Langsung ke konten utama

KUBURAN BANGUNAN BERGAYA PIRAMID SEBAGAI TRADISI PENGUBURAN KUNO DI TIONGKOK

Dalam banyak hal piramid selalu identik dengan Mesir dan budayanya yang dianggap sangat maju pada jamannya, tetapi tahukah kalau bangunan bergaya piramid sudah ada jauh sebelum kebudayaan mesir ada, banyak penemuan yang mencengangkan bagi para ahli dunia tentang banyaknya piramida di china yang sengaja tidak ter-ekspose, sehingga para ahli harus merevisi sejarah dunia yang terlanjur diajarkan diseluruh dunia.

Selain itu di jawa tengah juga ada candi yang bergaya piramida yaitu candi Sukuh yang berkaitan dengan bangunan piramida-piramida di china tersebut, berikut akan dijelaskan secara komprehensif...


Kuburan dengan bangunan bergaya Piramid telah ada sejak budaya Neolitik (prasejarah) dalam Budaya Neolitik Hongshan (紅山文化 Hongshan Wenhua) tahun 4700-2900 SM diketumakannya situs kuburan dengan bangunan bergaya Piramid di situs 牛河梁 Niuhe Liang, di propinsi 辽宁 Liao Ning.

Kuburan dengan bangunan bergaya Piramid ini lebih tua dari bangunan Piramida Mesir yang dibangunan 2630-2610 SM menurut para arkeolog international.


Kuburan dengan bangunan bergaya Piramid ini juga menjadi bangunan kuburan Kaisar 秦始皇 Qin Shi Huang yang hidup 259-210 SM, situs kuburan tersebut terdapat di kecamatan Lintong, Xian, propinsi Shaanxi yang teksturnya dengan gundukan berbentuk seperti Piramid yang terpotong

Seperti halnya Kaisar QIn Shi Huang, Kaisar 漢武帝 Han Wu Di (刘彻 Liu Che) 156-87 SM di juga menjadi bangunan yang bergaya Piramid di wilayah 興平 Xing Ping, propinsi Shaanxi yang dikenal sebagai 茂陵 Mao Ling artinya Kuburan Mewah atau bermakana juga sebagai Piramida Putih Mewah dan masih banyak para Kaisar dan Raja Tiongkok yang bangunan Kuburannya bergaya Piramid seperti banyak yang ditemukan didalam situs-situs bersejarah Tiongkok.


Kuburan yang bangunannya bergaya Piramid ini direpresentasikan ke dalam salah satu bangunan yang terdapat didalam pelataran Candi Su-Ku dalam makna Bangunan tersebut yang melambangkan KEMATIAN atau yang disebut sebagai 沒老 MO-LAO (MO-LO) artinya SELALU MATI atau SEPANJANG WAKTU MATI, 沒 MO artinya MATI atau KEMATIAN.


Makna kata 祖古 SU-KU artinya LELUHUR KUNO

祖 ZU (TSU/SU) artinya LELUHUR atau NENEK MOYANG.

古 KU (GU) yang artinya TUA (KUNO)


Candi SU-KU terkait erat dengan Kakawin SUDDO MOLO atau SUDDA MALA

Kata SUD DA/SUD DA dari kata 卒到 ZU DAO yang maknanya adalah :

卒 Zu (Tsu/Su) artinya MENYELESAIKAN, MEMATIKAN, MENINGGALKAN, MENGAKHIRI

卒 Zu (Tsu/Su) dialek lain

Kanton : Zoet/Soet

Hakka (Khek) : Chut, Zud/Zut

Min Dong (Fu Zhou) : Couk, Tsou’

Min Nan (Hokkien) : Chut/Tsut, Zud/Sud/Sut

Teochew : Zug/Tsuk/Tsou’

Wu (Shanghai) : Tseq/Tse

Vietnam : Chot/Tsot, Chut/Tsut, Tot

到 Dao (Tao) artinya MENCAPAI, UNTUK DAPAT, SAMPAI KETUJUAN, BERHASIL MENYELESAIKAN,

到 Dao (Tao) dialek lain

Kanton : Dou, Do, Tou

Hakka (Khek) : To, Do

Min Dong (Fu Zhou) : Do, To

Min Nan (Hokkien) : To, Tau

Teochew : Dau/Tau

Wu ( Shanghai) : Tau, To

Vietnam : Dao, Dau, Tao


Makna kata 卒到 SUD-DA artinya UNTUK DAPAT MENYELESAIKAN atau MENINGGALKAN atau MENGAKHIRI

