Langsung ke konten utama

三佛齊 SAN FO QI atau SAN FO TSI

 

三佛齊 San Fo Qi/San Fo Tsi merupakan sebutan kuno untuk Sri Wijaya.
Kata 三佛齊 San Fo Qi mengandung makna :
三 San atau Sam artinya : Tiga
佛 Fo atau Po, Pu artinya : Tentang kebudhaan, yang memahami tentang kebudhaan, Memahami tentang Pencerahan atau disebut sebagai 菩薩 Pu-Sa/Pou-Sat/Po-Sat atau Bodhisattwa atau orang yang berbudi Luhur atau orang yang bijaksana.
Karakter 佛 Fo, Fu atau Po, Pu, terdiri dari : 亻Ren (入) (Orang/Manusia) + 弗 Fu, Fo atau Pu, Po (Tidak, Tanpa), karaktet 弗 Fu, Fo atau Pu, Po padanan kata atau sama maknanya dengan karakter 不 Bu atau Pu, Fou, Fu, Fo artinya : Tidak, Tanpa atau karakter lain 否 Fou, Fo, Fu, Po, Pu, artinya : Tidak, Tanpa, sebagai kata menyatakan Negatif : Tak, Non
Jadi makna 佛 Fo, Fu atau Po, Pu menurut karakter亻Ren (入) (Orang/Manusia) + 弗 Fu, Fo atau Pu, Po (Tidak, Tanpa), artinya : Orang yang telah mencapai Ketiadaan atau Pencerahan.
Karakter 佛 Fo, Fu atau Po, Pu padanan kata atau sama maknanya dengan 無 Wu artinya : Tidak, Tanpa, Tanpa memiliki, yang disebut juga sebagai 無極 Wu Ji atau Wu Chi yang artinya : Ketiadaan yang tertiggi, yang padanan maknanya sama dengan 佛 Fo, Fu, Po, Pu, yang artinya : Orang yang memahami ketiadaan atau Orang yang telah mencapai Pencerahan.
Jadi kata 無極 Wu Ji atau Wu Chi bisa dimaknakan sebagai orang yang mencapai Pencerahan tertinggi.
Makna kata 佛 Fo, Fu atau Po, Pu juga dapat di konotasikan sebagai proses perkembangan (kultivasi) dari lahir kemudian menuju proses pencerahan/kebajikan hingga mengalami kematian.
齊 Qi atau Chi, artinya : Bersama, Kebersamaan, kedatangan/kehadiran bersama, Suatu daerah yang menjadi bagian dari Dinasti kekaisaran Tiongkok.
dalam dialek lain :
Kanton : Cai, Jai/Jay.
Dari dialek Jay/Jai atau Cai yang maknanya sama dengan 齊 Qi atau Chi akan menjadi kata Sri Wi-Jay-A(Ha).
Kata Sri Wi-Jay-A(Ha) maknanya adalah :
師 Shi atau Si artinya : Pemimpin, Kepala, Komandan, Kapten, Divisi militer, Pasukan, Tentara, Untuk mengirim pasukan, Divisi administrasi yang membawahi 10 kota besar (dalam sejarah Tiongkok), Ahli strategi/penasihat militer, Guru, Pendeta Tao (道師 Tao Shi/Tao Su), Biksu, dalam dialek lain :
Tiongkok kuno : Sri
Kanton : Sri, Si, Sai
Wu (Tiongkok timur) : Sr/Sri
Min Nan : Sir, Sai, Su
位 Wei atau Wi, artinya : Posisi, Tempat, Letak, Posisi jabatan/Pejabat daerah, Kursi kerajaan, Status, peringkat, gelar, Sebutan Orang (sebutan untuk kehormatan).
齊 Qi atau Chi, artinya : Bersama, Kebersamaan, kedatangan/kehadiran bersama, Suatu daerah yang menjadi bagian dari Dinasti kekaisaran Tiongkok.
dalam dialek lain :
Kanton : Cai, Jai/Jay.
下 Xia atau Sia, artinya : Dibawah, Bawah, Membawahi, Bagian awah.
dalam dialek lain:
Kanton, Min-Nan : Ha/A
Jadi kata 師 位齊下 Sri Wi-Jay-A(Ha) atau Shi Wei-Qi-Xia artinya Komandan militer yang membawahi tempat divisi administrasi yang menjadi bagian dari Dinasti kekaisaran Tiongkok.
Kata 師 Sri atau Shi kemudian banyak digunakan bagi Pemimpin, Kepala, Raja, Komandan militer dalam kosa kata di Jawa dan Indonesia, seperti contoh :
Sri Paduka/Baduga, Sri Baginda, Sri Raja, Sri Bandar/Bandar Sri ..., dsb...
Kata 三 San atau Sam (Kanton dan Hokkien) artinya Tiga, dalam kata 三佛齊 San Fo Qi atau Sam Put Che atau Sam Pat Cai, merujuk juga kepada 3 (tiga) tempat/wilayah, yaitu : Zhen-La/Chen-La yang awalnya Fo-Nan atau Pu-Nam, Shi Li Fo Shi atau Zhan-Pi/Jam-Bi dan To-Lo-Mo atau Ta-Ru-Ma Na-Ga-(Gau)-Ra atau Zhan-Pan/Jam-Pang (Sukabumi).
