Bahasa China Yang Mana? Bahasa Cina Itu Apa Sih?
Artikel ini membahas tentang apa yang dimaksud dengan bahasa Cina (bahasa Tionghoa), sejarah singkatnya, penggolongannya, serta contoh kosakata yang diserap ke bahasa Indonesia
"Bang, beli siomay goceng, dong, kamsia ya"
"Ah, gak cuan gua kalo lu ngutang melulu"
"Kongkow dulu yuk, tempat mah cincai lah"
Kalimat-kalimat di atas pastinya dah gak asing lagi kan, di telinga lo? Nah, dari kalimat-kalimat tersebut, lo ada perhatiin gak, kata-kata yang kok kedengarannya gak kayak bahasa Indonesia ya? Hayo, kata-katanya yang mana aja?
Goceng, siomay, kamsia, cuan, kongkow, cincai.
Yup, kata-kata ini memang bukan kosakata asli dalam bahasa Indonesia, mereka adalah kata serapan. Kira-kira, mereka diserap dari bahasa apa, ya? Kalo gue nanya ke orang-orang, kebanyakan dari mereka pasti menjawab bahasa Cina (bahasa Tionghoa). Bener gak? Well, benar dan salah sih, hehe. Selama ini mungkin lo berpikir bahwa kata-kata yang bunyinya seperti itu berasal dari bahasa Tionghoa.
Namun, sebenarnya yang namanya bahasa Cina itu gak ada.
Hah? Jadi sebenernya kata-kata tersebut berasal dari bahasa apa? Nah di artikel ini akan gue jelasin, supaya lo nantinya gak salah pemahaman lagi tentang yang namanya bahasa Cina. Terlebih lagi, artikel ini mungkin bakal menarik bagi lo yang gemar/minat dengan bahasa asing, terutama terhadap bahasa-bahasa yang berasal dari Tiongkok. Yuk, kita bahas.
Bahasa Cina?
Sebenarnya, yang namanya bahasa Cina itu tidak ada, loh. Bahasa Cina itu sendiri sebenarnya adalah rumpun bahasa. Jadi, kalau kita sebut sebagai “bahasa Cina”, gak tepat, guys, karena ia bukan merupakan sebuah bahasa, melainkan kumpulan dari beberapa bahasa yang berasal dari Tiongkok. So, mulai dari sekarang, jangan sebut “bahasa Tionghoa” atau “bahasa Cina” lagi, ya, istilah yang benar adalah Rumpun Bahasa Tionghoa, atau Rumpun Bahasa Cina.
Penggolongan Rumpun Bahasa Cina
Nah, karena tadi gue bilang bahwa “bahasa Cina” sebenarnya adalah rumpun bahasa yang terdiri atas beberapa bahasa, sekarang coba kita lihat bahasa-bahasanya apa aja.
Mandarin [官话]
Bahasa yang paling banyak dipakai. Bahasa Mandarin merupakan bahasa nasional dan bahasa utama di Republik Rakyat Tiongkok, Republik Tiongkok (Taiwan), serta satu dari bahasa nasional di DOK (Daerah Otonomi Khusus) Hong Kong, DOK Makau, serta Singapura.
Jin [晋语]
Bahasa yang sangat dekat dengan bahasa Mandarin, digunakan di Shanxi dan sekitarnya.
Wu [吴语]
Secara informal disebut juga sebagai bahasa Shanghai dan berbeda dengan bahasa Mandarin, digunakan di daerah Shanghai, Suzhou, Anhui, Zhejiang, dan Anhui.
Min (Hokkien) [闽语]
Bahasa yang berasal dari Fujian dan Guangdong, di Indonesia disebut juga sebagai bahasa Hokkien.
Hakka (Khek) [客家语]
Bahasa yang juga berasal dari Fujian dan Guangdong, memiliki kedekatan dengan Hokkien. Di Indonesia, bahasa ini dikenal juga sebagai bahasa Khek.
