Langsung ke konten utama

Makna Wilayah MAGELANG, MALANG dan PEMALANG yang terkait Kisah GUAN YIN

Pada masa kuno di jawa khususnya era Medang kuno, ajaran Buddha banyak dianut oleh masyarakat di jawa khususnya Buddha Mahayana/Zen, salah satu Bodhisatva yang menjadi ikon Buddha Mahayana/Zen adalah Dewi Guan Yin atau Kwan Im, yang kemudian diabadikan menjadi nama wilayah di jawa, berikut penjelasannya...


---:: 馬郎婦 MA LANG FU (ISTRI TUAN MA / ISTRI PEMUDA MA) ::---


Legenda MA LANG FU terdapat dalam catatan 續玄怪錄 XU XUAN GUAI LU yang disusun sekitar abad ke-8 dan ke-9 M.

Legenda ini populer pada masa Dinasti Tang pada tahun 817 M, ada seorang gadis cantik dari keluarga LING ZHAO yang menganut CHAN/CHEN/ZEN (BUDDHA MAHAYANA) yang terkenal kecantikannya sehingga banyak diminati pemuda untuk menikahinya.

Dikarenakan begitu banyak pemuda yang ingin menikahinya akhirnya gadis tersebut mengajukan syarat yang mana pemuda yang akan dipilih harus dapat menghafal Bab GUAN YIN di dalam Sutra TERATAI (SUTRA SADDHARMA PUNDARIKA) dalam satu malam.


Dalam kesempatan pertama ini ada 20 pemuda yang berhasil melalui persyaratan tersebut, tetapi karena hanya ada satu pemuda yang menjadi calonnya maka gadis tersebut mengajukan persyaratan ke-dua yaitu harus dapat menghafal Sutra HATI atau Sutra INTAN (SUTRA VAJRACCHEDIKA PRAJNAPARAMITA) dalam satu malam.


Dalam kesempatan ke-dua masih banyak pemuda yang berhasil melalui persyaratan tersebut, kembali gadis ini mengajukan persyaratan ke tiga yaitu harus dapat menghafal keseluruhan dari Sutra TERATAI (SUTRA SADDHARMA PUNDARIKA) dalam tiga hari untuk dapat menikahinya.


Dalam kesempatan ke-tiga hanya ada seorang pemuda (Dalam bahasa Tiongkok Pemuda = LANG) dari keluarga MA (untuk itu disebut sebagai MA LANG) yang berhasil melalui persyaratan tersebut dan yang akan menikahi gadis tersebut.


Pada waktu proses pernikahan dimulai ternyata gadis tersebut sakit sehingga di istirahatkan di ruangan lain, tetapi sebelum pesta pernikahan berakhir dan para tamu masih merayakan pesta tersebut gadis itu tiba-tiba meninggal dan tubuhnya menjadi mulai membusuk, sehingga diputuskan untuk segera di kuburkan.


Setelah beberapa hari berlalu dari kejadian tersebut muncul seorang Biksu Tua dengan berjubah ungu menemui MA LANG yang menyuruhnya agar digali kembali kuburan istrinya.

MA LANG yang dibantu para warga melaksanakan perintah Biksu Tua tersebut menggali kuburan dengan di bantu para warga.

Setelah digali dan peti mati di buka ternyata tulang-belulang dari gadis tersebut berubah menjadi potongan-potongan batangan emas.

MA LANG dan para warga merasa heran dan bertanya-tanya tentang kejadian tersebut, sehingga Biksu Tua menjelaskan bahwa gadis tersebut merupakan manifestasi dari GUAN YIN yang datang untuk membimbing menuju keselamatan.

Setelah menjelaskan kejadian tersebut kepada MA LANG dan para penduduk setempat Biksu Tua tersebut kemudian menghilang.

Legenda tersebut kadang juga di kenal dengan GUAN YIN DENGAN KERANJANG IKAN.

