Langsung ke konten utama

洛書 LO SHU ATAU PRASASTI (INKRIPSI/KODE) SUNGAI LO (LUO)

Dalam postingan kali ini, akan membahas sebuah prasasti kuno yang menjadi dasar matematis dan arsitektur kuno, banyak tempat di tiongkok maupun diluar tiongkok termasuk bangunan-bangunan kuno di nusantara seperti candi borobudur, prambanan dan lainnya dibangun berdasarkan perhitungan prasasti ini, terlepas diakui ataupun tidak, tetapi yang jelas leluhur nusantara yang merupakan bagian dari masyarakat tiongkok dimasa kunonya membawa pemahaman dan perhitungan tersebut ke nusantara saat bermigrasi.

Karena itulah sudah sewajarnya kita mengetahui dan memahami serta mempelajari pengetahuan dari para leluhur kita tersebut, pada postingan ini penulis mengajak untuk memahami prasasti kuno sungai lo yang mempunyai kandungan nilai yang dalam sebagai warisan leluhur, berikut penjelasan ringkasnya:


Dalam 洛書 LO SHU atau PRASASTI (INKRIPSI/KODE) SUNGAI LO (LUO) mempunyai 9 (SEMBILAN) SISI atau BAGIAN yang masing-masing SISI atau BAGIAN mempunyai jumlah TITIK yang berbeda.


Berikut jumlah TITIK dalam masing-masing SISI atau BAGIAN :

1. BAGIAN PUSAT (TENGAH/SUMBU) mempunyai 5 TITIK PUTIH (YANG)

2. BAGIAN ATAS (SELATAN) mempunyai 9 TITIK PUTIH (YANG)

3. BAGIAN KANAN ATAS (BARAT DAYA) mempunyai 2 TITIK HITAM (YIN)

4. BAGIAN KANAN (BARAT) mempunyai 7 TITIK PUTIH (YANG)

5. BAGIAN KANAN BAWAH (BARAT LAUT) mempunyai 6 TITIK HITAM (YIN)

6. BAGIAN BAWAH (UTARA) mempunyai 1 TITIK PUTIH (YANG)

7. BAGIAN KIRI BAWAH (TIMUR LAUT) mempunyai 8 TITIK HITAM (YIN)

8. BAGIAN KIRI (TIMUR) mempunyai 3 TITIK PITIH (YANG)

9. BAGIAN KIRI ATAS (TENGGARA) mempunyai 4 TITIK HITAM (YIN)


Di dalam diagram LO SHU dijelaskan bahwa TITIK TERANG berjumlah GANJIL melambangkan YANG dengan formasi ATAS – BAWAH dan KIRI – KANAN dengan angka : 9,1,3,7 dan 5, sedangkan TITIK GELAP berjumlah GENAP melambangkan YIN dengan formasi 4 (EMPAT) SUDUT (DIAGONAL) dengan 2,8,4 dan 6, LO SHU mempunyai angka 1 (SATU) sampai dengan 9 (SEMBILAN).


LO SHU berpola dengan membentuk 9 (SEMBILAN) SISI atau SEL atau RUANG (WILAYAH) dengan 3 X 3 RUANG, yang sama dengan pola 八卦 BA GUA (PAT KUA/KWA) oleh sebab itu LO SHU kadang disebut juga dengan nama 九宮圖 JIU GONG TU artinya DIAGRAM SEMBILAN RUANG (WILAYAH/TEMPAT) atau kadang disebut juga sebagai 9 (SEMBILAN) TEMPAT yang merepresentasikan BUMI, ini sama maknanya dengan kata 壇 TAN artinya ALTAR, TEMPAT UJIAN, PANGGUNG, ARENA suatu sebutan untuk merepresentasikan BUMI (TEMPAT/WILAYAH) yang kemudian kata tersebut menjadi nama dari kuil 天壇 TIAN-TAN, yang kata 天 TIAN artinya LANGIT (SURGA) yang dibangun pada tahun 1406-1420 M masa Dinasti MING oleh Kaisar YONG-LE, yang bangunan-bangunan dalam kompleks Kuil penuh dengan representasi dari DIAGRAM HE TU dan PRASASTI LO SHU.


LO SHU merupakan konsep dasar matematika Tiongkok kuno Numerologi berbasis dari 3 (TIGA) “TERNARY” dan Numerologi berbasis 9 (SEMBILAN) atau “NONARY”.


Dalam LO SHU setiap SISI (Tanpa SISI TENGAH / PUSAT / SUMBU) baik secara HORISONTAL, VERTIKAL dan DIAGONAL akan berjumlah 10 TITIK, kemudian jika ditambahkan dengan TITIK TENGAH/PUSAT/SUMBU akan berjumlah 15 TITIK atau = 10 + 5 TITIK (TITIK TENGAH/PUSAT/

SIMBU).


