Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

Selayang Pandang Genetika DNA Orang Indonesia di Mata Ahli Genetika

---->> Anda Berasal dari Mana? Menelusuri Asal Usul Orang Indonesia lewat DNA Isu keberagaman Indonesia masih hangat diperbincangkan. Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa dan 500 populasi etnik dengan budaya yang beragam. Keberagaman bahasa, etnik, dan budaya inilah yang membuat para peneliti tertarik mengulik asal usul orang Indonesia. Para ahli genetika Indonesia menggunakan tes DNA untuk memberikan informasi secara akurat mengenai hal tersebut. Inisiasi tes DNA Majalah sejarah Historia.id beberapa bulan terakhir mengumpulkan 16 orang Indonesia untuk berpartisipasi dalam Proyek DNA Penelusuran Leluhur Orang Indonesia Asli. Partisipan berasal dari berbagai profesi dan latar belakang. Beberapa nama yang turut dalam proyek ini adalah Najwa Shihab, Ariel NOAH, Mira Lesmana, Ayu Utami, dan Riri RIza. Pemimpin Redaksi Historia.id Bonnie Triyana menjelaskan, proyek pengujian tes DNA bertujuan untuk untuk mengetahui asal-usul orang Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk menekan isu

Hari Baik Untuk Pindah Rumah Menurut Weton Dari Aturan Primbon Kuno Jawa

Hari baik untuk pindah rumah menurut weton kelahiran dari pitungan primbon kuno Jawa perlu diperhitungkan. Hal ini dimaksudkan agar ketika rumah tersebut dihuni, seluruh penghuni rumah tersebut tidak akan mendapatkan hal yang kurang baik. Serta akan memberikan rasa nyaman dan rumah tangga yang akan dibina menjadi lebih harmonis. Tidak sedikit memang masyarakat Jawa yang masih memegang perhitungan weton untuk mencari hari baik. Hal ini dilakukan sebagai bentuk ikhtiar kepada Yang Maha Mencipta, dengan melakukan perhitungan yang matang akan menunjukan keberhati-hatian. Dengan demikian akan menghindarkan seseorang dari sikap semberono. Contoh Perhitungan Hari Baik Untuk Pindah Rumah Perhitungan yang digunakan untuk menentukan hari baik pindah rumah adalah dengan menggunakan menggunakan rumus pembagi 4 (Guru, Ratu, Rogoh dan Sempoyongan). Untuk menghitungnya maka Anda harus mengetahui terlebih dahulu neptu hari dan pasaran tanggal lahir Anda dan pasangan, berserta rencana hari Anda ingin

Sriwijaya di Mata Biksu Pengembara dari China

Catatan tertua tentang Sriwijaya dibuat oleh I-Tsing (Yi Jing, I Ching). Ia seorang biksu yang mengembara dari Cina ke India untuk mempelajari agama Buddha. I-Tsing menumpang kapal dagang pada jalur perdagangan laut pada abad ketujuh. Ia dua kali singgah di Sriwijaya yang disebutnya dengan nama Shih-li-fo-shih (kerajaannya) dan Fo-shih (kotanya). Dalam perjalanan ke India, I-Tsing singgah di Sriwijaya selama enam bulan, antara tahun 671-672. Sepulangnya dari India, ia menetap di Sriwijaya selama bertahun-tahun: pada 685-689 kemudian dilanjutkan pada 689-695. Selama di Sriwijaya, I-Tsing menyalin naskah-naskah agama Buddha yang diperolehnya di India sembari membuat catatan perjalanannya sendiri. (Baca: Seratus Tahun Lalu, "Sriwijaya" Dikira Nama Raja) Pada tahun 689 ia sempat pulang ke Kanton walaupun tidak sengaja. Alkisah, ia naik ke kapal dengan maksud menitipkan surat ke Cina agar dikirimi kue-kue, kertas, dan tinta untuk melanjutkan penerjemahan. Namun, saat itu datangl

Bentuk Kerajaan Sriwijaya Berdasarkan Catatan I-Tsing

Catatan I-Tsing memberikan petunjuk soal bentuk Kerajaan Sriwijaya. Sejalan dengan pernyataan dalam prasasti Siriwijaya. Keberadaan prasasti-prasasti mandala yang melingkari kadatuan Sriwijaya membuktikan datu di pusat Sriwijaya mampu memperluas otoritasnya ke wilayah luar. Apa yang dibuktikan dalam prasasti itu ternyata sejalan dengan catatan biksu I-Tsing selama berada di Sriwijaya. Setelah berlayar selama 20 hari dari Guangzhou, I-Tsing tiba di Sriwijaya (Foshi) pada 651 M. Dia belajar di Sriwijaya selama enam bulan. Raja membantunya untuk sampai ke Melayu dan tinggal di sana selama dua bulan. Dari sana dia ke Kedah kemudian sampai India pada 673 M. Baru pada 675, dia memulai pengajarannya di Nalanda selama sepuluh tahun. I-Tsing kembali berlayar ke Kedah dan tiba di Melayu untuk kedua kalinya. “Melayu kini telah menjadi bagian dari Shili Foshi dan ada banyak daerah di bawah kekuasaannya,” catat I-Tsing. Di Shili Foshi, I-Tsing tinggal selama empat tahun (685-689 M). Dia sempat te

Asal-Usul Budaya dan kepercayaan Vedic (Wedha) India dari Timur (Asia Tenggara/Nusantara) Dalam Sebuah Tinjauan Kritis

Ada sebuah tampilan baru tentang Kitab Weda India oleh Paul Kekai Manansala yang mempernyakan klan Naga dan burung serta teori invasi ‘Arya’  (AIT) telah mendominasi Indologi (ilmu tentang India) Barat selama beberapa abad terakhir. Saat ini spesialis di bidang ini sering memodifikasi ‘invasi’ sebagai bagian dari teori ke dalam ‘migrasi’ atau ‘difusi.’ A new look at Vedic India by Paul Kekai Manansala Quests  the Dragon and Bird Clan The ‘Aryan’ invasion theory (AIT) has dominated Western Indology for the last few centuries. Nowadays the specialists in this field often modify the ‘invasion’ part of the theory into a ‘migration’ or ‘diffusion.’ Namun, perubahan dalam terminologi ini sering muncul secara dangkal. Argumen dan kertas kerja (makalah) yang terus bergolak masih cenderung mengkhianati menuju ide invasi yang pasti daripada migrasi. Dengan demikian, tidak jarang untuk Indologis memungkiri teori invasi lama dan kemudian langsung masuk ke diskusi tentang pentingnya ‘superiorita