Ke-tiga tempat tersebut merupakan kiasan sebagai kepala, dada dan perut manusia, yang mana kiasannya adalah Fo-Nan atau Chen-La sebagai Ka-Fa-Lao(kepala), Zhan-pi/Jam-Bi atau Shi Li Fo Shi sebagai Dada dan Ta-Ru(Rao)-Ma atau To-Lo-Mo sebagai Perut.
1. Kepala
Chen-La sebagai bagian/tempat Jia-Fa-Lao atau Ka(Ke)-pa-La, kata La dari kata Chen-La, dari kata 老 Lao atau Lo atau La yang maknanya Tertua atau Terhormat.
Kata Jia-Fa-Lao atau Ka(Ke)-Pa-La artinya :
甲 Jia tau Cia/Ciah/Cah, atau dialek lain Kap, Kah, Ka, artinya Yang Pertama, Nomor satu, urutan pertama dari 10 batang langit (Tian Gan), Lapisan pelindung luar dari karapas, Kulit, Kuku.
發 Fa atau Pa artinya : Untuk mengeluarkan, Mengirimkan, Memberikan, Melahirkan, Menjadikan, Menghasilkan, Memulai
老 Lao atau Lo, La, artinya Terhormat, Tua/Yang tertua.
Jadi kata 甲發老 Ka(Ke)-Pa-La atau Jia-Fa-Lao artinya Yang pertama dikeluarkan (dilahirkan) sebagai yang tua/untuk dihormati.
Dalam proses kelahiran anak/manusia biasanya proses pengeluaran pertama tubuh bayi adalah Kepala, untuk itu biasaya dalam tradisi budaya hingga kini kepala sebagai yang dituakan atau di hormati.
Kata 發老 Pa-La atau Fa-Lao kadang disebut juga sebagai 老家 發老 Lo-Ka Pa-La atau Lao-Jia Fa-Lao seperti yang banyak disebut di prasasti dan dalam catatan sejarah Indonesia, sebagai mana merujuk wilayah Chen-La atau Fu-Nan.
2. Dada
Shi Li Fo Shi atau Zhen-Bi/Zhan-pi/Jam-Bi sebagai bagian/tempat di Dada. Kata Shi Li Fo Shi mengandung makna yang menjelaskan sebagai kiasan Dada, dengan arti Shi Li Fo Shi yaitu :
室 Shi artinya : Ruangan, Tempat, Kamar, Rongga, Ruang Keluarga, Ruang anggota keluarga, Rumah, Kantor, Perkemahan, Tempat Unit Kerja, Kantor pengadilan, Rongga Kuburan/peti mati, Rongga tubuh
利 Li artinya : Keuntungan, Keberuntungan, Kesuksesan, Untuk menjadikan maanfaat keberuntungan
佛 Fo, Fu atau Po, Pu, artinya : Orang yang telah mencapai Ketiadaan atau Pencerahan, yang memahami tentang kebudhaan, Memahami tentang pencapaian dan pencerahan atau disebut sebagai 菩薩 Pu-Sa/Pou-Sat/Po-Sat atau Bodhisattwa, Orang yang berbudi Luhur atau orang yang bijaksana.
逝 Shi atau Si, Sai, Se, artinya : Pencapaian, Untuk mencapai, Untuk melewati, Untuk meninggal/mati, Untuk ketiadaan, Sebagai klasifikasi proses/siklus perjalanan
Jadi kata 室利佛逝 Shi Li Fo Shi artinya Tempat/Ruang/Rongga/Relung Keberuntungan/Kesuksesan untuk melawati didalam proses pencapaian/pencerahan.
Dalam ajaran filsafat spiritual Tiongkok kuno (ajaran Tao) disebutkan bagian/tempat/ruang di tengah dada disebut sebagai 中 Zhong atau Chung atau Tiong yang merepresentasikan sebagai bagian di bagian/tempat/ruang/rongga/relung Ha-Ti/A-Ti (Dada) yang merupakan dialek Hokkien atau 下悌 Xia-Ti (Sia-Ti).
Kata Ha(A)-Ti atau Xia-Ti adalah :
下 Xia atau Sia, Ha/A (dialek Kanton dan Hokkien), artinya Dibawah, Membawahi, Seling atau Selang dari dua bagian, Meletakkan
悌 Ti artinya : Rasa Mencintai dan Menghormati, Kedamaian, Ketenangan, Kenyamanan, Sebagai tugas/kewajiban dari seorang adik atas Rasa cinta dan menghormati terhadap Kakak Tuanya.
Jadi kata 下悌 Ha-Ti/A-Ti atau Xia-Ti artinya Tempat terletak dari selang dari dua bagian sebagai rasa Kedamaian dan Ketenangan.
Tempat tersebut dibagian tengah dada kadang disebut juga sebagai Relung Hati kadang atau Relung Jiwa.
