Langsung ke konten utama

Sejarah Aksara Kanji di Jepang

Dalam sejarahnya bangsa jepang meyakini bahwa leluhur awal bangsa jepang yang berasal dari tiongkok telah mengenal huruf/aksara yang ditandai dengan aksara gambar atau disebut dengan aksara logo grafi yang telah digunakan bangsa jepang selama ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun sebelum adanya pembakuan aksara/huruf dimasa dinasti Han Tiongkok.

Huruf/akasara Kanji(Hanzi) merupakan penanda babak baru dalam ke-aksara-an sejarah Jepang yang merupakan pengaruh kuat dari kebudayaan Han Tiongkok.


Masuknya Aksara Kanji ke Jepang


Menurut sejarahnya Kanji atau Hanzi adalah huruf yang berasal dari Tiongkok yang berasal dari aksara logogram kuno, yang masuk ke Jepang pada masa dinasti Han (202 SM – 220 M), berjumlah kira-kira 50.000 huruf, kemudian beberapa kanji dikembangkan menjadi hururf hiragana dan katakana (Takebe, 1993).


Pada waktu itu Tiongkok berada di bawah kekuasaan Dinasti Kan(=Han). Maka dari itu huruf berupa logografi tersebut dinamakan “Kanji(Hanji)", yang artinya “huruf negeri Kan(dinasti Han)”.


Sebelum aksara kanji dikenal orang Jepang, bahasa Jepang berkembang tanpa bentuk tertulis yang baku. Pada awalnya, dokumen bahasa Jepang ditulis dalam bahasa Tiongkok kuno, dan dilafalkan menurut cara membaca bahasa Tionghoa kuno. Sistem kanbun (漢文) merupakan cara penulisan bahasa Jepang menurut bahasa Tiongkok yang dilengkapi tanda diakritik. Sewaktu dibaca, tanda diakritik membantu penutur bahasa Jepang mengubah susunan kata-kata, menambah partikel, dan infleksi (fonem) sesuai aturan tata bahasa Jepang.


Meski Jepang mengadaptasi Kanji dari Tiongkok, namun tidak semua kanji yang ada di jepang sama persis dengan Hanzi Tiongkok. Hal ini karena ada beberapa kanji yang mengalami penyederhanaan bentuk. Selain itu, jumlah kanji yang ada di Jepang tidak sebanyak yang ada di Tiongkok yang sangat beragam. 


Pada tahun 1900 dengan menguatnya nasionalisme pan-Jepang mulai muncul pendapat untuk membatasi jumlah huruf kanji yang begitu banyak. Akhirnya pada tahun 1981 ditetapkan daftar kanji yang memuat 1945 huruf kanji yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada tahun 2010 terjadi pembaharuan/perubahan(revisi ulang) daftar kanji menjadi 2136 huruf kanji yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari.


Kanji adalah salah satu jenis huruf yang dipergunakan dalam bahasa Jepang dan mempunyai ciri tersendiri terutama dalam cara baca dan cara penulisannya. Karena itu kanji sering disebut sebagai huruf yang sangat sulit untuk dipelajari namun demikian kanji merupakan salah satu huruf yang sangat penting(sebagai aksara logo/lambang) dalam bahasa Jepang karena setiap huruf menyatakan arti (aksara yang menjelaskan arti kata yang diucapkan) yang berbeda dengan hiragana dan kata kana yang hanya sebatas pengucapan tanpa mempunyai arti ataupun makna. 


Di dalam bahasa Jepang kaya sekali akan kosa kata yang memiliki ucapan yang sama, tetapi dengan adanya kanji maka kesalahan pahaman pengertian dapat dihindari, inilah hal yang terpenting yang membedakan huruf kanji dengan hiragana maupun katakana. Takebe (1982) menyebut huruf kanji termasuk Hyoo i moji (表意文字), karena setiap huruf menyatakan arti. Bagi orang Jepang sendiri, apabila ia melihat kanji sepintas lalu meskipun ia belum mengetahui arti sebenarnya dan cara bacanya dari kanji yang ia lihat, tetapi secara sepintas ia dapat dengan mudah memahami arti kata yang dimaksud. Lebih lanjut Takebe menekankan bahwa dalam penggunaan kanji, kita tidak dapat sembarangan tetapi harus mengutamakan pada arti masing-masing kanji, karena hal tersebut sangat menentukan arti kanji yang dimaksud.


Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Takebe menambahkan bahwa suatu hal yang unik dan penting di dalam kanji adalah di dalam setiap kanji memiliki 3 unsur dasar yaitu 音、形、義 (on, kei, gi = bunyi, bentuk dan arti), unsur-unsur ini tidak dimiliki dalam huruf lain (hiragana, katakana, brahmi, palawa, kawi, siddham, khmer, dll), terutama huruf alfabet yang termasuk dalam hyoo on moji. Telah banyak diakui oleh pembelajar bahasa Jepang dan tidak sedikit yang merasakannya bahwa Kanji adalah bidang yang sulit tetapi sangat penting dipelajari dalam bahasa Jepang, terutama oleh para pembelajar bahasa Jepang yang tidak memiliki latar belakang “budaya kanji”, yang dalam bahasa Jepang disebut hikanjiken (非漢字圏), hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor di antaranya adalah cukup banyak jumlah kanji yang harus diingat, cara baca kanji yang bervariasi, hitsujun (筆順 = cara menuliskannya)yang harus diperhatikan betul, serta pengetahuan kanji yang meliputi bushu (部首 = bagian kanji yang menentukan arti)serta rikusho (六書 = pembentukan dan pemakaian kanji).


