Langsung ke konten utama

KANG TAI 康泰 & ZHU YING 朱應

Dari banyaknya narasi sejarah yang dikemukakan oleh ahli barat, hampir sebagian besar menyebutkan bahwa Kang Tai dan Zhu Ying hanya seorang pelancong atau pedagang yang hidup pada era dinasti Wu Timur, tentu hal ini bisa dianggap sebagai pembengkokan sejarah secara halus, dan perlu ada pelurusan sejarah siapa sebenarnya Kang Tai dan Zhu Ying.


Kang Tai 康泰 dan Zhu Ying 朱應 adalah dua pejabat diplomatik Tiongkok dengan jabatan menteri negara pada masa pertengahan abad ketiga dari kerajaan Wu Timur (Dong Wu). Mereka dikenal karena perjalanannya ke Asia Tenggara dan asia selatan di mana keduanya menjadi pejabat Tionghoa pertama yang mendokumentasikan berdirinya kerajaan yang dikenal sebagai Funan dalam bukunya Wushi Wai Guo Zhuan 吳時外國傳 (Catatan Wilayah Luar di era Wu ). 


AWAL KEDATANGAN UTUSAN ROMAWI


Pada tahun kelima Huang Wu (226), utusan Da Qin(Romawi) yang bernama Qin Lun datang melalui jalur laut ke Jianye (Jiankang, sekarang Nanjing, Jiangsu) dari Haidao melalui Jiaozhi/Jiaozhou, dan bertemu dengan kaisar Wu Sun Quan dan berbicara(berdiskusi) tentang ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial, budaya dan adat istiadat rakyat Da Qin(Romawi). Kaisar Wu Sun Quan begitu terkesan dengan penjabaran Qin Lun. Selama di wilayah Wu, Qin Lun mendapat pelayanan yang sangat baik, dia kembali ke negaranya Da Qin(Romawi) selama periode Jiahe (232 M ~ 238 M) melalui jalur laut.


PENUGASAN 


Atas penjabaran Qin Lun, Kaiasar Wu Sun Quan mempunyai gagasan dan kebijakan restorasi untuk menata ulang wilayah peyangga dan perbatasan khususnya wilayah asia tenggara hingga India.


Pada tahun kelima Huang Wu, gubernur Jiaozhou Lu Dai meminta dan membantu pejabat/menteri Kang Tai dan Zhu Ying  atas titah dan ijin kaisar Wu Sun Quan untuk pergi ke Nusantara dan India dalam kegiatan misi diplomatik untuk membentuk wilayah-wilayah baru dan mentransmisikan tata cara dan budaya Wu. Mereka tinggal lama(basecamp) di Lin Yi (Vietnam) dan Funan.


Dalam laporannya mereka menjelaskan tentang pencapaian/pembangunan Funan serta ibu kotanya, begitu juga dengan wilayah-wilayah lain, dan melaporkan bahwa bahasa dan aksara tertulis Funan telah distandarkan hingga ke India selatan(Pan Yue) termasuk Nusantara yang masuk dalam wilayah komander sirkuit Yi (Lin Yi) yang bertanggung jawab pada Jiedushi Jiaozhao Lu Dai.


STANDARISASI AKSARA YI (PALAWA)


Salah satu misi diplomatik Kang Tai dan Zhu Ying adalah menstandarkan aksara tulis suku-suku Yue/Yi yang sangat beragam di wilayah komando sirkuit Yi yang meliputi kawasan asia tenggara hingga India yang merupakan wilayah pengawasan gubernur Jiazhou Lu Dai.

Kang Tai dan Zhu Ying membuat dan menstandarkan(menyederhanakan) aksara suku Yue/Yi yang banyak ragam dan bentuknya menjadi standar baku (disederhanakan) sebagai aksara (Palawa) tulis resmi kerajaan-kerajaan diseluruh wilayah komando sirkuit Yi yang meliputi Asia Tenggara(Cochin China) hingga semenanjung India(Cochin Colam) . Fungsi standarisasi ini untuk mempermudah dalam dokumen surat menyurat pada administrasi pemerintahan Wu (Dong Wu).


CATATAN WEI LUE 魏略


Dalam catatan tiongkok lain yaitu Weilue 魏略 yang ditulis oleh Yu Huan 魚豢 dari dinasti Cao Wei bahwa wilayah Pan Yue (India selatan) merupakan bagian dari komando sirkuit Yi dibawah kekaisaran Wu, berikut catatannya:


"...Kerajaan Pan-Yue (Pandya) juga disebut Han-Yue-Wang. Letaknya beberapa ribu li di sebelah tenggara Tian-Zhu (Yue-Zhi India), dan berhubungan dengan Sirkuit Yi( komando Lin Yi). Penduduknya kecil; tinggi mereka sama dengan orang Cina(tiongkok utara). Pedagang dari Shu (Sichuan Barat, suku Yi/Yue) melakukan perjalanan sejauh ini.

Rute Selatan, setelah mencapai titik paling barat, berbelok ke tenggara hingga mencapai ujungnya(Pan Yue)...."