Dalam 內丹 Nei Tan (Nei Dan) atau 三丹田 San Dan Tian (San Tan Tien) bagian/tempat/ruang/rongga/relung disebut 中丹田 Zhong Dan Tian atau Chung Tan Tien, jika dalam 三寶 San Bao (San Po) bagian/tempat/ruang/rongga/relung disebut 氣 Qi atau Chi artinya Nafas.
3. Perut
Ta-Ru(Rao)-Ma Na-Ga(Gau)-Ra(Rao) atau To-Lo(Lao)-Mo sebagai tempat/bagian Perut.
Kata Na-Ga(Gau)-Ra(Rao) adalah :
南 Nan atau Na artinya : Selatan.
九 Jiu, Chiou/Chiu, atau dialek lain : Gau/Kau/Kou/Kow, Giu/Kiu (Kanton), Kau, Kou, Kiu, Gao, Giu (Hokkien) artinya : Sembilan.
Didalam filsafat Tiongkok Kuno (ajaran Tao) tentang Kosmologi yang terkait dengan peta 河圖 He-Tu (Peta Sungai Kuning) dan Bagan 洛書 Luo-Shu, 八卦 Ba-Gua (Pa-Kua/Pat-Kwa) dan Kitab perubahan 易經 Yi-Jing (I-Ching) yang menjelaskan tentang Arah mata angin, yaitu : Utara atau 北 Bei (Pei) sebagai 乾 Qian (Chien) atau 天 Tian (Tien) atau Surga/Langit bermanifestasi sebagai 坎 Kan atau 水 Shui atau Air (dingin) yang merepresentasikan sebagai Angka/Nomor 1 (satu) sedangkan Selatan atau 南 Nan (dalam dialek lain "Na") sebagai 坤 Kun atau 地 Di (Ti) atau Bumi bermanifestasi sebagai 離 Li atau 火 Huo atau Api (panas) merepresentasikan angka/nomor 9 (sembilan).
Kata 南九 Na-Ga/Na-Gau/Na-Kau(Kou) atau Nan-Jiu artinya Selatan yang merepresentasikan sebagai angka/nomor 9 (sembilan).
Dalam tradisi Tiongkok kuno angka 9 (sembilan) merepresentasikan Hewan Naga Air yang dapat mengendalikan Hujan dan cuaca yang disebut sebagai 九龍 Jiu-Long (Chiu-Long) atau dalam dialek Kanton sebagai Gau-Lung atau Kau-Lun(Lung)/Kou-Lon/Kow-Lon atau Kiu-Liong (Hokkien).
Dalam Mitologi Tiongkok bahwa 九龍 Jiu-Long (Chiu-Long) merupakan tunggangan Kaisar Yu dari Dinasti Xia (Sia) dan juga tunggangan para Mahluk Abadi (Dewa).
Nama 九龍 Jiu-Long (Chiu-Long) banyak digunakan di Tiongkok sebagai nama tempat yang terkait dengan air, sungai, air terjun, dan laut, seperti halnya Kowloon nama tempat di Hong-kong, Jiu-Long sebagai nama sungai di Fujian, dll...
Nama Gau-Lung sebagai dialek lain 九龍 Jiu-Long (Chiu-Long) sebagai nama gunung Gau-Lung Gung atau 九龍公 Jiu-Long Gong diwilayah Garut, Sunda.
Jadi makna Na-Ga/No-Go atau Na-Gau(Gou) atau 南九 Nan Jiu sebagai kependekan dari Na Ga-Lung (Lon) atau 南九龍 Nan Jiu-Long artinya secara keseluruhan sebagai Sembilan Naga Selatan atau Naga Air Selatan.
Kata Ra/Ro/Rao dari kata Lao, untuk kata Na-Ga-Ra, yang artinya :
老 Lao, Lo atau dialek lain Rao, Ra, Ro, artinya : Yang Terhormat, Penuh Hormat, Untuk menghormati, Orang Tua, Yang berusia, Orang, Hewan dan Benda yang telah berusia tua/kuno, Orang yang mempunyai jabatan tinggi, Panggilan/sebutan sebagai tanda hormat kepada atasan yang dilakukan oleh bawahannya, suatu predikat yang digunakan sebagai menunjukkan "Hormat atau Yang di hormat atau yang di tuahkan/sakralkan" yang ditujukan kepada Hewan, Benda atau tempat.
Jadi kata 南九老 Na-Ga-Ra/Na-Ga-Ro(Rao) atau Nan-Jiu-Lao artinya Sembilan Naga Selatan atau Naga Air Selatan sebagai yang dituakan (dihormati).
Kata 三佛 San Fo/San Po yang maknanya sebagai Tiga proses pengembangan dalam mencapai pencerahan sama maknanya dengan kata 三寶 San Bao atau San Po artinya Tiga yang Berharga dalam pencerahan.
Kata 三 San atau 仨 Sa yang artinya Tiga digunakan dalam cerita sejarah di wilayah Sunda yang disebut sebagai 仨老家 南九老 Sa-La-Ka Na-Ga-Ra atau Sa-Lao-Jia Nan-Jiu-Lao artinya Tiga Rumah keluarga Yang dihormati sebagai Sembilan Naga Selatan atau Naga Air Selatan yang dituakan (dihormati).