Teochew [潮州话]
Bahasa yang merupakan varian dari bahasa Hokkien, dikenal juga sebagai bahasa Tiochiu di Indonesia.
Gan [赣语]
Bahasa yang berasal dari Jiangsi, memiliki kedekatan historis dengan bahasa Khek.
Xiang [湘语]
Bahasa yang berasal dari Hunan dan Hubei Selatan.
Yue [粤语]
Bahasa yang juga berasal dari Guangdong, varian utamanya dikenal juga sebagai bahasa Kanton (Hong Kong).
Hui [徽州话]
Bahasa yang berasal dari Anhui Selatan, memiliki ciri-ciri dari bahasa Mandarin, Gan, dan Wu.
Ping [平话]
Bahasa yang diduga berasal dari Guanxi, memiliki ciri-ciri dari bahasa Xiang dan Yue.
Wah, banyak banget, ya. Ini aja baru bahasa-bahasa yang sudah diklasifikasikan, loh, masih banyak lagi varian Tionghoa yang belum diklasifikasikan. Bahkan, untuk orang Tiongkok sendiri, istilah untuk bahasa nasional mereka ada banyak, seperti:
中文 = zhongwen, artinya bahasa Cina.国语 = guoyu, artinya bahasa negara.普通话 = putonghua, artinya “common language”华语 = huayu, artinya bahasa Tionghoa, istilah yang dipakai oleh keturunan Tionghoa di Asia Tenggara汉语 = hanyu, artinya bahasa orang Han, karena memang bahasa Mandarin adalah bahasa aslinya etnis Han di Tiongkok.
Beberapa ahli bahasa menganggap bahwa beberapa bahasa di atas sebenarnya adalah bahasa yang sama, hanya memiliki varian dialek, menggunakan sistem penulisan yang sama (hanzi) serta mengandung banyak kesamaan kosakata. Namun, kalo menurut gue (dan banyak ahli lain juga), bahasa-bahasa teresebut adalah bahasa-bahasa tersendiri, yang layak dikategorikan sebagai bahasa-bahasa yang utuh, karena mereka memiliki perbedaan fonologis yang sangat signifikan. Coba lo bandingkan dengan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia, bahasa Batak, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dll., mereka adalah bahasa-bahasa yang berbeda, kan?
Sejarah Rumpun Bahasa Cina
Kalo lo udah baca artikel kak Marcel tentang Runtuhnya dinasti terakhir Tiongkok, lo pasti tahu bahwa Tiongkok memiliki sejarah yang sangat panjang. Begitu pula dengan bahasa-bahasanya. Secara umum, sejarah rumpun bahasa Tionghoa dibagi ke dalam 3 periode, yaitu:
Periode Kuno
Merupakan periode awal bahasa Cina. Di periode ini belum banyak varian dari bahasa Cina, cenderung terpusat pada bahasa Tionghoa yang digunakan di Dinasti Zhou (1122-256 SM), kemudian diteruskan oleh Dinasti Han. Di era Dinasti Han, kitab-kitab Konghucu serta karya sastra kuno dijadikan sebagai standar bahasa Cina Kuno. Di era ini juga Dinasti Han membuat standar ucap yang disebut sebagai Fonologi Tiongkok Kuno. Sebagian besar kosakata di periode ini adalah monosyllabic (satu silabel untuk satu kata). Di periode ini terdapat beberapa varian bahasa lokal yang sebagian besar tidak diregulasi, sehingga hanya diwariskan dari mulut ke mulut.
Periode Tengah
Di periode ini mulai nampak ada regulasi yang lebih terstandar, terutama di era Dinasti Tang (abad 6-10 M). Fonologi Tiongkok Kuno disempurnakan menjadi Kamus Rima Qieyun. Di era ini varian bahasa Cina pecah menjadi banyak, beberapa di antaranya menjadi basis bagi bahasa Mandarin, Yue, serta Wu. Di era ini pula sistem penulisan Hanzi memberi pengaruh bagi bahasa-bahasa di luar Tiongkok seperti bahasa Jepang, Vietnam, serta Korea. Regulasi bahasa juga diteruskan oleh Dinasti Ming (abad 14-17 M), dan secara resmi diberi nama Guanhua (official language).
