Langsung ke konten utama

Apakah Di Surga Ada Sex dan Bidadari?

---:: Apakah Di Surga Ada Sex dan Bidadari? ::---

Di Sorga Tidak ada sex !, dan tidak ada Bidadari...!!!

Sex hanya ada di Bumi , karena Bumi memiliki dua sisi yaitu Positif(Yang) dan Negatif(Yin) , ada Genre Pria dan Wanita ,

Sex itu adalah pertemuan positif dan negatif .

Sedang kan Sorga bukan menggunakan Hukum positif negatif (Yin-Yang) .

Sorga menggunakan hukum Tidak Terbatas (Mo-Ha/Ma-Ha).

Contoh : Terang terus tidak pernah gelap , Hidup terus tidak pernah mati , Bahagia terus tiada penderitaan .

Beda dengan Bumi , ada positif(Yang) ada negatif(Yin) , ada bahagia ada penderitaan , ada hidup ada mati , ada pria ada wanita , ada datang ada pergi , ini semua adalah hukum Bumi .

Kalau kita sudah mati , tubuh kita masuk kedalam tanah dan hancur bersama waktu .

Kita lahir ke Bumi , tubuh kita terbuat dari lima Unsur Bumi , Air , Api , Tanah , Kayu dan Logam .

Kalau kita mati lima unsur Bumi kembali ke Bumi , tidak bisa di bawa ke Surga .

Yang pulang ke Surga adalah Roh kita , bentuk nya seperti CAHAYA(NUR) .

Karena kita di Sorga bukan terbuat dari Unsur Bumi , sehingga kita bisa berubah rubah bentuk sesuai tingkatan kebajikan kita sewaktu(hidup) di dunia .

Mungkin di antara kita ada yang sering melihat Malaikat atau Dewa , pasti Hanya Sepintas tidak bisa lama , karena tubuh mereka bukan terbuat dari unsur Bumi .


Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta semoga semua mahkluk berbahagia, smoga semua mahkluk terbebas dr penderitaan...Sancai 3x.


Oleh. 

David ▶ KONGHUCU BUDDHIS TAOISME


Editor.

Koh Tzu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Kedukan Bukit - Palembang

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146. --->>>Teks Prasasti Alih Aksara     svasti śrī śakavaŕşātīta 605 (604 ?) ekādaśī śu     klapakşa vulan vaiśākha dapunta hiya<m> nāyik di     sāmvau mangalap siddhayātra di saptamī śuklapakşa     vulan jyeşţha dapunta hiya<m> maŕlapas dari minānga     tāmvan mamāva yamvala dualakşa dangan ko-(sa)     duaratus cāra di sāmvau dangan jālan sarivu     tlurātus sapulu dua vañakña dātamdi mata jap     sukhacitta di pañcamī śuklapakşa vula...

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber...

Prasasti Yupa / Mulawarman dari Kutai

Prasasti Yupa atau Prasasti Mulawarman, atau disebut juga Prasasti Kutai, adalah sebuah prasasti yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai. Terdapat tujuh buah yupa/Tugu (sementara yang ditemukan) yang memuat prasasti, namun baru 4 yang berhasil dibaca dan diterjemahkan. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa (Pa-Lao-Wa /Lao-Lang) dan dalam bahasa campuran sansekerta dan Yi (Hok-Lo / Ge-Lao) Kuno, yang diperkirakan dari bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar 200 Masehi sesuai catatan kanung retawu terawal yg berkisar abad ke-2/3 M, meskipun sebagain sejarahwan menduga sekitar pd tahun 400 M. Prasasti ini ditulis dalam bentuk puisi anustub.[1] Isi prasasti yupa/mulawarman menceritakan Raja Mulawarman yang memberikan sumbangan kepada para kaum Brahmana berupa sapi yang banyak. Mulawarman disebutkan sebagai cucu dari Kudungga, dan anak dari Aswawarman. Prasasti ini merupakan bukti peninggalan tertua dari kerajaan yang beragama Dharma (Hindu?) di Indonesia. Nama Kutai umumnya digu...