Langsung ke konten utama

FU NAN 扶南

Fu Nan 扶 南 adalah sebuah kerajaa bagian di Asia Tenggara yang meliputi selatan Vietnam modern dan sebagian Kamboja. Ini berkembang dari abad ke-1 hingga ke-7 Masehi, yang diawali pada masa dinasti Han dibawah jendral Ma Yuan sebagai Jiedusi wilayah Jiaozhi/Jiaozhao.


ARTI KATA FU NAN


Kata 扶 FU artinya untuk berpegang, sebagai(untuk) pendukung; sebagai(untuk) membantu.

Dialek lain:

Mandarin: fú

Cantonese: fu

Hakka: fù

Min Dong:hu

Min Nan: hû, phô, bho

͘Wu: vu

Vietnamese: phù, hùa, phò, vùa, bhu, bho


Kata 南 NAN artinya selatan, bagian selatan

Dialek lain:

Mandarin: nán

Cantonese: naam

Hakka: nàm

Min Dong: nàng

Min Nan: lâm

Wu: noe

Vietnamese: nam


Jadi arti kata 扶南 FU NAN atau BHU NAM /PHO NAM dalam dialek Vietnam adalah sebagai pendukung/pembantu di selatan (wilayah propinsi kerajaan Wu Timur)


CATATAN FU NAN


Secara resmi pertama kali disebutkan dalam catatan Kang Tai Fu Nan Zhuan 扶 南 傳, Funan yiwu zhi 扶 南 異物 志, Wan Zhen 萬 震 Nanzhou yiwu zhi 南 州 異物 志 dan sejarah dinasti resmi Sanguozhi 三國 志, mungkin juga di Yang Fu 楊 孚 Yiwuzhi 異物志, di mana juga tertulis 夫南 atau disebut Bo Nan 跋 南 yang merujuk pada istilah Fu Nan (pengucapan Cina Tengah / bĭu nɒm /).


Penguasa/Raja Funan secara teratur mengirim upeti ke dinasti Tiongkok kira-kira antara 223 M dan 588 M, dengan demikian secara de fackto dan de yure  merupakan wilayah bawahan kerajaan Wu 吳 (222-280) dan Dinasti Selatan 南朝 (420 ~ 589). Diketahui bahwa raja-raja Funan memiliki kontak dagang dengan para penguasa Kushana/Yue Zhi (Guishuang 貴霜) di India dan Afghanistan modern melalui jalur teh dan kuda yang melewati Yunan serta melalui laut.


MASA AWAL DAN PEMBENTUKAN FU NAN


Pada tahun 250 M Kaisar Sun Quan 孫權 (memerintah 222-252 M) mengutus menteri negara Kang Tai dan Zhu Ying 朱 應 sebagai pejabat berwenang untuk membentuk wilayah Fu Nan. Setelah mereka kembali, mereka membuat laporan pertanggung jawaban tentang Fu Nan yang hanya sebagian yang selamat. 


MASA DINASTI LIANG


Pada tahun 504 M, Kaisar Wu 梁武帝 (memerintah 502-549) dari Dinasti Liang 梁 (502-557M) menganugerahkan dan mengangkat  Kauṇḍinya Jayavarman dengan gelar resmi Jenderal(Dudu Fu) Annam 安南 將軍 dan menempati posisi sebagai Raja Fu Nan. 


MASA DINASTI SUI


Sumber-sumber tiongkok menginformasikan tentang kapal utusan Funan dan musik terkenal mereka yang dimainkan di istana dinasti Sui (581-618 M) dan Tang 唐 (618-907 M). Para biksu Buddha Fu Nan melakukan perjalanan ke Tiongkok dan menerjemahkan sūtra dari kanon Hinayāna atau membuat patung Buddha di biara Fanyu 番禺 (Guangzhou modern 廣州, Guangdong). 


MASA AKHIR DAN AWAL DINASTI TANG


Ketika kerajaan Zhen La 真 臘 dibentuk (oleh dinasti Tang), ibu kota Fu Nan dipindahkan ke selatan, tetapi akhirnya Fu Nan digantikan oleh Zhen La sekitar tahun 650 M  sesuai kebijakan dinasti Tang yang menggantikan dinasti Sui. 


Referensi:


Chen Jiarong 陳佳榮 (1992). "Funan 扶南", in Zhongguo da baike quanshu 中國大百科全書, Zhongguo lishi 中國歷史 (Beijing/Shanghai: Zhongguo da baike quanshu chubanshe), Vol. 1, 233.


Li Zhiran 李植枏, ed. (1991). Waiguo lishi cidian 外國歷史辭典 (Wuhan: Hubei jiaoyu chubanshe), 270.


Xu Zhaolin 許肇琳 (1990). "Funan 扶南", in Zhongguo da baike quanshu 中國大百科全書, Waiguo lishi 外國歷史 (Beijing/Shanghai: Zhongguo da baike quanshu chubanshe), Vol. 1, 332.


Zhongguo baike da cidian bianweihui 《中國百科大辭典》編委會, ed. (1990). Zhongguo baike da cidian 中國百科大辭典 (Beijing: Huaxia chubanshe), 819.


Source link, http://www.chinaknowledge.de/History/Altera/funan.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber

Prasasti Kudadu Gunung Butak

Prasasti Kudadu ditemukan di lereng Gunung Butak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Putri Tidur. Gunung Butak berada dalam wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Prasasti Kudadu bertarikh 1216 Çaka atau bertepatan dengan 11 September 1294 M, dengan menggunakan aksara Kawi Majapahit. Prasasti ini dipahatkan pada lempeng tembaga (tamra praśasti) yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardha Anantawikramottunggadewa. Prasasti Kudadu atau yang dikenal juga dengan Prasasti (Gunung) Butak – sesuai dengan lokasi ditemukan prasasti – menyebutkan tentang pemberian anugerah raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sīma untuk dinikmati oleh pejabat Desa Kudadu dan keturunan-keturunannya sampai akhir zaman. Para pejabat Desa Kudadu itu mendapat anugerah demikian karena telah berjasa kepada raja sebelum dinobatkan menjadi raja dan masih bernama Narārya Saṃgrāmawijaya. Pada waktu itu, Sa

Prasasti Pedang Goujian (Raja Yue/Yi)

Pedang Goujian (simplified Chinese: 越王勾践剑; traditional Chinese: 越王勾踐劍) adalah artefak manuskrip arkeologis dari periode Musim Semi dan Musim Gugur (771-403 SM) yang ditemukan pada tahun 1965 di Hubei, Cina. Dibuat dari perunggu, terkenal karena ketajaman dan ketahanannya terhadap noda yang jarang terlihat pada artefak yang sudah sangat tua. Artefak manuskrip bersejarah Tiongkok kuno ini saat ini dimiliki dan disimpan oleh Museum Provinsi Hubei. Pada tahun 1965, ketika penelitian arkeologi dilakukan di sepanjang saluran air utama kedua Waduk Sungai Zhang di Jingzhou, Hubei, serangkaian makam kuno ditemukan di Kabupaten Jiangling. Penggalian dimulai pada pertengahan Oktober 1965, berakhir pada Januari 1966, akhirnya mengungkapkan lebih dari lima puluh makam kuno Negara Chu. Lebih dari 2.000 artefak ditemukan di situs tersebut, termasuk pedang perunggu berhias prasasti, yang ditemukan di dalam peti mati bersama dengan kerangka manusia. Peti mati itu ditemukan pada bulan Desember 1965, d