((Untuk catatan Weilue silahkan dibaca penjelasannya di https://lontarsejarah.blogspot.com/2021/03/weilue-peoples-of-west.html?m=1))


CATATAN SAN GUO ZHI 三國志


Menurut catatan dari kitab San Guo Zhi (kerajaan Wu), yang pertamakali mengirim utusan ke asia tenggara untuk menyebarluaskan budaya Wu dan membentuk kerajaan-kerajaan baru sebagai wilayah penyangga/garnisun adalah kaisar Sun Quan, dalam Liang Shu dapat ditemukan catatannya sbb:


Pada masa Sun Quan, kerajaan Wu telah mengutus Menteri Penerangan Tata Susila Budaya Zhu Ying dan menteri Dalam Pemerintahan (urusan pembentukan wilayah) Kang Tai untuk membuka wilayah luar perbatasan. Wilayah yang sudah dijelajahi dan dibentuknya tidak kurang dari seratus lebih banyaknya dan telah dibuat catatan(arsip kekaisaran).


Kemudian pada catatan selanjutnya:


Wilayah-wilayah di laut selatan(asia tenggara dan asia selatan), umumnya(terdokumentasi) tersebar luas antara Jiao Zhou (pusat komander selatan di Vietnam) sampai kepulauan di laut barat daya(samudra hindia), jaraknya yang dekat antara 3000 sampai 5000 li, yang jauh antara 20.000 sampai 30.000 li, bagian baratnya bersambungan dengan wilayah XIYU (wilayah barat, Kusan/Yuezhi-India) .


( Untuk wilayah barat (Xiyu) silahkan lihat penjelasannya di https://lontarsejarah.blogspot.com/2020/11/xiyu-wilayah-barat-dibawah-kontrol.html?m=1)


CATATAN TERKAIT


Dikatakan bahwa pejabat Kang Tai dan Zhu Ying telah mengunjungi dan mencatat sekitar seratus lusinan negara, dan mereka bertemu dengan Chen Song yang merupakan utusan(pengirim upeti) dari Zhong Tianzhu(Yue Zhi) India saat melintasi(singgah) Funan menuju kerajaan Wu (Dong Wu).


Setelah kembali ke tiongkok, Kang Tai dan Zhu Ying menulis beberapa laporan(buku) dan mencatat pengalamannya selama ke Funan dan wilayah lain. Beberapa laporannya antara lain seperti Funan Zhuan 扶南傳, Funan Yiwu Zhi 扶南異物志, Wan Zhen's 萬震 Nanzhou Yiwu Zhi 南州異物志 dan San Guo Zhi 三國志.

Beberap laporan Kang Tai dan Zhu Ying tersebut dikutip sebagai dokumen penting untuk mempelajari hubungan politik, ekonomi dan budaya awal antara Tiongkok dengan wilayah diluar tiongkok termasuk asia tenggara dan asia selatan.


Referensi:

https://kknews.cc/fo/2z42ajy.html

http://www.chinaknowledge.de/History/Altera/funan.html

https://baike.baidu.com/item/%E5%BA%B7%E6%B3%B0/391216

https://www.chiculture.net/30038/d06.html

https://m.baike.com/wiki/226%E5%B9%B4/5241019?baike_source=innerlink

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Kang_Tai

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Weil%C3%BCe

https://depts.washington.edu/silkroad/texts/weilue/weilue.html

Liang Liji, Dari relasi upeti ke mitra strategis : 2000 tahun perjalanan hubungan Tiongkok-Indonesia, ISBN 978-979-709-619-9.

W.P. Groeneveldt, Nusantara Dalam Catatan Tionghoa, ISBN 978-602-9402-92-6.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber

Prasasti Kudadu Gunung Butak

Prasasti Kudadu ditemukan di lereng Gunung Butak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Putri Tidur. Gunung Butak berada dalam wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Prasasti Kudadu bertarikh 1216 Çaka atau bertepatan dengan 11 September 1294 M, dengan menggunakan aksara Kawi Majapahit. Prasasti ini dipahatkan pada lempeng tembaga (tamra praśasti) yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardha Anantawikramottunggadewa. Prasasti Kudadu atau yang dikenal juga dengan Prasasti (Gunung) Butak – sesuai dengan lokasi ditemukan prasasti – menyebutkan tentang pemberian anugerah raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sīma untuk dinikmati oleh pejabat Desa Kudadu dan keturunan-keturunannya sampai akhir zaman. Para pejabat Desa Kudadu itu mendapat anugerah demikian karena telah berjasa kepada raja sebelum dinobatkan menjadi raja dan masih bernama Narārya Saṃgrāmawijaya. Pada waktu itu, Sa

Prasasti Pedang Goujian (Raja Yue/Yi)

Pedang Goujian (simplified Chinese: 越王勾践剑; traditional Chinese: 越王勾踐劍) adalah artefak manuskrip arkeologis dari periode Musim Semi dan Musim Gugur (771-403 SM) yang ditemukan pada tahun 1965 di Hubei, Cina. Dibuat dari perunggu, terkenal karena ketajaman dan ketahanannya terhadap noda yang jarang terlihat pada artefak yang sudah sangat tua. Artefak manuskrip bersejarah Tiongkok kuno ini saat ini dimiliki dan disimpan oleh Museum Provinsi Hubei. Pada tahun 1965, ketika penelitian arkeologi dilakukan di sepanjang saluran air utama kedua Waduk Sungai Zhang di Jingzhou, Hubei, serangkaian makam kuno ditemukan di Kabupaten Jiangling. Penggalian dimulai pada pertengahan Oktober 1965, berakhir pada Januari 1966, akhirnya mengungkapkan lebih dari lima puluh makam kuno Negara Chu. Lebih dari 2.000 artefak ditemukan di situs tersebut, termasuk pedang perunggu berhias prasasti, yang ditemukan di dalam peti mati bersama dengan kerangka manusia. Peti mati itu ditemukan pada bulan Desember 1965, d