Kabupaten Jiangling. Penggalian dimulai pada pertengahan Oktober 1965, berakhir pada Januari 1966, akhirnya mengungkapkan lebih dari lima puluh makam kuno Negara Chu. Lebih dari 2.000 artefak ditemukan di situs tersebut, termasuk pedang perunggu berhias prasasti, yang ditemukan di dalam peti mati bersama dengan kerangka manusia. Peti mati itu ditemukan pada bulan Desember 1965, d