Langsung ke konten utama

PANDAWA Menurut Filsafat TAO


Dalam pagelaran wayang kulit yang menceritakan tentang perang Barata Yuda (Mahabharata), dalam epos itu diceritakan ada 2 pihak/kelompok yang berseberangan dan saling berperang antara yang satu dan yang lain, dua kelompok itu adalah Pandawa dan Kurawa yang menyimbulkan baik dan buruk atau putih dan hitam yang merupakan simbol Ying dan Yang.

Pandawa merupakan representasi dari konstelasi bintang utama yang berjumlah lima bintang, berikut penjelasan singkatnya:


方斗 FANG DOU atau FAN DU (PAN DU)

方 FANG atau FAN artinya ARAH

斗 DOU artinya BEI DOU atau RESI BINTANG 北斗 BEI DOU (BIDUK) KECIL atau disebut juga sebagai BERUANG KECIL atau URSA MINOR yang keberadaannya di posisi KUTUB UTARA atau 北極 BEI JI.


Kata PAN DU yang juga bermakna sebagai arahan atau panduan untuk menuju arah (penunjuk arah) yang benar yaitu Kutub Langit Utara sebagai Pusat Semesta atau Pusat Langit.


Dalam Asterisme atau Resi Bintang Kutub Utara ini atau 北極 BEI JI mempunyai konstelasi Bintang yang Berjumlah LIMA BINTANG untuk itu dinamakan sebagai 方大畫 FANG DA HUA atau FAN DA WA (PAN DA WA) artinya GAMBAR (BENTUK/KONSTELASI BINTANG) ARAH YANG UTAMA.


Di dalam BA GUA atau PA KUA atau PAT KWA bahwa 乾 QIAN (CHIEN) atau KAN yang bermakna LANGIT, LAKI-LAKI akan berpasangan atau berlawanan dengan

坤 KUN artinya BUMI, WANITA.

untuk itu PAN DU atau FANG DOU berpasangan dengan KUN TI sebagai Ibu dari PAN DA WA.

Sedangkan makna 底 DI atau TI artinya DIBAWAH, jadi bahwa FANG DOU atau PAN DU sebagai yang merujuk LANGIT DIATAS sedangkan 坤底 KUN TI merujuk BUMI DIBAWAH, ponotik yang sama DI atau TI dengan karakter 地 artinya BUMI, TANAH.


Seperti yang disebutkan dalam filsafat TAO yang menjadi pepatah Tiongkok 父天而母地 FU TIAN ER MU DI (FU TIEN ER MU TI) artinya BAPAK/AYAH LANGIT DAN IBU BUMI/PERTIWI (TANAH) dan dalam pepatah Jawa disebut BAPAK LANGIT - IBU BUMI atau IBU BUMI BOPO ANGKOSO.


Mahabharata atau Bharata Yudha merupakan karya dari seorang yang disebut sebagai BA GUA WAN atau BA GA WAN. Jadi isi kitab tersebut merupakan representasi atau penjelasan mengenai BA GUA atau PA KUA atau PAT KWA, sedangkan makna 卍 WAN artinya BINTANG BEIDOU yang memutari poros semesta di KUTUB LANGIT UTARA atau yang disebut sebagai SWASTIKA.


Demikian sedikit filsafat TAO mengenai PANDAWA seperti apa yang di kiaskan dalam Mahabharata dan Bharata Yudha.



Oleh.

真 皓腦內

Jan Honone/Zhen Haonuonei.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasasti Kedukan Bukit - Palembang

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146. --->>>Teks Prasasti Alih Aksara     svasti śrī śakavaŕşātīta 605 (604 ?) ekādaśī śu     klapakşa vulan vaiśākha dapunta hiya<m> nāyik di     sāmvau mangalap siddhayātra di saptamī śuklapakşa     vulan jyeşţha dapunta hiya<m> maŕlapas dari minānga     tāmvan mamāva yamvala dualakşa dangan ko-(sa)     duaratus cāra di sāmvau dangan jālan sarivu     tlurātus sapulu dua vañakña dātamdi mata jap     sukhacitta di pañcamī śuklapakşa vula...

Prasasti Canggal / Gunung wukir Desa Kadiluwih Magelang

Prasasti canggal atau dikenal juga dengan nama Prasasti Gunung Wukir merupakan salah satu dari sekian banyak bukti sejarah akan keberadaan dan kebesaran kerajaan Mataram. Peninggalan kerajaan Mataram Kuno tersebut ditemukan di wilayah Magelang tepatnya berada di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam Magelang. Sebagaimana peninggalan sejarah pada masanya prasasti ini juga dibuat dengan sebuah batu bertuliskan aksara pallawa serta memuat simbol dalam menunjukkan waktu pembuatannya. Simbol yang terdapat dalam menggambarkan angka tahun berbunyi Sruti-Indriy- Rasa yang kemudian diterjemahkan oleh para peneliti dengan angkat tahun 654 saka atau enem-limo-papat (dalam bahasa jawa) yang berarti bertepatan dengan tahun masehi ke- 732. Prasasti canggal memiliki isi sebanyak 12 bait yang di dalamnya menerangkan mengenai berdirinya dinasti sanjaya sebagai penguasa di wilayah jawa sebagai pengganti raja Sanna yang telah tiada. Selain hal tersebut prasasti peninggalan kerajaan mataram kuno ini juga ber...

Prasasti Yupa / Mulawarman dari Kutai

Prasasti Yupa atau Prasasti Mulawarman, atau disebut juga Prasasti Kutai, adalah sebuah prasasti yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai. Terdapat tujuh buah yupa/Tugu (sementara yang ditemukan) yang memuat prasasti, namun baru 4 yang berhasil dibaca dan diterjemahkan. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa (Pa-Lao-Wa /Lao-Lang) dan dalam bahasa campuran sansekerta dan Yi (Hok-Lo / Ge-Lao) Kuno, yang diperkirakan dari bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar 200 Masehi sesuai catatan kanung retawu terawal yg berkisar abad ke-2/3 M, meskipun sebagain sejarahwan menduga sekitar pd tahun 400 M. Prasasti ini ditulis dalam bentuk puisi anustub.[1] Isi prasasti yupa/mulawarman menceritakan Raja Mulawarman yang memberikan sumbangan kepada para kaum Brahmana berupa sapi yang banyak. Mulawarman disebutkan sebagai cucu dari Kudungga, dan anak dari Aswawarman. Prasasti ini merupakan bukti peninggalan tertua dari kerajaan yang beragama Dharma (Hindu?) di Indonesia. Nama Kutai umumnya digu...