Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

The Country of Zhao-Wa (Bagian dari catatan Ma Huan - Ying Yai Sheng Lan 瀛涯胜览)

Wilayah Zhao-Wa (kerajaan Jawa) dulunya disebut (bagian dari) Negeri She Bo. Negeri ini mempunyai empat kota besar , semuanya tidak mempunya dinding kota atau daerah pinggiran kota. Kapal-kapal dari Negara lain datang pertama-tama di kota yang bernama Tu-Ban (Tuban),kemudia­n kota kecil yg disebut desa baru, dan kemudian ke kota yang bernama Su-lu-ma-I (Surabaya), lalu menuju ke kota yang bernama Man-Che-Bo-I (Majapahit) dimana sang raja tinggal. Sebagai kotaraja, dindingnya terbuat dari batu bata, tingginya lebih dari tiga zhang (setara 30 kaki 7 inci), kelilingnya lebih dari 200 paces (340 yard) dan di dalam tembok terdapat 2 lapis gerbang, sangat terjaga ketat dan bersih. Konstruksi rumah raja adalah bersusun,masing­-masing 3 atau 4 ‘zhang’ tingginya, berlantai papan kayu dan dibeberkan tikar yang terbuat dari rotan atau dari alang-alang, dimana orang-orang duduk bersila. Pada atapnya menggunakan sirap kayu keras yang disusun seperti ubin. Rumah-rumah penduduknya menggunakan atap al

老 Lao atau Rao, Rau, Raw, Ra, Ro, Ru

老 Lao artinya : Yang Terhormat, Penuh Hormat, Untuk menghormati, Orang Tua, Yang berusia, Orang, Hewan dan Benda yang telah berusia tua/kuno, Orang yang mempunyai jabatan tinggi, Panggilan/sebutan sebagai tanda hormat kepada atasan yang dilakukan oleh bawahannya. Kata 老 Lao juga diucapkan dalam dialek lain adalah : Lou, Lau, Lo. Dalam dialek orang Yi, Kra (Ke-Ra), Ge-Lao/Ge-Lo, Dai/Tai, Kra-Dai/Kra-Tai diucapkan sebagai : Rao, Rau, Raw, Ra, Ro, dalam dialek Tiongkok kuno diucapkan sebagai : Ru, Ro, Rao Dalam dialek Jepang dan Korea diucapkan sebagai : Ro. Kata 老 Lao atau Rao, Rau/Raw, Ra, Ro, merupakan suatu predikat yang digunakan sebagai menunjukkan suatu tindakan/perasaan "Hormat, Kehormatan, Yang dihormati". Biasanya digunakan kepada Orang yang lebih tua, orang yang dituakan (sesepuh/pinisepuh), orang dengan jabatan tinggi di wilayah/komunitas, orang Bangsawan atau juga kepada Pemilik usaha (bisnis), orang yang dikasihi atau dicintai, sebagai contoh : - 老父 Lao Fu (Lo Hu,

RWA BHI-NE-DA 二化 比逆大

Dalam kitab-kitab kuno di nusantara khususnya di jawa dan bali, sering didapati kata RWA BHINEDA yang merupakan representasi dari YIN-YANG, berikut penjelasan singkatnya.. 二化 ER-WA/R-WA diucapakan RWA sama dengan JI-WA. ER-WA atau R-WA dari kata ER dan WA(HUA/HWA) yang maknanya : 二 ER atau R artinya DUA Dialek lain : Kanton : JI, NGEI Hakka (Khek) : NGI Min Dong (Fu Zhou/Fu Chow/Hok Chow) : NE Min Nan (Fu Jian/Hok Kien) : JI, GI, LI Teochew : RI, JI Wu (Shanghai) : HER/ER/R, NYI Vietnam : NI/NHI Zhuang : NGEI/NGI 化 HUA atau WA/HWA artinya MENJADI, JADI, SEBAGAI, ADALAH, UKURAN (BILANGAN), LARUT/MELEBUR, MENCAIR, MENYATU Dialek lain : Kanton : FA/VA Hakka (Khek) : FA Min Dong (Fu Zhou/Fu Chow/Hok Chow) : HUA/UA Min Nan (Fu Jian/Hok Kien) : HOA/OA, HUA/WA/UA Teochew : HUE Wu (Shanghai) : HO Vietnam : HOA/OA 二化 ER-HUA atau R-WA artinya SEBAGAI DUA atau JADI DUA atau DUA YANG LARUT atau DUA YANG MENYATU/MELEBUR Kata R-WA atau R-OA/R-UA yang maknanya DUA YANG MENYATU diucapkan dalam dialek

Chinese Buddhism Kwan-Yin Prajna Paramita Heart Sutra Bamboo Slip Writing般若波罗蜜心经

  心 經 / Sutra Hati bō rě bō luó mì duō xīn jīng  般 若 波 羅 蜜 多 心 經  Sutra Prajnaparamita Hrdaya / Sutra Hati  ================================ Kuan Zhi Cai Pu Sa . Sin Sen Bo Ye Bo Lo Mi Tuo Shi . Cao Cien U Yin Cie Gon .  觀 自 在 菩 薩 。 行 深 般 若 波 羅 蜜 多 時 。照 見 五 蘊 皆 空 。 Ketika Yang Mulia Bodhisattva Avalokitesvara mempraktikkan Prajna Paramita secara tekun dan mendalam. Beliau mengerti secara hakiki bahwa panca skandha manusia adalah senantiasa berubah. Tu I Jie Gu Ek . Se Li Zhi . Se Pu I Gon .  度 一 切 苦 厄 。 舍 利 子 。 色 不 異 空 。  Dengan pencerahan demikian Beliau dapat mengatasi semua penderitaan. Oh, Sariputra! Setiap benda/rupa adalah identik dengan sifat kesunyataan. Gon Pu I Se . Se Ci Shi Gon . Gon Ci Shi Se . Sou Sian Sin Shi . I Fu Ru Shi . 空 不 異 色 。色 即 是 空 。 空 即 是 色 。 受 想 行 識 。 亦 復 如 是 。 Sebaliknya sifat kesunyataan ini adalah identik dengan benda/rupa yang relevan dengannya. Semua benda/rupa adalah perwujudan dari sifat kesunyataan, sifat kesunyataan senantiasa menyertai benda/rupanya

POSISI TANGAN DALAM IKONOGRAFI BUDDHIS

  Dalam ikonografi Budhis, kita semua tentunya seringkali melihat rupang atau lukisan dari Sang Buddha yang dimana tangan Beliau membentuk beberapa pose/posisi tangan yang sering disebut sebagai “Mudra”. Berikut akan dijelaskan beberapa “Mudra” beserta dengan artinya dengan berbagai contoh Mudra yang diambil dari rupang-rupang Sang Buddha di Candi Borobudur ataupun candi-candi lain. 1 : ABHAYA MUDRA – TIADA KETAKUTAN     Marilah kita mulai dengan salah satu bentuk Mudra yang sangat populer yang biasa disebut dengan Abhaya Mudra, yang melambangkan Tiada Ketakutan / Tidak Gentar. Ini adalah bentuk Mudra yang sangat populer yang banyak sekali dijumpai dalam image Buddha baik itu berapa rupang, lukisan atau beberapa kerajinan tangan lainnya. Apakah Abhaya Mudra? Abhaya jika diartikan dalam Bahasa Sansekerta berarti “Tiada Ketakutan”. Abhaya Mudra dibentuk dengan posisi tangan yang terbuka dan menengadah di pangkuan, sementara tangan kanan diangkat sedikit di atas lutut kanan dengan tel