洛書 LO SHU terkait erat dengan 河圖 HE TU , 易經 YI JING (baca ; I CHING) yaitu TEKS TIONGKOK KUNO dan 八卦 BA GUA (PA KUA, PAT KWA) sebagai KONSEP DASAR KOSMOLOGI (SEMESTA atau KOSMIK) Tiongkok Kuno (TAO) yang diwariskan oleh DUA tokoh Tiongkok kuno yaitu FU-XI (FU-HSI) atau PAO-HSI/PO-HSI Milenium ke-5 SM dan Raja WEN dari ZHOU (JI CHANG) pada tahun 1152-1056 SM.

易經 YI JING atau I CHING juga dikenal sebagai KOSMOLOGI FILSAFAT 10 (SEPULUH) SAYAP atau 十翼 SHI YI.


河圖 HE TU dan 洛書 LO SHU juga sebagai Konsep dasar Numerologi, Aritmetika, Geomansi dan juga Astronomi (Proto Peta Bintang) kuno yang kemudian berkembang ke seluruh Dunia dan juga berkembang sebagai konsep dasar dalam banyak bidang seperti Kedokteran, Pengobatan, Bela-diri, dan dalam bidang keilmuan Tiongkok.


河圖 HE TU dan 洛書 LO SHU kemudian menjadi sebagai ARSITEKTUR BANGUNAN yang mempunyai 4 (EMPAT) SISI atau MUKA dengan 1 (SATU) TITIK PUSAT/TENGAH dengan ARSITEKTUR BERGAYA MANDALA yang merujuk kepada DIAGRAM HE TU


Sedangkan ARSITEKTUR BANGUNAN yang mempunyai 8 (DELAPAN) SISI atau MUKA dengan 1 (SATU) TITIK PUSAT/TENGAH atau ARSITEKTUR BERGAYA PAGODA yang merujuk kepada PRASASTI LO SHU dan 八卦 BA GUA (PA KUA/PAT KWA).


Oleh.

真 皓腦內

Jan Honone/Zhen Haonuonei.


Editor.

Koh Tzu


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber

Prasasti Kudadu Gunung Butak

Prasasti Kudadu ditemukan di lereng Gunung Butak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Putri Tidur. Gunung Butak berada dalam wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Prasasti Kudadu bertarikh 1216 Çaka atau bertepatan dengan 11 September 1294 M, dengan menggunakan aksara Kawi Majapahit. Prasasti ini dipahatkan pada lempeng tembaga (tamra praśasti) yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardha Anantawikramottunggadewa. Prasasti Kudadu atau yang dikenal juga dengan Prasasti (Gunung) Butak – sesuai dengan lokasi ditemukan prasasti – menyebutkan tentang pemberian anugerah raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sīma untuk dinikmati oleh pejabat Desa Kudadu dan keturunan-keturunannya sampai akhir zaman. Para pejabat Desa Kudadu itu mendapat anugerah demikian karena telah berjasa kepada raja sebelum dinobatkan menjadi raja dan masih bernama Narārya Saṃgrāmawijaya. Pada waktu itu, Sa

Prasasti Pedang Goujian (Raja Yue/Yi)

Pedang Goujian (simplified Chinese: 越王勾践剑; traditional Chinese: 越王勾踐劍) adalah artefak manuskrip arkeologis dari periode Musim Semi dan Musim Gugur (771-403 SM) yang ditemukan pada tahun 1965 di Hubei, Cina. Dibuat dari perunggu, terkenal karena ketajaman dan ketahanannya terhadap noda yang jarang terlihat pada artefak yang sudah sangat tua. Artefak manuskrip bersejarah Tiongkok kuno ini saat ini dimiliki dan disimpan oleh Museum Provinsi Hubei. Pada tahun 1965, ketika penelitian arkeologi dilakukan di sepanjang saluran air utama kedua Waduk Sungai Zhang di Jingzhou, Hubei, serangkaian makam kuno ditemukan di Kabupaten Jiangling. Penggalian dimulai pada pertengahan Oktober 1965, berakhir pada Januari 1966, akhirnya mengungkapkan lebih dari lima puluh makam kuno Negara Chu. Lebih dari 2.000 artefak ditemukan di situs tersebut, termasuk pedang perunggu berhias prasasti, yang ditemukan di dalam peti mati bersama dengan kerangka manusia. Peti mati itu ditemukan pada bulan Desember 1965, d