Langsung ke konten utama

Analisis Gelar Penguasa "SRI" (使 SHI) Dalam Catatan Tiongkok Kuno


使 SHI = SRI = SAI

刺史 CI SHI artinya PETUGAS YANG BERTANGGUNG JAWAB DI SUATU WILAYAH (Pada masa Dinasti HAN Dibawah Kaisar Wu dari Han 157-87 SM)... atau
GUBERNUR PROPINSI, GUBERNUR YANG MEMBAWAHI 州 ZHOU ATAU PROPINSI ( 州 ZHOU arti lain TANAH, WILAYAH).

刺史 CI SHI kadang disebut juga sebagai...
使君 SHI JUN (SHIH CHUN) artinya GUBERNUR PROPINSI, GELAR KEHORMATAN SEBAGAI YANG MENJABAT GUBERNUR PROPINSI

Karakter kata SHI 使 (SHIH) artinya : SEBAGAI YANG DI PEKERJAKAN, ORANG YANG DIPEKERJAKAN, ORANG YANG BERTUGAS, ORANG SEBAGAI UTUSAN (KAISAR TIONGKOK), SEBAGAI PETUGAS YANG BERWENANG ATAS KEKAISARAN TIONGKOK YANG MENANGANI ATAU MENGENDALIKAN SUATU WILAYAH

Karakter 使 SHI (SHIH) yang artinya tersebut diatas juga diucapkan dalam berbagai dialek, seperti :

Dialek Tiongkok Kuno : SRW, SRI
Kanton : SI
Hakka (Khek) : SII
Min Dong (Fu Zhou) : SAI
Min Nan (Hokkien) : SAI, SU, SIR
Teochew : SAI
Wu (Shanghai) : SR, SRI
Vietnam : SU, SUA, THUA

Sedangkan...
君 JUN (CHUN) artinya : YANG MEMERINTAH, KEPALA, PEMIMPIN, RAJA, PENGUASA, TUAN, PANGILAN KEHORMATAN UNTUK SESEORANG

Kanton : GWAN/KWAN (GUAN/KUAN)
Hakka (Khek) : KIUN, GIUN
Min Dong (Fu Zhou) : GUNG, KUNG
Min Nan (Hokkien) : KUN, KIN, KUNG
Teochew : GUNG, KUNG
Wu (Shanghai) : JYN, TYNG/TING, TIONG, TONG
Vietnam : QUAN/KUAN, VUA/UA/WA

刺史 CI SHI atau 使君 SHI JUN (SHIH CHUN) pada masa Dinasti Han Kaisar WU digunakan sebagai gelar pada Komandan Propinsi JIAO ZHI (sekarang Ha Noi, Vietnam utara) yang menguasai Teluk 東京 Dong Jing atau Tong King atau Ton Kin.

Kata 使 SHI sebagai 刺史 CI SHI atau 使君 SHI JUN ini yang kemudian pada masa Dinasti TANG 618-907 M menjadi sebagai 節度使 JIE DU SHI.

Jadi kata 使 SHI sama seperti apa yang diucapkan sebagai SRI atau SAI yang bermakna sebagai : SEBAGAI PETUGAS YANG BERWENANG UTUSAN KEKAISARAN TIONGKOK YANG MENANGANI ATAU MENGENDALIKAN SUATU WILAYAH

SHI = SRI = SAI...

Kata 使 SHI digunakan pada gelar jabatan pada masa Dinasti TANG 618-907 M sebagai 節度使 JIE DU SHI dengan sebutan panjangnya yaitu 定難 節度使 DING-NAN JIE DU SHI
Makna 定難 DING NAN artinya MENYELESAIKAN MASALAH atau KESULITAN atau MENYELESAIKAN PEMBRONTAKAN.

Kata SRI yang maknanya sama dengan SHI banyak digunakan dalam gelar nama Raja-raja yang menyebar hingga ke luar wilayah daratan Tengah Tiongkok, seperti halnya SRI WI-JAI-YA (SRI WI-JAY-A/SRI WIJAYA)

Kata SAI yang maknanya sama dengan SHI digunakan dalam nama SAI LI-EN DE RAO (SAI LIEN DRA).

