Dalam banyak diskusi sejarah, banyak orang khususnya di Indonesia yang tidak memahami sejarah di indochina khususnya apa yang disebut dengan Linyi(Champa), dalam sejarahnya wilayah vietnam bagian tengah dan selatan tercatat secara jelas dalam catatan tiongkok yang merupakan bagian integral sebagai pusat komando diselatan dari dinasti tiongkok itu sendiri meskipun beberapa ahli barat berusaha menafsirkan lain.
Secara teritorial, wilayah Linyi/Champa masih satu daratan yang menyatu dengan tiongkok dan masih dalam kawasan teluk tonkin/dongsong.
Sebelum dinasti Qin, wilayah Rinan/Linyi merupakan wilayah teritorial kerajaan Yi-Lang (Yelang/Yuelang) atau Van-Lang dalam bahasa Viet yang dihuni oleh suku-suku Yue/Yi/Li yang dalam catatan dinasti Qin disebut Bai-Yue (seratus suku Yue/Yi) atau Bach-Viet dalam bahasa viet.
Ri-Nan (Cina: 日南, p Rìnán; Vietnam: Nhật Nam), sebelumnya dikenal sebagai Jih-Nan, adalah komando paling selatan dari Kekaisaran tiongkok(dinasti Han). Rinan terletak di area tengah Vietnam modern antara provinsi Quảng Bình dan Bình Định.
Dalam bahasa lokal Rinan disebut dengan Indrapura atau nama kunonya adalah Amarta yang kemudian lebih dikenal dengan Amarawati atau Amurabhumi, wilayah itu dikelola oleh pemimpin(raja) lokal dengan gelar Warman (Hwa Er Man) di bawah arahan/pengawasan dari Jiedushi(gubernur, komisioner militer) Jiaozhi(annam) di Leilou atau Longbian (setelah sekitar 200 M) dekat Hanoi modern. Wilayah ini dahulu adalah bagian dari pemberontakan Trưng Trắc pada tahun 39 M, yang berhasil dipadamkan oleh jendral Ma Yuan dari dinasti Han.
Penamaan "Rinan" (yang berarti "Matahari Selatan", mengacu pada Belahan Bumi Selatan) aslinya adalah astronomis: di atas Tropic of Cancer, orang tiongkok selalu menghadap ke selatan selama upacara keagamaan tentang matahari.
Dalam Catatan Sejarah Agung (Records of the Grand Historian), Sima Qian mencatat bahwa Kekaisaran Qin telah menyebar/menguasai hingga ke Rinan(Linyi), di mana rumah-rumah menghadap ke utara, bukan selatan. [1] Dinasti Han mengklaim wilayah ini bagian dari dinasti Han sejak 111 SM setelah penaklukan mereka atas Nan-Yue [2] tetapi tidak mengelola/memerintah distrik(kerajaan) tersebut secara langsung sampai 48 SM. [1]
Di bawah dinasti Han Barat, tercatat memiliki 14.000 rumah tangga atau sekitar 69.000 orang. Beberapa utusan dari Roma (Da Qin) selama abad ke-1 dan ke-2 - termasuk Marcus Aurelius pada tahun 166 M tercatat pernah datang melalui Rinan (Linyi), mungkin melalui laut melalui India. [3]
Pada 264 M, selama pembagian Jiaozhou oleh Kaisar Jing dari Wu, Rinan ditempatkan di bawah komando(gubernur) Jiaozhou yang baru. [2]
Wilayah bawahan:
Zhuwu
Bijing
Xijuan
Lurong (Lô Dung)
Xianglin (Tượng Lâm)
Referensi:
1.^ a b Trương Thái Du. "A New Approach on Old Issues of Ancient Vietnamese History". Institute of Vietnamese Studies.
2.^ a b Vu Dinh Dinh. "Cochinchina: Reassessment of the Origin and Use of a Westernized Place Name". The Writers Post, vol. 9, Jan & Jul 2007.
3.^ Hill, John E. Through the Jade Gate to Rome: A Study of the Silk Routes during the Later Han Dynasty, 1st to 2nd Centuries CE, pp. 27 ff. BookSurge (Charleston), 2009. ISBN 978-1-4392-2134-1.
Komentar
Posting Komentar