Langsung ke konten utama

Qiu Chu Ji 丘處機 Dalam Kisah Pewayangan


Bagi pecinta kesenian wayang kulit di jawa tentu tidak asing mendengar tentang Dewa Ru-Chi yang memberikan wejangan-wejangan tingkat tinggi pada Werkudoro/Bimo, tetapi tahukah siapa sosok atau tokoh yang direpresentasikan sebagai dewa Ru-Chi tersebut??? 

Hampir semua dalang dan pecinta wayang jawa tidak mengetahui sama sekali tokoh tersebut dan menganggap tokoh Dewa Ru-Chi hanya sebagai tokoh imajinatif belaka dan tidak merepresentasikan tokoh manapun. Perlu diketahui bahw Dewa Ru-Chi merupakan representase dari seorang tokoh yang sangat terkenal dimasanya, lalu siapakah beliau yang direpresentasikan sebagai Dewa Ruchi dalam kisah pewayangan yang sumbernya berasal dari catatan kitab/naskah kuno jawa yang berjudul Nawaruchi tersebut? Marilah kita simak baik-baik tokoh berikut ini dengan hati dan pikiran yang terbuka tanpa tendensi apapun...


丘處機 Qiu Chu Ji atau 長春子 Chang Chun Zi (Chang Chun Tzu) 1148 - 23 Juli 1227 adalah salah satu dari Tujuh Murid 王重陽 Wang Chong Yang dari Sekolah Quan Zhen (Semua ajaran Benar) atau 全真道 Quan Zhen Dao.


Pada tahun 1219, Qiu Chu Ji di undang oleh Jenghis Khan, Qiu Chu Ji memulai perjalanan dari Shan Dong melalui Bei Jing pada Februari 1220.

Pada bulan Februari 1221, Qiu Chu Ji pergi, melintasi Mongolia timur ke kemah saudara laki-laki bungsu Jenghis, Otchigin dekat Danau Buyur di Kerulen atas-lembah Kherlen-Amur saat ini. Dari sana ia melakukan perjalanan ke barat daya menaiki Kerulen, melintasi wilayah Karakorum di utara-tengah Mongolia, dan tiba di Pegunungan Altai, mungkin lewat di dekat Uliastai sekarang. Setelah melintasi Altai ia mengunjungi Bishbalig-Ürümqi modern dan bergerak di sepanjang sisi utara jajaran Tian Shan ke Danau Sutkol, hari ini Sairam, Almaliq (atau Kota Yining), dan lembah ili yang kaya.

Dari sana, Qiu Chu Ji pergi melewati Balasgun dan Sungai Shu, dan menyeberangi sungai itu ke Talas dan wilayah Tashkent, dan kemudian melewati Syr Dayra ke Samarkand , tempat dia berhenti selama beberapa bulan. Akhirnya, melalui Gerbang Besi Termit, melewati Amu Darya dan melalui Balk dan Afghanistan utara, Qiu Chu Ji mencapai kemah Jenghis di dekat Hindu Kush .


Qiu Chu Ji diundang untuk menjelaskan kepada Jenghis Khan tenfang Filsafat Tao dan obat rahasia keabadian. Dia menjelaskan filosofi Tao dengan banyak cara untuk memperpanjang hidup tetapi dia dengan jujur ​​mengatakan tidak ada obat rahasia keabadian. Keduanya memiliki 12 percakapan yang mendalam.


Jenghis Khan menghormatinya dengan gelar Spiritual Keabadian dengan gelarnya 宗師 Zhong Shi.

Jenghis Khan juga menjadikan Qiu Chu Ji sebagai yang bertanggung jawab atas semua agama di kekaisaran Yuan yang bertempat di Kuil Awan Putih atau 白雲觀 Bai Yun Guan.

Percakapan mereka di catat dalam buku Xuan Feng Qing Hui Lu.


Pertemuan antara Qiu Chuji (Chang Chung) dengan Jengis Khan direpresentasikan dalam Kakawin Nawa Ru-Chi, dimana Jenghis Khan representasi sebagai Werkudoro sedangkan Qiu Chuji (Chang Chun) sebagai Dewa Ru-Chi yang mengungkapkan ajaran Kesempurnaan Lengkap atau Quan Zhen.

Jadi bisa disimpulkan Kakawin Nawa Ru-Chi ada diperkirakan dibuat/digubah sekitar pada masa Dinasti Yuan atau awal Ming.


Qiu Chu Ji juga mendapat gelar dari Kubilai Khan atau 世祖 Shi Zu dengan gelar 長春演道主教真人 Chang Chun Yan Dao Zhi Jiao Zhen Ren.


Qiu Chu Ji kemudian mendirikan sekolahan dengan nama 龍門派 Long Men Pai (Sekte Gerbang Naga).

Tujuh Murid Wang Chong Yang Quan Zhen Dao :

1. 馬鈺 Ma Yu

2. 譚處端 Tan Chu Duan

3. 劉處玄 Liu Chu Xuan

4. 丘處機 Qiu Chu Ji

5. 王處一 Wang Chu Yi

6. 郝大通 Hao Da Tong

7. 孫不二 Sun Bu Er


Oleh.

真 皓腦內

Jan Honone/Zhen Haonuonei.


Editor.

Koh Tzu

Referensi:

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Qiu_Chuji

https://en.m.wikipedia.org/wiki/

Wang_Chongyang

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Quanzhen_School

https://en.m.wikipedia.org/wiki/

White_Cloud_Temple



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Kedukan Bukit - Palembang

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146. --->>>Teks Prasasti Alih Aksara     svasti śrī śakavaŕşātīta 605 (604 ?) ekādaśī śu     klapakşa vulan vaiśākha dapunta hiya<m> nāyik di     sāmvau mangalap siddhayātra di saptamī śuklapakşa     vulan jyeşţha dapunta hiya<m> maŕlapas dari minānga     tāmvan mamāva yamvala dualakşa dangan ko-(sa)     duaratus cāra di sāmvau dangan jālan sarivu     tlurātus sapulu dua vañakña dātamdi mata jap     sukhacitta di pañcamī śuklapakşa vula...

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber...

Prasasti Yupa / Mulawarman dari Kutai

Prasasti Yupa atau Prasasti Mulawarman, atau disebut juga Prasasti Kutai, adalah sebuah prasasti yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai. Terdapat tujuh buah yupa/Tugu (sementara yang ditemukan) yang memuat prasasti, namun baru 4 yang berhasil dibaca dan diterjemahkan. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa (Pa-Lao-Wa /Lao-Lang) dan dalam bahasa campuran sansekerta dan Yi (Hok-Lo / Ge-Lao) Kuno, yang diperkirakan dari bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar 200 Masehi sesuai catatan kanung retawu terawal yg berkisar abad ke-2/3 M, meskipun sebagain sejarahwan menduga sekitar pd tahun 400 M. Prasasti ini ditulis dalam bentuk puisi anustub.[1] Isi prasasti yupa/mulawarman menceritakan Raja Mulawarman yang memberikan sumbangan kepada para kaum Brahmana berupa sapi yang banyak. Mulawarman disebutkan sebagai cucu dari Kudungga, dan anak dari Aswawarman. Prasasti ini merupakan bukti peninggalan tertua dari kerajaan yang beragama Dharma (Hindu?) di Indonesia. Nama Kutai umumnya digu...