Langsung ke konten utama

Tiga Bagian Pemanah Rajawali 射鵰 三部曲 She Diao San Bu Qu Dalam Sebuah Pemahaman


Apakah anda pernah menonton film silat/kungfu?, bagi anda yang suka menonton film silat/kungfu tentu tidak asing dengan serial film Legend of The Condor Heroes (Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali) yang pernah dibintangi oleh Andy Lau, kisah film tersebut mengambil cerita dari Puisi Tiga Bagian Pemanah Rajawali atau dalam bahasa mandarinnya 射鵰 三部曲 SHE DIAO SAN BU QU ( baca SE TIAO SAN PU KU) atau SIA TIO SAM PU KHEK dalam bahasa Hokkien yang digubah oleh Jin Yong yang bernama asli Louis Cha.


Banyak orang yang menonton film tersebut tanpa tahu makna yang sebenarnya, dalam Puisi Tiga Bagian Pemanah Rajawali 射鵰 三部曲 mengandung ajaran Nei-Dan atau ajaran tentang kultivasi diri.


Dalam puisi tiga bagian pemanah rajawali tersebut dikisahkan ada 3 tokoh utama, yang melambangkan 3 hal, yaitu:

1) 郭靖 GUO JING (KUO CHING / KWE CHENG)

2) 楊過 YANG GUO (YANG KUO / YO KO)

3) 張無忌 ZHANG WU JI (CHANG WU CHI / TIO BU KI) atau 無忌 WU JI (WU CHI / BU KI)


Ke-Tiga Tokoh utama tersebut merepresentasikan 三寶 SAN BAO (SAN PO / SAM PO) :

精 JING (CHING / CHENG) => 郭靖 GUO JING (KUO CHING / KWE CHENG)

氣 QI (CHI / KI) => 楊過 YANG GUO (YANG KUO / YO KO)

神 SHEN (SEN) => 張無忌 ZHANG WU JI (CHANG WU CHI / TIO BU KI) atau 無忌 WU JI (WU CHI / BU KI)


Ketiganya juga direpresentasikan dengan sosok tiga dewa dalam kesusastraan masyarakat asia tenggara dan asia selatan yaitu:

BRAHMA representasi dari 精 JING (CHING / CHENG)

WISNU representasi dari 氣 QI (CHI / KI) 

SIWA/GURU representasi dari 神 SHEN (SEN)


Ketiga hal tersebut dijabarkan dalam kitab Nawaruchi, dan dibagian GURU/SIWA muncul seorang Dewa sebagai Guru yang dikenal dengan Dewa Ruchi yang memberikan penjelasan akhir tentang ilmu pelepasan sempurna.


Ref.
真 皓腦內
Jan Honone/Zhen Haonuonei.

Editor.
Koh Tzu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Kedukan Bukit - Palembang

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146. --->>>Teks Prasasti Alih Aksara     svasti śrī śakavaŕşātīta 605 (604 ?) ekādaśī śu     klapakşa vulan vaiśākha dapunta hiya<m> nāyik di     sāmvau mangalap siddhayātra di saptamī śuklapakşa     vulan jyeşţha dapunta hiya<m> maŕlapas dari minānga     tāmvan mamāva yamvala dualakşa dangan ko-(sa)     duaratus cāra di sāmvau dangan jālan sarivu     tlurātus sapulu dua vañakña dātamdi mata jap     sukhacitta di pañcamī śuklapakşa vula...

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber...

Prasasti Yupa / Mulawarman dari Kutai

Prasasti Yupa atau Prasasti Mulawarman, atau disebut juga Prasasti Kutai, adalah sebuah prasasti yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai. Terdapat tujuh buah yupa/Tugu (sementara yang ditemukan) yang memuat prasasti, namun baru 4 yang berhasil dibaca dan diterjemahkan. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa (Pa-Lao-Wa /Lao-Lang) dan dalam bahasa campuran sansekerta dan Yi (Hok-Lo / Ge-Lao) Kuno, yang diperkirakan dari bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar 200 Masehi sesuai catatan kanung retawu terawal yg berkisar abad ke-2/3 M, meskipun sebagain sejarahwan menduga sekitar pd tahun 400 M. Prasasti ini ditulis dalam bentuk puisi anustub.[1] Isi prasasti yupa/mulawarman menceritakan Raja Mulawarman yang memberikan sumbangan kepada para kaum Brahmana berupa sapi yang banyak. Mulawarman disebutkan sebagai cucu dari Kudungga, dan anak dari Aswawarman. Prasasti ini merupakan bukti peninggalan tertua dari kerajaan yang beragama Dharma (Hindu?) di Indonesia. Nama Kutai umumnya digu...