Langsung ke konten utama

Tinjauan Kritis Bahasa PA-LO-WA atau PA- LAU-WA(PALAWA)


Sebelum menjelaskan aksara PA LO WA atau PA LAU WA(PALAWA) terlebih dahulu harus mengenal atau mengerti apa yang di sebut sebagai HOK LO/HO LO.

HOK LO atau dalam penulisan mandarin 河洛 HE LUO dalam dialek lain HOK LO/HO LO atau HOG LO artinya ORANG MIN atau juga kadang disebut sebagai ORANG MIN SELATAN (MIN NAN/MAN).

Sejarah awal orang MIN dapat ditelusuri dari kerajaan MIN-YUE 334-110 SM diwilayah FU ZHOU sekarang (wilayah Tenggara Tiongkok), yang sebelumnya merupakan terusan kerajaan YUE 496-334 SM yang wilayahnya di ZHE JIANG sekarang (wilayah Timur Tiongkok).

Dari runutan sejarah tersebut Orang HOK LO merupakan apa yang disebut juga sebagai Orang YUE atau juga disebut sebagai Orang MIN (MIN SELATAN/MIN NAN/MAN).

Orang HOK LO/ HO LO tersebar populasinya dari wilayah dari ZHE JIANG, FU JIAN, GUANG DONG, TAIWAN, FILIPINA, VIETNAM, KAMBOJA, MALAYSIA, SINGAPURA, THAILAND, MYANMAR(BURMA), LAOS dan INDONESIA.

Orang HOK LO/HO LO biasanya juga disebut sebagai HOK LO LANG/HO LO LANG dalam penulisan mandarin 河洛 儂 HE LUO LANG, 儂 LANG artinya ORANG, MANUSIA.

Orang HOK LO/HO LO biasanya menggunakan bahasa atau dialek yang disebut sebagai PEH OE atau PEH OA (HOKKIEN) atau PA WA/BA WA (KANTON) dalam penulisan mandarin 白話 BAI HUA artinya BAHASA ASLI...
白 BAI (PAI/PA/PEH) artinya MURNI, ASLI dan 話 HUA (WA/OA/OE) artinya BAHASA.

Dalam penyebutan untuk tulisannya biasanya di sebut PE OE(OA) JI atau PA WA ZI dalam penulisan mandarin 白話 字 BA HUA ZI (PA HUA TZU).
Kata 字 ZI (TZU/ZI/JI) artinya KARAKTER, KARAKTER TULISAN.

Kata PA HUA / PA WA / PEH OE(OA) yang artinya BAHASA ASLI mendapat sisipan di tengah kata untuk menerangkan orang yang menggunakan bahasa tersebut dengan disisipkan kata HOK LO / HO LO yang artinya ORANG MIN atau ORANG MIN SELATAN (MAN).

Penggabungan kedua kata tersebut menjadi 白 河洛 話 PA HOK LO(HO LO) WA dalam penulisan mandarin 白 河洛 話 BA HE LUO HUA yang artinya BAHASA ORANG MIN (MIN SELATAN/MIN NAN/MAN) YANG ASLI.

Kata PA HOK LO WA yang kemudian menjadi kata PA LO WA atau PA LAU WA(PA LA WA) yang kata LO merujuk atau kependekkan dari kata HOK LO(HO LO) yang artinya ORANG MIN atau ORANG MIN SELATAN (MIN NAN/MAN).

Jadi kata 白洛 話 PA LO WA atau PA LAU WA(PA LA WA) merupakan kependekan dari kata 白 河洛 話 PA HOK LO(HO LO) WA artinya BAHASA ORANG MIN (MIN SELATAN/MIN NAN/MAN) YANG ASLI.

Aksara PA LO WA atau PA LAU WA(PA LA WA) banyak digunakan pada prasasti-prasasti terseber seperti di KUTAI, TARUMA NEGARA, TUK MAS (GRABAG, MAGELANG), CANGGAL (SALAM, MAGELANG), SRIWIJAYA, DLL.