Kata SAI juga digunakan pada gelar jabatan seperti SAI DIN atau SAI DING
yang digunakan oleh Sai-id Din-Na A-Li pada tahun 656-661 M Gubernur dan Komandan pasukan di Persia pada masa Dinasti TANG dan Sai-id(Say-yid) ajjal al-Din Wu(U)-Mar 1211-1279 M, seorang Gubernur Propinsi Yunnan pada masa Dinasti YUAN.

Kata DIN-NA pada gelar SAI-ID (SAI-IT) DIN-NA A-LI merupakan dialek lain dari 定難 DING NAN artinya MENYELESAIKAN MASALAH atau KESULITAN, yang merupakan sebutan lengkap sebagai 定難 節度使 DING NAN JIE DU SHI

Kata 定 DING (TING) atau DIN bermakna : UNTUK MENSTABILKAN, UNTUK MEMUTUSKAN, UNTUK MEMBANGUN, UNTUK MENYELESAIKAN

Kanton : DING/TING, DENG/TENG
Hakka (Khek) : TIN, DIN
Min Bei (Jian'Ou) : DIANG/TIANG
Min Dong (Fu Zhou) : DIANG/TIANG, DENG/TENG
Min Nan (Hokkien) : TIAN, TENG, TING
Teochew : DIAN/TIAN, DENG/TENG
Wu (Shanghai) : DIN
Vietnam : DIN, DINH

Dalam gelar Raja jawa biasanya disebutkan sebagai SAI DIN PANATA GAMA

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Jiaozhi
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Dingnan_Jiedushi
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Ajall_Shams_al-Din_Omar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber

Prasasti Kudadu Gunung Butak

Prasasti Kudadu ditemukan di lereng Gunung Butak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Putri Tidur. Gunung Butak berada dalam wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Prasasti Kudadu bertarikh 1216 Çaka atau bertepatan dengan 11 September 1294 M, dengan menggunakan aksara Kawi Majapahit. Prasasti ini dipahatkan pada lempeng tembaga (tamra praśasti) yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardha Anantawikramottunggadewa. Prasasti Kudadu atau yang dikenal juga dengan Prasasti (Gunung) Butak – sesuai dengan lokasi ditemukan prasasti – menyebutkan tentang pemberian anugerah raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sīma untuk dinikmati oleh pejabat Desa Kudadu dan keturunan-keturunannya sampai akhir zaman. Para pejabat Desa Kudadu itu mendapat anugerah demikian karena telah berjasa kepada raja sebelum dinobatkan menjadi raja dan masih bernama Narārya Saṃgrāmawijaya. Pada waktu itu, Sa

Prasasti Pedang Goujian (Raja Yue/Yi)

Pedang Goujian (simplified Chinese: 越王勾践剑; traditional Chinese: 越王勾踐劍) adalah artefak manuskrip arkeologis dari periode Musim Semi dan Musim Gugur (771-403 SM) yang ditemukan pada tahun 1965 di Hubei, Cina. Dibuat dari perunggu, terkenal karena ketajaman dan ketahanannya terhadap noda yang jarang terlihat pada artefak yang sudah sangat tua. Artefak manuskrip bersejarah Tiongkok kuno ini saat ini dimiliki dan disimpan oleh Museum Provinsi Hubei. Pada tahun 1965, ketika penelitian arkeologi dilakukan di sepanjang saluran air utama kedua Waduk Sungai Zhang di Jingzhou, Hubei, serangkaian makam kuno ditemukan di Kabupaten Jiangling. Penggalian dimulai pada pertengahan Oktober 1965, berakhir pada Januari 1966, akhirnya mengungkapkan lebih dari lima puluh makam kuno Negara Chu. Lebih dari 2.000 artefak ditemukan di situs tersebut, termasuk pedang perunggu berhias prasasti, yang ditemukan di dalam peti mati bersama dengan kerangka manusia. Peti mati itu ditemukan pada bulan Desember 1965, d