Periode Baru
Meski Dinasti Ming pernah menetapkan Guanhua, varian bahasa yang digunakan di Tiongkok di akhir era dinasti tersebut masih sangat banyak, sehingga pada abad ke-17, Dinasti Qing melakukan sebuah standarisasi yang dinamakan Zhengyin Shuyuan, di mana bahasa Mandarin Beijing ditetapkan sebagai standar bahasa nasional. Namun, proses ini kurang berjalan dengan baik, hingga akhirnya baru rampung 2 abad kemudian.
Periode Modern
Pada tahun 1912, setelah Republik Tiongkok berdiri, mereka membentuk sebuah badan yang dinamakan Duyin Tongyi Hui (Komite Pemersatuan Tata Ucap), dan menyempurnakan regulasi bahasa yang sempat dijalankan oleh Dinasti Qing. Sebagai hasilnya, bahasa Mandarin Beijing tetap dijadikan standar, dan terbentuklah cara menulis baru yang dinamakan Zhuyin. Zhuyin mempermudah penulisan dan pembacaan Hanzi dengan memecah komponen Hanzi menjadi guratan-guratan individual. Kemudian di tahun 1950-an, didasarkan atas kebutuhan untuk melakukan alih tulisan (transliterasi) dari Hanzi ke huruf Latin, dibuatlah sistem penulisan yang dinamakan Hanyu Pinyin.
Pengaruh Rumpun Bahasa Cina ke Bahasa Lain
Karena besarnya pengaruh budaya Tiongkok ke area sekitarnya selama ribuan tahun, sistem bahasanya pun memberi pengaruh kepada bahasa-bahasa lain. Hal ini sangat tampak dari sistem penulisan mereka, yaitu Hanzi. Bangsa Jepang mengadopsi Hanzi ke dalam bahasanya menjadi Kanji, Bangsa Korea mengadopsi Hanzi menjadi Hanja, dan Bangsa Vietnam mengadopsi Hanzi menjadi Hán tự.
Nah, di bahasa Indonesia sendiri, selain kosakata yang gue sebut di atas tadi, ada banyak banget kosakata yang mendapat pengaruh dari Rumpun Bahasa Cina, baik dalam ragam formal maupun informal. Berikut ini daftar kosakata bahasa Indonesia yang diserap dari Rumpun Bahasa Cina:
Nah, sekarang lo udah paham kan, bahwa sebenarnya yang namanya “bahasa Cina” itu bukanlah sebuah bahasa, melainkan sekumpulan bahasa-bahasa yang ada di Tiongkok. Sama seperti bahasa-bahasa lokal yang ada di negara kita, di Tiongkok juga terdapat banyak sekali bahasa lokal.
Sekian dulu tulisan gue kali ini, semoga bisa bermanfaat buat lo, terutama bagi lo yang tertarik untuk mendalami bahasa Cina (ups, bahasa Mandarin, maksudnya), atau mungkin untuk memperdalam minat lo dalam mempelajari bahasa asing, seperti yang pernah gue bahas di artikel sebelumnya. Dengan mempelajari seluk-beluk bahasa-bahasa Tiongkok, semoga motivasi lo untuk mempelajari bahasa Mandarin (dan bahasa-bahasa Tiongkok lainnya) bisa bertambah, dan ujung-ujungnya bisa membantu lo juga dalam menguasai bahasa-bahasa tersebut. Sampai jumpa di artikel berikutnya ya, zai jian!
Oleh. YUUJI-SENSEI
Sumber. https://www.zenius.net/blog/17705/bahasa-cina
Komentar
Posting Komentar