Aksara PA LO WA atau PA LAU WA(PALAWA) yang merupakan aksara yg digunakan oleh orang MIN SELATAN, MIN NAN, MAN, ORANG YUE atau ORANG YI/I yang di tafsirkan oleh sejarahwan barat merupakan aksara dari orang India yang berasal dari Dinasti PA LA (India).

Penafsiran ini tidak dapat digunakan dan juga akan menjadi bertentangan dengan sejarahwan yang menelusuri tentang Bahasa AUSTRONESIA, disebabkan Bahasa orang HOK LO atau HO LO atau Orang MIN (MIN NAN/MAN) merupakan cikal bakal dari bahasa yang kemudian disebut oleh sejarahwan barat sebagai Bahasa AUSTRONESIA .

Merunut penyebaran populasinya dari yang disebut sebagai DONG YI (TUNG I) / Orang YI/I Timur atau YUE atau MIN atau MIN SELATAN (MIN NAN) atau Orang MAN yang merupakan populasi penyebaran yang kemudian disebut sebagai AUSTRONESIA.

Jadi yang paling logis adalah bahwa aksara PA LO WA atau PA LAU WA(PA LA WA) akan berkembang kemudian di wilayah Barat atau India terkait dengan penyebaran orang-orang HOK LO / HO LO atau Orang MIN (MIN SELATAN/MIN NAN/MAN) dengan membangun Dinasti PALA di india dengan cirikhas menggunakan Wa-eR MAN sebagai penyebutan orang MAN atau orang MIN NAN atau MIN SELATAN atau orang HOK LO/HO LO...

Copas konten dari Kang Janonone Kusumo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber

Prasasti Kudadu Gunung Butak

Prasasti Kudadu ditemukan di lereng Gunung Butak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Putri Tidur. Gunung Butak berada dalam wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Prasasti Kudadu bertarikh 1216 Çaka atau bertepatan dengan 11 September 1294 M, dengan menggunakan aksara Kawi Majapahit. Prasasti ini dipahatkan pada lempeng tembaga (tamra praśasti) yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardha Anantawikramottunggadewa. Prasasti Kudadu atau yang dikenal juga dengan Prasasti (Gunung) Butak – sesuai dengan lokasi ditemukan prasasti – menyebutkan tentang pemberian anugerah raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sīma untuk dinikmati oleh pejabat Desa Kudadu dan keturunan-keturunannya sampai akhir zaman. Para pejabat Desa Kudadu itu mendapat anugerah demikian karena telah berjasa kepada raja sebelum dinobatkan menjadi raja dan masih bernama Narārya Saṃgrāmawijaya. Pada waktu itu, Sa

Prasasti Pedang Goujian (Raja Yue/Yi)

Pedang Goujian (simplified Chinese: 越王勾践剑; traditional Chinese: 越王勾踐劍) adalah artefak manuskrip arkeologis dari periode Musim Semi dan Musim Gugur (771-403 SM) yang ditemukan pada tahun 1965 di Hubei, Cina. Dibuat dari perunggu, terkenal karena ketajaman dan ketahanannya terhadap noda yang jarang terlihat pada artefak yang sudah sangat tua. Artefak manuskrip bersejarah Tiongkok kuno ini saat ini dimiliki dan disimpan oleh Museum Provinsi Hubei. Pada tahun 1965, ketika penelitian arkeologi dilakukan di sepanjang saluran air utama kedua Waduk Sungai Zhang di Jingzhou, Hubei, serangkaian makam kuno ditemukan di Kabupaten Jiangling. Penggalian dimulai pada pertengahan Oktober 1965, berakhir pada Januari 1966, akhirnya mengungkapkan lebih dari lima puluh makam kuno Negara Chu. Lebih dari 2.000 artefak ditemukan di situs tersebut, termasuk pedang perunggu berhias prasasti, yang ditemukan di dalam peti mati bersama dengan kerangka manusia. Peti mati itu ditemukan pada bulan Desember 1965, d