Jenis–Jenis Kanji


Todo (1972:830) menjelaskan bahwa kanji terdiri dari bermacam-macam bentuk, diantaranya yaitu: 甲骨 (kokotsu), 金文 (kinbun), 篆文 (tenbun), dan 楷書 (kaisho).


甲骨 (kokotsu) adalah huruf Kanji yang paling kuno yang pernah ditemukan di China. Huruf ini digunakan pada zaman In (殷) sekitar abad 14-11SM. Pada zaman itu hidup untuk menyembah kepada Tuhan sangat perlu. Dalam tempat penyembahan itu terdapat kulit kura-kura dan tulang-tulang binatang yang di masukkan ke dalam lubang, kemudian di bakar. Dan arang tersebut dipakai untuk menulis huruf-huruf yang mereka ciptakan pada saat itu. Huruf ini ditemukan di China 3500 tahun yang lalu.


金文 (kinbun) adalah huruf yang digunakan pada zaman dinasti Chou (周) sekitar abad 11 SM sampai 7 SM. Huruf Kanji Kinbun diketemukan terukir di peralatan perunggu yang telah di buatnya.


篆文 (tenbun) adalah huruf yang digunakan pada awal kekaisaran dinasti Chin (秦) pada waktu negeri China bersatu, sekitar abad ke-3 SM. Pada saat itu setiap tempat di dalam negeri China kesulitan menggunakan huruf Kanji yang bermacam-macam. Karena kesulitan dalam menggunakan huruf Kanji Kinbun, akhirnya pemerintah menetapkan huruf Kanji Tenbun.


楷書 (kaisho) adalah huruf Kanji yang digunakan sekarang. Setelah dinasti Chin (秦) kemudian berganti menjadi dinasti Han (漢) sekitar abad ke-3SM sampai abad ke-3M dilakukan standarisasi/penyederhanaan aksara tiongkok kuno menjadi Hanji atau Kanji dalam dialek Jepang. pada masa ini huruf Tiongkok kuno berubah menjadi kebentuk garis lurus yang dikenal dengan Kanji, huruf ini biasa disebut Reisho (隷書) atau karakter persegi. Karakter ini sangat mudah ditulis dan juga digunakan secara umum sampai sekarang.


Daftar Pustaka


Wikipedia. 2014. Bahasa Jepang. Diakses dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jepang, 20 Januari 2014.


Weihome  Gakuen Management. 2011. Sejarah Kanji. Diakses dari : http://www-japan-informations.blogspot.com/2011/09/sejarah-kanji.html, 21 Januari 2014.


Renariah, Dra., M.Hum. 2002. “Bahasa Jepang dan Karakteristiknya” dalam Jurnal Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Kristen Maranatha vol 1 No.2 Februari 2002.


Referensi gambar:

https://kanjiportraits.wordpress.com

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Kedukan Bukit - Palembang

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146. --->>>Teks Prasasti Alih Aksara     svasti śrī śakavaŕşātīta 605 (604 ?) ekādaśī śu     klapakşa vulan vaiśākha dapunta hiya<m> nāyik di     sāmvau mangalap siddhayātra di saptamī śuklapakşa     vulan jyeşţha dapunta hiya<m> maŕlapas dari minānga     tāmvan mamāva yamvala dualakşa dangan ko-(sa)     duaratus cāra di sāmvau dangan jālan sarivu     tlurātus sapulu dua vañakña dātamdi mata jap     sukhacitta di pañcamī śuklapakşa vula...

Prasasti Yupa / Mulawarman dari Kutai

Prasasti Yupa atau Prasasti Mulawarman, atau disebut juga Prasasti Kutai, adalah sebuah prasasti yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai. Terdapat tujuh buah yupa/Tugu (sementara yang ditemukan) yang memuat prasasti, namun baru 4 yang berhasil dibaca dan diterjemahkan. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa (Pa-Lao-Wa /Lao-Lang) dan dalam bahasa campuran sansekerta dan Yi (Hok-Lo / Ge-Lao) Kuno, yang diperkirakan dari bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar 200 Masehi sesuai catatan kanung retawu terawal yg berkisar abad ke-2/3 M, meskipun sebagain sejarahwan menduga sekitar pd tahun 400 M. Prasasti ini ditulis dalam bentuk puisi anustub.[1] Isi prasasti yupa/mulawarman menceritakan Raja Mulawarman yang memberikan sumbangan kepada para kaum Brahmana berupa sapi yang banyak. Mulawarman disebutkan sebagai cucu dari Kudungga, dan anak dari Aswawarman. Prasasti ini merupakan bukti peninggalan tertua dari kerajaan yang beragama Dharma (Hindu?) di Indonesia. Nama Kutai umumnya digu...

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber...