Langsung ke konten utama

WANG-SA Dalam Tinjauan Historis

Dalam pembahasan dan tafsir prasasti di nusantara/indonesia selalu dirujukkan pada budaya india, baik aksara maupun bahasanya walaupun bukti manuskrip yang sahih justru menunjukkan hal yang lain.

Pada postingan ini, penulis sengaja mengangkat kata WANGSA yang sering terdapat dalam banyak prasasti-prasasti di nusantara, banyak kalangan yang berasumsi kalau kata WANGSA berasal dari india, tentu hal seperti ini sangat salah dan perlu diluruskan pemahamannya, kata WANGSA berasal dari bahasa tiongkok yang bisa dibuktikan berdasarkan sejarah aksaranya tersebut, berikut akan dijelaskan makna/arti kata WANGSA yang benar dan yang sebenarnya...

 

Kata WANG-SA atau WANG-SIA sering tersebut dalam Sejarah Indonesia baik dari catatan maupun prasasti yang di ketemukan. Kata WANG-SA atau WANG-SIA merupakan asal kata dari WANG dan SA (SA/SIA).


WANG 王


FILSAFAT WANG 王 MENURUT KARAKTER TULISAN

WANG 王 artinya : RAJA, KAISAR (DALAM DINASTI ZHOU), UNGGUL DALAM JENISNYA, MULIA, AGUNG, UNTUK... (MEMERINTAH, MENGELOLA, MENGENDALIKAN)

王 pinyin ; WANG, dialek ; WANG

Kanton dialek ; WONG

Wu (Shanghainese) dialek ; WAN/WAON

Hakka dialek ; WONG/VONG

Min Nan (Hokkien) dialek ; ONG/BONG/ANG

Min Dong (Fu-zhou/Fochouw), Gan dialek; UONG(UWONG)

Teochew dialek ; HENG

Vietnam ; VONG/UONG/VUONG


Dari karakter 王 WANG digambarkan dengan :

1. Karakter 王 dari 一 dan 土, atau dengan...

2. Karakter 王 dari 三 dan 丨, tiga garis horisontal dan satu garis tegak vertikal

1. Karakter 一 dan 土

Karakter satu garis horisontal 一 YI/I (Hokkien ; IT) yang artinya “ATAS” atau “LANGIT”, sedangkan karakter 土 TU yang artinya : “BUMI”.

Jadi karakter ; 一 YI/I (IT, Hokkien) dan 土 TU, mengandung arti LANGIT dan BUMI.

LANGIT dan BUMI adalah merupakan konteks “Dualitas” (Dua yang berbeda/berlawanan tapi berpasangan) yang disimbolkan dengan YIN-YANG dari filsafat tiongkok kuno yang bersumber dari TAO

2. Karakter 三 dan 丨

Karakter tiga garis horisontal ; 三 SAN, melambangkan : ”LANGIT, MANUSIA dan BUMI”.

Sedangkan garis tegak lurus/vertikal dari atas kebawah ; 丨, ...GUN (KUN) melambangkan : “RAJA”.

Garis tegak lurus/vertikal dari atas kebawah ; 丨, GUN(KUN) dalam arti yang mendalam adalah : dari atas (Langit) ke bawah (turun ke Bumi) yang merupakan interpretasi atau pengejawantahan dari “PUTRA LANGIT” atau “UTUSAN LANGIT” yang turun ke Bumi atau juga disebut sebagai “DEWA YANG TURUN KE BUMI” yang dalam tradisi ungkapan di JA-WA(ZHOU-HWA) disebut “DEWA MENGEJAWANTAH”


Jadi secara umum (universal/makro) karakter 三 dan 丨, mengandung arti RAJA (PUTRA LANGIT, UTUSAN LANGIT atau PENGEJAWANTAHAN DARI DEWA) YANG MENYATUKAN / MENGHUBUNGKAN / MENGONTROL / MENGELOLA LANGIT, MANUSIA dan BUMI.

Filsafat ini juga terkait erat dengan individu/Mikro (Diri pribadi).


Jadi kata 王 WANG adalah identik/sepadan dengan kata TIAN ZI 天子 (baca ; TIAN TZU/TIAN CHU) yang artinya “PUTRA LANGIT” seperti yang di jelaskan di atas.

KATA 王 WANG DAN FILSAFATNYA DIGUNAKAN DI JA-WA(ZHOU-HWA)

Dari penjabaran Filsafat karakter 王 WANG yang disebutkan diatas, dalam tradisi JA-HWA(ZHOU-HWA) sering disebutkan sebagai istilah/ungkapan “DEWA MENGEJAWANTAH”.


Selain itu istilah “DEWA MENGEJAWANTAH” diperjelas juga penjabarannya dengan istilah/

ungkapan HONG-WEI LAI-HENG 皇外 來王.

HONG-WEI LAI-HENG 皇外 來王.

HONG dari dialek Min Nan (Hokkien), dari kata HUANG 皇 yang artinya : MAHA AGUNG, MAHA PENGUASA, DEWA, KAISAR (MENGACU KAISAR LANGIT)

WI/WEI dari kata WEI/WAI 外 yang artinya DI LUAR, DI ATAS

LAI 來 yang artinya : DATANG, TIBA, TURUN, MENJADIKAN, UNTUK MELAKUKAN

HENG dari dialek Teochew, dari kata WANG 王 yang artinya : RAJA, KAISAR (DALAM DINASTI ZHOU), UNGGUL DALAM JENISNYA, MULIA, AGUNG, UNTUK... (MEMERINTAH, MENGELOLA, MENGENDALIKAN)

Jadi HONG WEI LAI HENG 皇外 來王 artinya MAHA PENGUASA DI LANGIT (KAISAR LANGIT) YANG BERADA DI ATAS TURUN (MENGEJAWANTAH) MENJADI RAJA DI BUMI


Dalam tradisi JA-WA(ZHOU-HWA) ungkapan/istilah HONG WEI LAI HENG 皇外 來王 banyak disebutkan dalam sastra-sastra Jawa, dalam upacara/ritual tertentu dan pada saat Da-lang ingin memulai suatu pertunjukkan Wa-Yang.

Dari penjelasan ini dapat di simpulkan istilah/ungkapan “DEWA MENGEJAWANTAH” dan “HONG WEI LAI HENG 皇外 來王” dalam tradisi di JA-WA(ZHOU-HWA) merupakan representasi atau penjabaran dari Filsafat karakter WANG 王 yang berasal dari Tiongkok Kuno sebagai interpretasi atau pengejawantahan dari ajaran leluhur Tiongkok yang disebut TAO.

SEJARAH PENGGUNAAN KATA WANG 王

Kata WANG 王 di sematkan untuk seorang TIAN ZI 天子 (baca ; TIAN TZU/TIAN CHU) yang artinya PUTRA LANGIT digunakan sebagai penguasa tunggal pada masa akhir Dinasti Shang 商 (1154-1123 SM atau 1060-1027 SM) dan menjadi terkenal/populer pada masa Dinasti Zhou 周.

Sesuai dengan kata WANG yang artinya RAJA nantinya keturunan tersebut akan menyandang predikat sebagai “KETURUNAN RAJA” atau sebagai WANG JIA 王家 (WANG CHIA, Hokkien : ONG KA/ONG KO) yang artinya RUMAH WANG/KELUARGA WANG/RUMAH KELUARGA WANG

ZI JIA 自家 (BACA ; TZU CHIA, HOKKIEN ; CHU KA) ARTINYA RUMAH ZI(TZU)/KELUARGA ZI(TZU)/RUMAH KELUARGA ZI(TZU)


Pada masa Kaisar Xin atau DI XIN 帝辛 yang merupakan Raja terakhir Dinasti Shang, mempunyai paman yang bernama BI GAN (PI KAN) 比干, nama aslinya ZI (TZU) 子

BI GAN (PI KAN) mendapatkan hukuman mati dari keponakannya yaitu DI XIN (Raja terakhir Dinasti Shang)

Setelah DI XIN di jatuhkan oleh JI FA 姬發 (Pendiri dinasti ZHOU, Raja WU dari ZHOU atau ZHOU WU WANG 周武王), anak dari BI GAN (PI KAN) mendapatkan wilayah dari JI FA dan keturunannya tersebut menggunakan WANG 王 (terkait dengan keluarga 林 LIN/LIM/LIEM/LAM/LING).

JI JIA 姬家 (BACA ; CHI CHIA, HOKKIEN ; KI KA) ARTINYA RUMAH JI(CHI)/KELUARGA JI(CHI)/RUMAH KELUARGA JI(CHI)

JI JIA 姬家 atau Keluarga JI 姬merupakan keluarga Kerajaan Dinasti ZHOU (1046-256 SM, versi tiongkok Tradisional 1121-255 SM).

Pada masa JI XIE XIN 姬 泄 心 atau ZHOU LING WANG 周 靈王 (Raja LING, dari Dinasti ZHOU) Raja ke-23 Dinasti ZHOU 571-545 SM, mempunyai putra JI JIN 姬晉 dan JI GUI 姬貴.

Awalnya JI JIN (atau disebut WANG ZI QIAO, Pangeran wilayah QIAO) adalah putra Mahkota yang akan menggantikan Raja LING (JI XIE XIN), dikarenakan JI JIN memberikan suatu pendapat kepada Raja namun pendapatnya tidak berkenan oleh Raja yang menjadikan JI JIN dicopot dari Putra Mahkota.

Putra JI JIN, ZONG JIN tetap menjadi SITU 司土 (Menteri Pertanahan Kerajaan) di istana, tetapi kemudian hari dia mengundurkan diri dan membawa keluarganya pindah ke wilayah TAI-YUAN 太原, SHANXI, keturunannya di kemudian hari menggunakan WANG 王.

GUI JIA 媯家 (BACA ; KUE/KWE CHIA) RUMAH GUI(KUE/KWE)/KELUARGA GUI(KUE/KWE)/

RUMAH KELUARGA GUI(KUE/KWE)

GUI JIA 媯家 merupakan garis keturunan dari GUI MAN 媯滿 pendiri Negara bagian (Wilayah bagian) CHEN.

GUI 媯 merupakan nama klan/keluarga atau XING 姓 (baca ; SING, Kanton ; SENG, Hokkien ; SING, SENG, SEN), sedangkan namanya adalah MAN 滿.

Keluarga GUI (KUE/KWE) merupakan keturunan dari Kaisar SHUN.

Pada masa JI FA 姬家, Raja WU dari Dinasti ZHOU (Raja pertama) melakukan penghormatan kepada Tiga Orang Bijak yang di Hormati atau disebut SAN KE(KO) 三 恪, Tiga orang Bijak tersebut adalah Kaisar YAO, Kaisar SHUN dan Kaisar YU (pendiri dinasti XIA).

Dari keturunan ke Tiga orang Bijak tersebut diberikan wilayah dengan maksud untuk membangun/membesarkan keturunan dari ke-Tiga orang bijak tersebut.

Salah satunya adalah GUI(KUE/KWE) MAN sebagai pewaris dari keturunan SHUN di nikahkan dengan DA JI 大姬 putri tertua dari JI FA (Raja WU Dinasti ZHOU) dan diberi wilayah CHEN (yang sekarang di kabupaten HUAI-YANG, provinsi HENAN), untuk itu dia disebut CHEN HU GONG 陳胡公 atau HU GONG MAN 胡公滿.

Dari keluarga GUI (KUE/KWE) ini akan menjadi Keluarga : CHEN, TIAN, SUN, WEN, XUE, dan WANG.

WANG 王 DIGUNAKAN UNTUK KATA WANG-SA/ WANG-SIA DI JA-WA (ZHOU-HWA)

Kata WANG 王 yang artinya “RAJA” digunakan dalam kata WANG-SA/WANG-SIA 王社.

Dalam sejarah di Nusantara/Indonesia banyak disebutkan kata WANG-SA/WANG-SIA baik dalam buku sejarah maupun di dalam prasasti yang tersebar.


WANG-SA/WANG-SIA王社


Kata WANG 王 sudah dijelaskan seperti di atas baik secara filsafat maupun secara asal sejarahnya.

Kata SA/SIA 社 adalah dialek Hakka atau Hokkien dari kata SHE 社.

SHE 社 artinya KELOMPOK, KELUARGA, KELOMPOK DARI KELUARGA TERTENTU, MASYARAKAT, TUAN TANAH

SHE 社 (pinyin ; SHE, wade giles ; SHE/SHEH)

Kanton dialek ; SE/SEH

Hakka dialek ; SA

Min Dong (Fu-Zhou/Fu-Chow/Hok-Chow) dialek ; SIA

Min Nan (Hokkien) ; SIA

Wu (Shanghainese) ; ZO/SO

Vietnam ; XA/SA


Jadi kata WANG-SA/WANG-SIA artinya KELUARGA RAJA (WANG) DARI KELUARGA JI YANG MENGACU KEPADA ZHOU-HWA (KELUARGA DINASTI ZHOU) YANG BERASAL DARI TIONG-KOK.


Oleh.

真 皓腦內

Jan Honone/Zhen Haonuonei.


Editor.

Koh Tzu


Dalam diskusi group sejarah 覓 探以 MI TAN-I 道佑...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber

Prasasti Kudadu Gunung Butak

Prasasti Kudadu ditemukan di lereng Gunung Butak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Putri Tidur. Gunung Butak berada dalam wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Prasasti Kudadu bertarikh 1216 Çaka atau bertepatan dengan 11 September 1294 M, dengan menggunakan aksara Kawi Majapahit. Prasasti ini dipahatkan pada lempeng tembaga (tamra praśasti) yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardha Anantawikramottunggadewa. Prasasti Kudadu atau yang dikenal juga dengan Prasasti (Gunung) Butak – sesuai dengan lokasi ditemukan prasasti – menyebutkan tentang pemberian anugerah raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sīma untuk dinikmati oleh pejabat Desa Kudadu dan keturunan-keturunannya sampai akhir zaman. Para pejabat Desa Kudadu itu mendapat anugerah demikian karena telah berjasa kepada raja sebelum dinobatkan menjadi raja dan masih bernama Narārya Saṃgrāmawijaya. Pada waktu itu, Sa

Prasasti Pedang Goujian (Raja Yue/Yi)

Pedang Goujian (simplified Chinese: 越王勾践剑; traditional Chinese: 越王勾踐劍) adalah artefak manuskrip arkeologis dari periode Musim Semi dan Musim Gugur (771-403 SM) yang ditemukan pada tahun 1965 di Hubei, Cina. Dibuat dari perunggu, terkenal karena ketajaman dan ketahanannya terhadap noda yang jarang terlihat pada artefak yang sudah sangat tua. Artefak manuskrip bersejarah Tiongkok kuno ini saat ini dimiliki dan disimpan oleh Museum Provinsi Hubei. Pada tahun 1965, ketika penelitian arkeologi dilakukan di sepanjang saluran air utama kedua Waduk Sungai Zhang di Jingzhou, Hubei, serangkaian makam kuno ditemukan di Kabupaten Jiangling. Penggalian dimulai pada pertengahan Oktober 1965, berakhir pada Januari 1966, akhirnya mengungkapkan lebih dari lima puluh makam kuno Negara Chu. Lebih dari 2.000 artefak ditemukan di situs tersebut, termasuk pedang perunggu berhias prasasti, yang ditemukan di dalam peti mati bersama dengan kerangka manusia. Peti mati itu ditemukan pada bulan Desember 1965, d