Legenda MA LANG FU atau Legenda MA LANG menjadi nama tempat di beberapa wilayah di JAWA ( yang penduduknya menganut ajaran Buddha Mahayana/Zen) yang terkait erat dengan ajaran GUAN YIN atau ajaran CHAN/CHEN/ZEN (BUDDHA MAYAHANA) seperti wilayah MA-GE LANG, MA LANG dan PE-MA LANG (FEI MA LANG).


MAGELANG

Kata MA GE LANG merupakan penjelasan dari kata MA LANG yang di sisipkan kata dari dialek Hokkien dan Teochew GE/KE dengan pinyin 家 JIA (baca ; CHIA) artinya KELUARGA

Jadi kata 馬家 郎 MA-GE LANG artinya PEMUDA DARI KELUARGA MA.

MAGELANG merupakan wilayah Jawa Tengah di mana Candi BOROBUDUR berdiri yang merupakan candi bagi BUDDHA MAHAYANA.


MALANG

Kata 馬 郎 MA LANG juga digunakan sebagai nama tempat di wilayah Jawa Timur, kata MA LANG di wilayah Jawa Timur terkait erat dengan putri dari ERLANGGA yang menjadi Biksuni Buddha yaitu DEWI KILI SUCI.


PEMALANG

Kata PE MA-LANG atau FEI MA LANG juga merujuk untuk menjelaskan kata MA LANG dengan diawali kata 妃 FEI (baca ; FEI/PEI/PE/FE) artinya ISTRI, PASANGAN.

Jadi kata 妃 馬 郎 FEI MA LANG atau FE MA LANG atau PE MA-LANG artinya ISTRI TUAN MA atau PASANGAN PEMUDA MA.


Secara garis besar kata MA LANG merupakan representasi dari kisah atau legenda yang mengenai GUAN YIN (BUDDHA CHAN/CHEN/ZEN atau MAHAYANA)


Oleh.

真 皓腦內

Jan Honone/Zhen Haonuonei.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber

Prasasti Kudadu Gunung Butak

Prasasti Kudadu ditemukan di lereng Gunung Butak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Putri Tidur. Gunung Butak berada dalam wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Prasasti Kudadu bertarikh 1216 Çaka atau bertepatan dengan 11 September 1294 M, dengan menggunakan aksara Kawi Majapahit. Prasasti ini dipahatkan pada lempeng tembaga (tamra praśasti) yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardha Anantawikramottunggadewa. Prasasti Kudadu atau yang dikenal juga dengan Prasasti (Gunung) Butak – sesuai dengan lokasi ditemukan prasasti – menyebutkan tentang pemberian anugerah raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sīma untuk dinikmati oleh pejabat Desa Kudadu dan keturunan-keturunannya sampai akhir zaman. Para pejabat Desa Kudadu itu mendapat anugerah demikian karena telah berjasa kepada raja sebelum dinobatkan menjadi raja dan masih bernama Narārya Saṃgrāmawijaya. Pada waktu itu, Sa

Prasasti Pedang Goujian (Raja Yue/Yi)

Pedang Goujian (simplified Chinese: 越王勾践剑; traditional Chinese: 越王勾踐劍) adalah artefak manuskrip arkeologis dari periode Musim Semi dan Musim Gugur (771-403 SM) yang ditemukan pada tahun 1965 di Hubei, Cina. Dibuat dari perunggu, terkenal karena ketajaman dan ketahanannya terhadap noda yang jarang terlihat pada artefak yang sudah sangat tua. Artefak manuskrip bersejarah Tiongkok kuno ini saat ini dimiliki dan disimpan oleh Museum Provinsi Hubei. Pada tahun 1965, ketika penelitian arkeologi dilakukan di sepanjang saluran air utama kedua Waduk Sungai Zhang di Jingzhou, Hubei, serangkaian makam kuno ditemukan di Kabupaten Jiangling. Penggalian dimulai pada pertengahan Oktober 1965, berakhir pada Januari 1966, akhirnya mengungkapkan lebih dari lima puluh makam kuno Negara Chu. Lebih dari 2.000 artefak ditemukan di situs tersebut, termasuk pedang perunggu berhias prasasti, yang ditemukan di dalam peti mati bersama dengan kerangka manusia. Peti mati itu ditemukan pada bulan Desember 1965, d