Langsung ke konten utama

華影 Hua Ying atau Wa Yang

 

-- :: 華影 Hua Ying atau Wa Yang ::---

Oleh. Janhanonone

皮影戲 Pi Ying Xi, mempunyai arti yaitu :
皮 Pi atau Pii, artinya : Kulit, Bulu, Kulit Kayu
Dialek lain:
Kanton : Pei
Hokkien : Pi, Phi, Phe, Pher

影 Ying atau Ing, artinya : Bayangan, Gambar, Jejak, Kehadiran, Kejadian

戲 Xi atau Si, artinya : Pertunjukan, Permainan, Teater/opera
Dialek lain:
Kanton : Hei
Hokkien : Hi, Hei, Hai

Jadi kata 皮影戲 Pi Ying Xi artinya Pertunjukan/Permainan Seni Bayangan dari Kulit.

Dalam sejarahnya 皮影戲 Pi Ying Xi disebutkan berasal dari Dinasti Han.
Ada dua catatan sejarah Tiongkok yang menyebutkan :

1. 劉邦 Liu Bang (256 - 195 SM) yang merupakan pendiri kekaisaran Dinasti Han ketika dia menggunakan berbagai bentuk Boneka dari kulit (wayang kulit) yang di proyeksikan ke dinding tembok untuk mengelabui musuhnya yaitu tentara Chu ketika dia dikepeung didalam benteng.

2. Kaisar Wu dari Han (157 - 87 SM).
Menurut catatan sejarah Tiongkok pada masa Kaisar Wu dari Han mengalami kesedihan yang mendalam atas kematian Permaisuri kesayangannya yaitu Permaisuri Li atau 李夫人 Li Fu Ren yang disebabkan karena sakit.
Kematian Permaisuri Li membuat Kaisar Wu dari Han mengalami depresi sehingga membuat semua anggota keluarga, kerabat, menteri dan pejabat-pejabat istana menjadi khawatir atas keadaan kaisar Wu.
Suatu hari salah seorang menteri kaisar bertemu dengan anak-anak yang sedang bermain dengan boneka dibawah sinar matahari, menteri tersebut mengagumi dan terkesan ketika melihat bayang-bayang boneka yang bergerak pada dinding dan anah.
Menteri tersebut mendapatkan inspirasinya untuk menyembuhkan kaisar Wu atas depresi didalam kesedihannya sehingga dia memanggil seorang Tao Shi (Pendeta Tao) untuk membuat boneka kulit yang menyerupai Permaisuri Li dan membuat 11 bagian potongan kulit di cat yang menyerupai pakaian, juga membuat lampu dari minyak dan kain layarnya untuk membuat bayangan boneka tersebut.
Pada malam harinya dipertunjukkan kepada Kaisar Wu untuk mengobati kesedihannya.
Awalnya pertunjukan 皮影戲 Pi Ying Xi hanya di gelar didalam istana kekaisaran.
皮影戲 Pi Ying Xi dipopulerkan pada masa Dinasti Song (960 - 1279 M) yang dipertunjukan untuk masyarakat umum setiap hari libur.
Pada masa Dinasti Yuan (1271 - 1368 M) pertunjukan 皮影戲 Pi Ying Xi diperkenalkan dan dibawa ke Persia, Arab, Turki, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Rusia, Myanmar, Thailan/siam, Korea, Jepang, dll.
華影 Wa Yang atau Hua Ying
Kata Wayang sendiri merupakan dialek Hokkien dan Kanton, dari karakter kata Hua dan Ying :
華 Hua atau Hwa, artinya : Budaya, Tradisi dan Leluhur Tionghoa
Kanton : Wa
Hokkien : Hoa, Hua, Hwa
影 Ying atau Ing, artinya : Bayangan, Gambar, Jejak, Kehadiran, Kejadian
Kanton : Jing, Yen, Yiang, Yang
Hokkien : ian, iang
Kata Ying atau Yang merupakan kependekan atau diambil dari kata 皮影戲 Pi Ying Xi atau Pi Yang Hi dalam dialek Hokkien.
Jadi kata 華影 Wa Yang atau Hua Ying artinya Bayang dari Kulit sebagai Budaya, Tradisi dan Leluhur Tionghoa.

