Langsung ke konten utama

Hari Baik Untuk Pindah Rumah Menurut Weton Dari Aturan Primbon Kuno Jawa

Hari baik untuk pindah rumah menurut weton kelahiran dari pitungan primbon kuno Jawa perlu diperhitungkan. Hal ini dimaksudkan agar ketika rumah tersebut dihuni, seluruh penghuni rumah tersebut tidak akan mendapatkan hal yang kurang baik. Serta akan memberikan rasa nyaman dan rumah tangga yang akan dibina menjadi lebih harmonis.
Tidak sedikit memang masyarakat Jawa yang masih memegang perhitungan weton untuk mencari hari baik. Hal ini dilakukan sebagai bentuk ikhtiar kepada Yang Maha Mencipta, dengan melakukan perhitungan yang matang akan menunjukan keberhati-hatian. Dengan demikian akan menghindarkan seseorang dari sikap semberono.

Contoh Perhitungan Hari Baik Untuk Pindah Rumah
Perhitungan yang digunakan untuk menentukan hari baik pindah rumah adalah dengan menggunakan menggunakan rumus pembagi 4 (Guru, Ratu, Rogoh dan Sempoyongan). Untuk menghitungnya maka Anda harus mengetahui terlebih dahulu neptu hari dan pasaran tanggal lahir Anda dan pasangan, berserta rencana hari Anda ingin pindah ke rumah.

Berikut ini adalah tabel neptu dari hari dan pasaran Jawa, sebagai berikut:
Nama Hari     Neptu     Nama Pasaran     Neptu
Senin     4     Pahing     9
Selasa     3     Pon     7
Rabu     7     Wage     4
Kamis     8     Kliwon     8
Jumat     6     Legi     5
Sabtu     9           
Minggu     5           

Dengan mengetahui neptu dari hari dan pasaran, maka bisa dihitung jumlah neptu masing-masing tanggal kelahiran Anda dan pasangan dan rencana tanggal kepindahan Anda. Misalkan weton Anda Sabtu Pon, maka jumlah neptu Anda adalah Sabtu = 9, Pon = 7, atau jumlahnya adalah 16.

Misalkan pasangan weton pasangan Anda adalah Minggu Wage, maka jumlah neptunya adalah Minggu = 5, Wage = 4, jumlahnya adalah 9. Dan misalkan Anda telah merencanakan akan memasuki rumah pada hari Sabtu Pahing. Maka jumah neptunya adalah Sabtu = 9, Pahing = 9, sehingga total neptunya menjadi 18.

Setelah mengetahui semua angka neptu berdasarkan wetonnya, maka selanjutnya Anda menjumlahkan semua neptu tersebut. Jumlah yang didapat lalu dibagi 4 dan dicari kelebihan atau sisanya. Bila habis di bagi 4, maka kelebihannya dianggap 4. Bilangan pembagi dengan menggunakan angka 4 tersebut adalah bilangan pembagi dari Guru, Ratu, Rogoh dan Sempoyong.

Berikut ini adalah  tabel rumusan yang akan digunakan.
Kelebihan    Jatuh Pada     Artinya
1     Guru     Lancar rejeki, dihormati, selamat, sejahtera,
2     Ratu     Banyak rejeki, jauh dari gara-gara, berwibawa, ditakuti, disegani
3     Rogoh     Mudah untuk dimasuki pencuri, kurang harmonis dan tidak bahagia
4     Sempoyong     Tidak betah di rumah, banyak kesusahan dan sering bertengkar.

Artinya adalah:

    Kelebihan 1 akan jatuh pada Guru
    Kelebihan 2 akan jatuh pada Rat
    Kelebihan 3 akan jatuh pada Rogoh
    Kelebihan 4 akan jatuh pada Sempoyong

Dari contoh di atas maka jumlah seluruh neptu adalah sebesar 16 + 9 + 18 atau totalnya adalah 43. Angka 43 bila dibagi 4, maka akan menyisakan angka 3. Yang bila diartikan kelebihan 3 akan jatuh pada Rogoh.

Bila dilihat dari tabel, maka bila pindah rumah pada tanggal tersebut akan menyebabkan rumah Anda akan mudah untuk dimasuki pencuri, kurang harmonis dan tidak bahagia. Sehingga dengan mengetahui hal tersebut ada baiknya Anda mengganti hari kepindahan Anda.
Semoga dengan memeperhatikan beberapa pertimbangan dari perhitungan weton ini akan memberikan Anda sedikit wawasan mengenai kapan hari baik untuk pindah rumah menurut weton kelahiran dan primbon jawa.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Kedukan Bukit - Palembang

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146. --->>>Teks Prasasti Alih Aksara     svasti śrī śakavaŕşātīta 605 (604 ?) ekādaśī śu     klapakşa vulan vaiśākha dapunta hiya<m> nāyik di     sāmvau mangalap siddhayātra di saptamī śuklapakşa     vulan jyeşţha dapunta hiya<m> maŕlapas dari minānga     tāmvan mamāva yamvala dualakşa dangan ko-(sa)     duaratus cāra di sāmvau dangan jālan sarivu     tlurātus sapulu dua vañakña dātamdi mata jap     sukhacitta di pañcamī śuklapakşa vula...

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber...

Prasasti Yupa / Mulawarman dari Kutai

Prasasti Yupa atau Prasasti Mulawarman, atau disebut juga Prasasti Kutai, adalah sebuah prasasti yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai. Terdapat tujuh buah yupa/Tugu (sementara yang ditemukan) yang memuat prasasti, namun baru 4 yang berhasil dibaca dan diterjemahkan. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa (Pa-Lao-Wa /Lao-Lang) dan dalam bahasa campuran sansekerta dan Yi (Hok-Lo / Ge-Lao) Kuno, yang diperkirakan dari bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar 200 Masehi sesuai catatan kanung retawu terawal yg berkisar abad ke-2/3 M, meskipun sebagain sejarahwan menduga sekitar pd tahun 400 M. Prasasti ini ditulis dalam bentuk puisi anustub.[1] Isi prasasti yupa/mulawarman menceritakan Raja Mulawarman yang memberikan sumbangan kepada para kaum Brahmana berupa sapi yang banyak. Mulawarman disebutkan sebagai cucu dari Kudungga, dan anak dari Aswawarman. Prasasti ini merupakan bukti peninggalan tertua dari kerajaan yang beragama Dharma (Hindu?) di Indonesia. Nama Kutai umumnya digu...