oleh.
真皓腦內
Jan Honone

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber

Prasasti Kudadu Gunung Butak

Prasasti Kudadu ditemukan di lereng Gunung Butak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Putri Tidur. Gunung Butak berada dalam wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Prasasti Kudadu bertarikh 1216 Çaka atau bertepatan dengan 11 September 1294 M, dengan menggunakan aksara Kawi Majapahit. Prasasti ini dipahatkan pada lempeng tembaga (tamra praśasti) yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardha Anantawikramottunggadewa. Prasasti Kudadu atau yang dikenal juga dengan Prasasti (Gunung) Butak – sesuai dengan lokasi ditemukan prasasti – menyebutkan tentang pemberian anugerah raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sīma untuk dinikmati oleh pejabat Desa Kudadu dan keturunan-keturunannya sampai akhir zaman. Para pejabat Desa Kudadu itu mendapat anugerah demikian karena telah berjasa kepada raja sebelum dinobatkan menjadi raja dan masih bernama Narārya Saṃgrāmawijaya. Pada waktu itu, Sa

Prasasti Pedang Goujian (Raja Yue/Yi)

Pedang Goujian (simplified Chinese: 越王勾践剑; traditional Chinese: 越王勾踐劍) adalah artefak manuskrip arkeologis dari periode Musim Semi dan Musim Gugur (771-403 SM) yang ditemukan pada tahun 1965 di Hubei, Cina. Dibuat dari perunggu, terkenal karena ketajaman dan ketahanannya terhadap noda yang jarang terlihat pada artefak yang sudah sangat tua. Artefak manuskrip bersejarah Tiongkok kuno ini saat ini dimiliki dan disimpan oleh Museum Provinsi Hubei. Pada tahun 1965, ketika penelitian arkeologi dilakukan di sepanjang saluran air utama kedua Waduk Sungai Zhang di Jingzhou, Hubei, serangkaian makam kuno ditemukan di Kabupaten Jiangling. Penggalian dimulai pada pertengahan Oktober 1965, berakhir pada Januari 1966, akhirnya mengungkapkan lebih dari lima puluh makam kuno Negara Chu. Lebih dari 2.000 artefak ditemukan di situs tersebut, termasuk pedang perunggu berhias prasasti, yang ditemukan di dalam peti mati bersama dengan kerangka manusia. Peti mati itu ditemukan pada bulan Desember 1965, d