Dalam sejarah Indonesia disebutkan bahwa Wayang pertama kali dipertunjukan pada masa Airlangga (1000 - 1049 M), catatan sejarah tersebut sejalan dengan masa 皮影戲 Pi Ying Xi (Wa Yang) yang dipopuler pada masa Dinasti Song (960 - 1279 M)

布袋戲 Bu Dai Xi atau Bou/Pou Toi Hei (Kanton) atau Po Te Hi (Hokkien)
Kata Bou Dai Xi dari karakter :
布 Bu atau Pu, artinya : Kain
Kanton : Bou/Pou
Hokkien : Po, Bou/Pou, Bu/Pu
袋 Dai atau Tai, artinya : Kantong, Saku, Tas, Karung
Kanton : Doi/Toi
Hokkien : Te, Tai, Ter
戲 Xi atau Si, artinya : Pertunjukan, Permainan, Teater/opera
Kanton : Hei
Hokkien : Hi, Hei, Hai
Jadi Kata 布袋戲 Po Te Hi atau Bu Dai Xi artinya Pertunjukan/Permainan Seni dari Kantong Kain.
布袋戲 Bu Dai Xi atau Po Te Hi berawal pada masa Dinasti Ming abad ke-16 di wilayah Fu Jian (Hokkien) yang kemudian dipopulerkan masa dinasti Qing abad ke-17 dan menjadi sangat populer di wilayah Tiongkok selatan pada abad-abad selanjutnya.
Pertunjukan seni 布袋戲 Po Te Hi biasanya membawakan kisah-kisah 三國 San Guo atau Sam Kok (Hokkien) atau Tiga Negara, 西遊記 Xi You Ji atau Se iu Ki (Hokkien) atau Perjalanan ke Barat yang tokohnya Sun Wu Kong dan 封神榜 Feng Shen Bang atau Hong Sin Pang (Hokkien) atau Penobatan Dewa-Dewa.
Di Indonesia 布袋戲 Po Te Hi sendiri awalya populer namun pada masa Soeharto seni pertunjukan 布袋戲 Po Te Hi di larang keras untuk di pertunjukan.

Referensi:
https://baike.baidu.com/item/%E7%9A%AE%E5%BD%B1%E6%88%8F/23224
https://www.chinese-items.com/chinese-shadow-theater-piying-puppets-prod-en-12310
https://baike.baidu.com/item/%E5%B8%83%E8%A2%8B%E6%88%8F
http://discover.china.org.cn/trip-ideas/eastern-magic-traditional-chinese-shadow-play/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber

Prasasti Kudadu Gunung Butak

Prasasti Kudadu ditemukan di lereng Gunung Butak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Putri Tidur. Gunung Butak berada dalam wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Prasasti Kudadu bertarikh 1216 Çaka atau bertepatan dengan 11 September 1294 M, dengan menggunakan aksara Kawi Majapahit. Prasasti ini dipahatkan pada lempeng tembaga (tamra praśasti) yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardha Anantawikramottunggadewa. Prasasti Kudadu atau yang dikenal juga dengan Prasasti (Gunung) Butak – sesuai dengan lokasi ditemukan prasasti – menyebutkan tentang pemberian anugerah raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sīma untuk dinikmati oleh pejabat Desa Kudadu dan keturunan-keturunannya sampai akhir zaman. Para pejabat Desa Kudadu itu mendapat anugerah demikian karena telah berjasa kepada raja sebelum dinobatkan menjadi raja dan masih bernama Narārya Saṃgrāmawijaya. Pada waktu itu, Sa

Prasasti Pedang Goujian (Raja Yue/Yi)

Pedang Goujian (simplified Chinese: 越王勾践剑; traditional Chinese: 越王勾踐劍) adalah artefak manuskrip arkeologis dari periode Musim Semi dan Musim Gugur (771-403 SM) yang ditemukan pada tahun 1965 di Hubei, Cina. Dibuat dari perunggu, terkenal karena ketajaman dan ketahanannya terhadap noda yang jarang terlihat pada artefak yang sudah sangat tua. Artefak manuskrip bersejarah Tiongkok kuno ini saat ini dimiliki dan disimpan oleh Museum Provinsi Hubei. Pada tahun 1965, ketika penelitian arkeologi dilakukan di sepanjang saluran air utama kedua Waduk Sungai Zhang di Jingzhou, Hubei, serangkaian makam kuno ditemukan di Kabupaten Jiangling. Penggalian dimulai pada pertengahan Oktober 1965, berakhir pada Januari 1966, akhirnya mengungkapkan lebih dari lima puluh makam kuno Negara Chu. Lebih dari 2.000 artefak ditemukan di situs tersebut, termasuk pedang perunggu berhias prasasti, yang ditemukan di dalam peti mati bersama dengan kerangka manusia. Peti mati itu ditemukan pada bulan Desember 1965, d