Sedangkan kata 沒老 MO-LAO (MO-LO) artinya SELALU MATI atau SEPANJANG WAKTU MATI


Jadi kata SUD-DA MA-LA (SUD-DO MOLO) artinya UNTUK MENGAKHIRI atau MENINGGALKAN KEADAAN KEMATIAN.

Secara Garis besar makna SUD-DA MA-LA (SUD-DO MO-LO) bermakna UNTUK SELALU MENINGGALKAN ATAU MENJAUHKAN DARI KEADAAN MARA BAHAYA ATAU MALA PETAKA YANG MENYEBABKAN KEMATIAN.

Didalam idiom atau kata-kata pengingat dalam tradisi Jawa dengan sebutan "E-LING LAN WASPADA".


Secara garis besar Kakawin SUD-DA MA-LA (SUD-DO MO-LO) membawa pesan untuk mengingatkan akan pentingnya KESEHATAN secara fisik, mental dan spiritual agar dapat selalu terlepas dari keadaan BAHAYA atau MALA PETAKA yang dapat menyebabkan KEMATIAN.


Oleh.

真 皓腦內

Jan Honone/Zhen Haonuonei.


Editor.

Koh Tzu


Referensi:

https://en.wikipedia.org/wiki/Chinese_pyramids

https://en.wikipedia.org/wiki/Niuheliang

https://en.wikipedia.org/wiki/Egyptian_pyramids

https://en.wikipedia.org/wiki/Mausoleum_of_the

_First_Qin_Emperor

https://en.wikipedia.org/wiki/Maoling

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber

Prasasti Kudadu Gunung Butak

Prasasti Kudadu ditemukan di lereng Gunung Butak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Putri Tidur. Gunung Butak berada dalam wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Prasasti Kudadu bertarikh 1216 Çaka atau bertepatan dengan 11 September 1294 M, dengan menggunakan aksara Kawi Majapahit. Prasasti ini dipahatkan pada lempeng tembaga (tamra praśasti) yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardha Anantawikramottunggadewa. Prasasti Kudadu atau yang dikenal juga dengan Prasasti (Gunung) Butak – sesuai dengan lokasi ditemukan prasasti – menyebutkan tentang pemberian anugerah raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sīma untuk dinikmati oleh pejabat Desa Kudadu dan keturunan-keturunannya sampai akhir zaman. Para pejabat Desa Kudadu itu mendapat anugerah demikian karena telah berjasa kepada raja sebelum dinobatkan menjadi raja dan masih bernama Narārya Saṃgrāmawijaya. Pada waktu itu, Sa

Prasasti Pedang Goujian (Raja Yue/Yi)

Pedang Goujian (simplified Chinese: 越王勾践剑; traditional Chinese: 越王勾踐劍) adalah artefak manuskrip arkeologis dari periode Musim Semi dan Musim Gugur (771-403 SM) yang ditemukan pada tahun 1965 di Hubei, Cina. Dibuat dari perunggu, terkenal karena ketajaman dan ketahanannya terhadap noda yang jarang terlihat pada artefak yang sudah sangat tua. Artefak manuskrip bersejarah Tiongkok kuno ini saat ini dimiliki dan disimpan oleh Museum Provinsi Hubei. Pada tahun 1965, ketika penelitian arkeologi dilakukan di sepanjang saluran air utama kedua Waduk Sungai Zhang di Jingzhou, Hubei, serangkaian makam kuno ditemukan di Kabupaten Jiangling. Penggalian dimulai pada pertengahan Oktober 1965, berakhir pada Januari 1966, akhirnya mengungkapkan lebih dari lima puluh makam kuno Negara Chu. Lebih dari 2.000 artefak ditemukan di situs tersebut, termasuk pedang perunggu berhias prasasti, yang ditemukan di dalam peti mati bersama dengan kerangka manusia. Peti mati itu ditemukan pada bulan Desember 1965, d